Turki Curigai Konspirasi di Balik Ranjau Laut Hitam
loading...
A
A
A
Pasukan Turki telah mendeteksi dan menjinakkan atau menghancurkan setidaknya tiga ranjau sejak Rusia memulai serangan militernya di Ukraina pada Februari.
Banyak lagi bahan peledak semacam itu yang mungkin masih mengambang di perairan Laut Hitam.
“Kami tidak tahu siapa yang meninggalkan ranjau di Laut Hitam,” papar Akar.
Dia menambahkan, “Mereka buatan Rusia, tetapi masalah negara mana yang meninggalkannya sedang diselidiki. Ada laporan bahwa ada sekitar 400 ranjau. Kami berbicara dengan pihak berwenang Bulgaria dan Rumania. Mereka juga melakukan pemantauan.”
Kekhawatiran lain adalah cara ranjau dikerahkan. Akar mengatakan bahan peledak seperti itu biasanya dirancang untuk mengunci diri mereka sendiri ketika terlepas dari kabel yang menahan mereka pada posisinya, tetapi tidak demikian halnya dengan ranjau yang ditemukan dalam beberapa pekan terakhir.
“Jadi bisa saja dibiarkan seperti itu dengan sengaja. Kami sedang menyelidiki,” papar dia.
Kiev menuduh militer Rusia melakukan berbagai kekejaman, yang oleh Amerika Serikat (AS) dan anggota NATO lainnya sebagai fakta dan disebut sebagai kejahatan perang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh pasukan Rusia meletakkan ranjau di Laut Hitam sebagai "amunisi melayang yang tidak terkendali," menciptakan "ancaman terburuk bagi keamanan internasional sejak Perang Dunia II."
Moskow telah membantah tuduhan itu, dengan mengatakan Ukraina sedang mencoba memanipulasi liputan media tentang konflik tersebut.
Faktanya, Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan bahwa Ukraina yang menempatkan bahan peledak di Laut Hitam, mengerahkan 420 ranjau jangkar "usang" di luar beberapa pelabuhannya.
Banyak lagi bahan peledak semacam itu yang mungkin masih mengambang di perairan Laut Hitam.
“Kami tidak tahu siapa yang meninggalkan ranjau di Laut Hitam,” papar Akar.
Dia menambahkan, “Mereka buatan Rusia, tetapi masalah negara mana yang meninggalkannya sedang diselidiki. Ada laporan bahwa ada sekitar 400 ranjau. Kami berbicara dengan pihak berwenang Bulgaria dan Rumania. Mereka juga melakukan pemantauan.”
Kekhawatiran lain adalah cara ranjau dikerahkan. Akar mengatakan bahan peledak seperti itu biasanya dirancang untuk mengunci diri mereka sendiri ketika terlepas dari kabel yang menahan mereka pada posisinya, tetapi tidak demikian halnya dengan ranjau yang ditemukan dalam beberapa pekan terakhir.
“Jadi bisa saja dibiarkan seperti itu dengan sengaja. Kami sedang menyelidiki,” papar dia.
Kiev menuduh militer Rusia melakukan berbagai kekejaman, yang oleh Amerika Serikat (AS) dan anggota NATO lainnya sebagai fakta dan disebut sebagai kejahatan perang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh pasukan Rusia meletakkan ranjau di Laut Hitam sebagai "amunisi melayang yang tidak terkendali," menciptakan "ancaman terburuk bagi keamanan internasional sejak Perang Dunia II."
Moskow telah membantah tuduhan itu, dengan mengatakan Ukraina sedang mencoba memanipulasi liputan media tentang konflik tersebut.
Faktanya, Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan bahwa Ukraina yang menempatkan bahan peledak di Laut Hitam, mengerahkan 420 ranjau jangkar "usang" di luar beberapa pelabuhannya.