Seteru Korut-Korsel Memanas, Pesawat Kim Jong-un Tinggalkan Pyongyang
loading...
A
A
A
SEOUL - Di saat perseteruan antara Pyongyang dan Seoul memanas, pesawat pribadi pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un terlacak meninggalkan Pyongyang.
Flightradar24, pelacak penerbangan online yang berbasis di Swedia, menunjukkan data real-time tentang pergerakan pesawat diktator muda Pyongyang tersebut. Pesawat Air Koryo, yang diidentifikasi sebagai Antonov An-148, terlihat terbang ke arah kota Hamhung sekitar pukul 10.00 pagi setelah berangkat dari Pyongyang pada Rabu.
Mengutip laporan kantor berita Yonhap, Kamis (18/6/2020), pesawat An-148 kehilangan sinyal setelah tiba di daerah dekat kota Yodok, Provinsi Hamgyong Selatan.
Kim Jong-un sebelumnya menggunakan pesawat An-148, dengan jangkauan maksimum 1.300 hingga 2.700 mil, selama kunjungan panduan lapangan. Menurut laporan Yonhap, sangat mungkin pemimpin Korea Utara—yang tidak mendapat sorotan publik dalam beberapa hari terakhir—ada di pesawat tersebut. (Baca: Korut Rilis Foto Penghancuran Kantor Penghubung Dua Korea )
Media yang berbasis di Seoul itu bespekulasi bahwa Kim kemungkinan menuju Sinpo Shipyard, tempat rezim Korut membangun senjata, termasuk rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM). Di Sinpo, Korea Utara telah melakukan beberapa tes SLBM. Kapal selam juga dibangun di galangan kapal tersebut.
Pemimpin Korea Utara itu telah menahan diri untuk tidak mengeluarkan pernyataan publik ketika adik perempuannya; Kim Yo-jong, terus mengumbar ancaman nyaris setiap hari terhadap Korea Selatan (Kosel).
Kim Yo-jong telah tampil garang dalam sepekan terakhir. Perempuan muda yang diyakini sebagai perempuan terkuat Korut ini telah mengancam meluncurkan aksi militer terhadap Korsel. Alasannya, Seoul dianggap tidak bertindak untuk menghentikan ulah para pembelot Korut yang berbasis di Korea Selatan menerbangkan materi propaganda anti-Kim Jong-un ke wilayah Korea Utara.
Di bawah arahan Kim Yo-jong, Korea Utara telah memutuskan seluruh jalur komunikasi dengan Korea Selatan dan menyatakan tetangganya tersebut sebagai musuh. Militer Pyongyang bahkan telah meledakkan kantor penghubung dua Korea di wilayah Kaesong pada hari Selasa. Tak hanya itu, tentara Pyongyang juga disiagakan di perbatasan Korut dan Korsel. (Baca: Ketegangan Meningkat, Militer Korsel Tebar Ancaman pada Korut )
Sementara itu, militer Korea Selatan tak mau kalah. Mereka memperingatkan Pyongyang akan membayar mahal jika nekat menyerang Seoul.
"Pasukan kami menyatakan keprihatinan mendalam bahwa Staf Umum Korea Utara memublikasikan berbagai jenis rencana militer yang bertentangan dengan perjanjian intra-Korea, Deklarasi Panmunjom dan perjanjian militer 19 September 2018," kata Kepala Staf Gabungan Korsel.
"Tindakan semacam itu membatalkan semua hasil bersama-sama tercapai selama lebih dari 20 tahun dan upaya di bidang kemajuan hubungan intra-Korea dan pelestarian perdamaian di Semenanjung Korea. Jika pihak Korut melanjutkan ke tindakan nyata, mereka pasti akan membayar harga yang sesuai," lanjutnya, kemarin. (Lihat juga: Pesawat Tempur BAE Hawk 209 TNI AU Jatuh di Kampar Riau )
Flightradar24, pelacak penerbangan online yang berbasis di Swedia, menunjukkan data real-time tentang pergerakan pesawat diktator muda Pyongyang tersebut. Pesawat Air Koryo, yang diidentifikasi sebagai Antonov An-148, terlihat terbang ke arah kota Hamhung sekitar pukul 10.00 pagi setelah berangkat dari Pyongyang pada Rabu.
Mengutip laporan kantor berita Yonhap, Kamis (18/6/2020), pesawat An-148 kehilangan sinyal setelah tiba di daerah dekat kota Yodok, Provinsi Hamgyong Selatan.
Kim Jong-un sebelumnya menggunakan pesawat An-148, dengan jangkauan maksimum 1.300 hingga 2.700 mil, selama kunjungan panduan lapangan. Menurut laporan Yonhap, sangat mungkin pemimpin Korea Utara—yang tidak mendapat sorotan publik dalam beberapa hari terakhir—ada di pesawat tersebut. (Baca: Korut Rilis Foto Penghancuran Kantor Penghubung Dua Korea )
Media yang berbasis di Seoul itu bespekulasi bahwa Kim kemungkinan menuju Sinpo Shipyard, tempat rezim Korut membangun senjata, termasuk rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM). Di Sinpo, Korea Utara telah melakukan beberapa tes SLBM. Kapal selam juga dibangun di galangan kapal tersebut.
Pemimpin Korea Utara itu telah menahan diri untuk tidak mengeluarkan pernyataan publik ketika adik perempuannya; Kim Yo-jong, terus mengumbar ancaman nyaris setiap hari terhadap Korea Selatan (Kosel).
Kim Yo-jong telah tampil garang dalam sepekan terakhir. Perempuan muda yang diyakini sebagai perempuan terkuat Korut ini telah mengancam meluncurkan aksi militer terhadap Korsel. Alasannya, Seoul dianggap tidak bertindak untuk menghentikan ulah para pembelot Korut yang berbasis di Korea Selatan menerbangkan materi propaganda anti-Kim Jong-un ke wilayah Korea Utara.
Di bawah arahan Kim Yo-jong, Korea Utara telah memutuskan seluruh jalur komunikasi dengan Korea Selatan dan menyatakan tetangganya tersebut sebagai musuh. Militer Pyongyang bahkan telah meledakkan kantor penghubung dua Korea di wilayah Kaesong pada hari Selasa. Tak hanya itu, tentara Pyongyang juga disiagakan di perbatasan Korut dan Korsel. (Baca: Ketegangan Meningkat, Militer Korsel Tebar Ancaman pada Korut )
Sementara itu, militer Korea Selatan tak mau kalah. Mereka memperingatkan Pyongyang akan membayar mahal jika nekat menyerang Seoul.
"Pasukan kami menyatakan keprihatinan mendalam bahwa Staf Umum Korea Utara memublikasikan berbagai jenis rencana militer yang bertentangan dengan perjanjian intra-Korea, Deklarasi Panmunjom dan perjanjian militer 19 September 2018," kata Kepala Staf Gabungan Korsel.
"Tindakan semacam itu membatalkan semua hasil bersama-sama tercapai selama lebih dari 20 tahun dan upaya di bidang kemajuan hubungan intra-Korea dan pelestarian perdamaian di Semenanjung Korea. Jika pihak Korut melanjutkan ke tindakan nyata, mereka pasti akan membayar harga yang sesuai," lanjutnya, kemarin. (Lihat juga: Pesawat Tempur BAE Hawk 209 TNI AU Jatuh di Kampar Riau )
(min)