Medvedev Kecam Provokasi Bucha dan Propaganda Rumah Sakit Mariupol

Selasa, 05 April 2022 - 16:49 WIB
loading...
Medvedev Kecam Provokasi...
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev. Foto/sputnik
A A A
MOSKOW - Selama akhir pekan, pihak berwenang dan media Ukraina mengedarkan rekaman dari Bucha dekat ibukota Kiev yang memperlihatkan sejumlah mayat di jalan-jalan kota.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia mengatakan semua foto dan video adalah "provokasi" yang dipentaskan karena pasukan Rusia telah sepenuhnya ditarik dari kota itu pada awal 30 Maret.

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengecam provokasi Bucha dan informasi di rumah sakit bersalin Mariupol sebagai, "Palsu yang dibuat dalam imajinasi sinis propaganda Ukraina."



Dia menulis di saluran Telegramnya bahwa, “Pemalsuan ini dibuat untuk sejumlah besar uang oleh banyak agen Public Relation (PR) dan 'pabrik troll' yang diawasi pemerintah Barat dan NGO 'lentur' mereka."



Medvedev menambahkan batalyon nasionalis Ukraina siap membunuh warga sipil demi memfitnah dan menuding Rusia tidak manusiawi.



"Hari demi hari, berita tentang 'cerita horor' dan 'kemenangan' (oleh Angkatan Darat Ukraina) menjadi lebih delusi. Namun, mesin palsu Kiev tidak berhenti pada apa pun!" tegas Medvedev.

"Semua karena 'Ukrainaisme' yang mendalam ini, yang didorong oleh racun anti-Rusia dan kebohongan besar tentang identitasnya, adalah salah besar," tulis Medvedev.

Dia menambahkan, "Fenomena ini tidak pernah ada dalam sejarah, dan tidak sekarang."

Dia juga menunjuk pada penyebaran ideologi Nazi di kalangan militer Ukraina, menekankan di hampir setiap unit Angkatan Darat Ukraina yang disita oleh pasukan Rusia, spanduk, literatur, dan poster Nazi ditemukan.

"Ini bukan permainan estetika fasis seperti yang coba dibuktikan orang Barat kepada kami. Ini adalah ideologi," tegas Wakil Ketua Dewan Keamanan.

Provokasi Bucha

Pernyataan itu muncul setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov menggambarkan provokasi Bucha sebagai "serangan palsu lainnya" yang coba digunakan Ukraina untuk melawan Rusia.

Dia menekankan adegan mengerikan di Bucha dipentaskan setelah pasukan Rusia meninggalkan kota, dengan pihak berwenang Ukraina, yang dibujuk oleh "pelindung Barat" mereka, mempromosikan "video palsu" dari Bucha melalui media sosial.

“Prajurit Rusia meninggalkan kota ini pada 30 Maret, pada tanggal 31 Maret walikota kota dengan sungguh-sungguh mengatakan semuanya beres, dan dua hari kemudian kita melihat bagaimana pertunjukan itu diselenggarakan di jalanan, yang sekarang mereka coba gunakan untuk tujuan anti-Rusia," ungkap Lavrov.

Ini terjadi setelah media Ukraina dan Barat menuduh Rusia berada di balik pembunuhan massal warga sipil di Bucha ketika mereka menyebarkan rekaman yang menunjukkan mayat berserakan di jalan-jalan kota.

Moskow dengan keras menolak tuduhan itu, menyebut rekaman dari Bucha sebagai "provokasi lain" yang diproduksi Kiev secara khusus untuk media di Barat.

Bulan lalu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov menolak klaim keterlibatan Rusia dalam serangan 9 Maret di rumah sakit bersalin Mariupol sebagai "provokasi informasi oleh Kiev".

Dia menekankan rezim gencatan senjata telah diumumkan pasukan Rusia pada 9 Maret untuk memungkinkan evakuasi penduduk Mariupol, dan bahwa pesawat Rusia tidak terbang di atas kota hari itu.

Militer Rusia juga berulang kali memperingatkan tentang kehadiran pasukan Ukraina dan militan resimen neo-Nazi Azov di rumah sakit kota itu.

Pada 24 Februari, Rusia meluncurkan operasi militer khusus untuk mendemilitarisasi dan mende-Nazifikasi Ukraina, menanggapi seruan bantuan dari Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk yang mengalami serangan intensif selama berminggu-minggu oleh pasukan Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan operasi itu semata-mata menargetkan infrastruktur militer Ukraina dengan senjata presisi tinggi, dan penduduk sipil tidak dalam bahaya.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2044 seconds (0.1#10.140)