Dubes Lyudmila: Warga Indonesia Dukung Rusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Warga Indonesia mendukung operasi militer khusus Rusia di Ukraina dan menyetujui kebijakan Presiden Vladimir Putin. Hal itu diungkapkan Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobyeva kepada RIA Novosti.
Sebelumnya perusahaan Indonesia yang memantau dan menganalisis konten media sosial, Evello, menerbitkan laporan yang menyatakan bahwa pengguna media sosial Indonesia secara besar-besaran mendukung operasi khusus Rusia di Ukraina.
Menurut analis dari perusahaan pemantau itu, reaksi netizen Indonesia seperti itu terutama disebabkan oleh sikap negatif yang meluas terhadap Amerika Serikat (AS) dan blok NATO.
“Memang masyarakat Indonesia memiliki dukungan luas terhadap operasi militer khusus Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina,” katanya.
“Tampaknya ada beberapa penjelasan untuk ini. Pertama-tama, perlu dicatat bahwa sentimen anti-Amerika yang kuat diamati di negara kepulauan itu sehubungan dengan serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan sekutunya terhadap negara-negara seperti Irak, Suriah, Libya, Afghanistan dan lainnya," jelasnya.
"Selain itu, tindakan orang Barat yang gagal di jalur perang melawan terorisme, di mana sebagai akibatnya "saudara seiman" mati secara massal, dan Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia dalam hal populasi, membangkitkan reaksi yang sesuai dari netizen. Kebijakan ekspansionis NATO juga menyebabkan kebingungan di sini," tambah Vorobyova seperti dikutip dari kantor berita Rusia itu, Sabtu (26/3/2022).
Faktor penting lainnya, kata Lyudmila, adalah otoritas pribadi Presiden Federasi Rusia.
“Tindakan presiden (Putin) yang bertujuan untuk membangun dunia yang adil multipolar sering dibandingkan di Indonesia dengan kebijakan kepala negara pertama Indonesia, Sukarno, yang mana, kerap berbicara dengan posisi anti-Barat dan melakukan banyak hal untuk lebih dekat dengan Uni Soviet," kata kepala misi diplomatik Rusia itu.
“Secara terpisah, saya ingin tekankan bahwa poin penting bagi bangsa Indonesia adalah contoh Rusia sebagai negara yang mengikuti garis menuju tercapainya kerukunan antaretnis dan antaragama. Kita sering melihat bagaimana media lokal secara luas meliput perkembangan Islam di Rusia. Dalam konteks ini, keikutsertaan dalam operasi khusus membangkitkan reaksi persetujuan personel militer Muslim Rusia di Ukraina, termasuk yang berasal dari Republik Chechnya,” demikian kata Dubes Rusia untuk Indonesia itu.
Sebelumnya perusahaan Indonesia yang memantau dan menganalisis konten media sosial, Evello, menerbitkan laporan yang menyatakan bahwa pengguna media sosial Indonesia secara besar-besaran mendukung operasi khusus Rusia di Ukraina.
Menurut analis dari perusahaan pemantau itu, reaksi netizen Indonesia seperti itu terutama disebabkan oleh sikap negatif yang meluas terhadap Amerika Serikat (AS) dan blok NATO.
“Memang masyarakat Indonesia memiliki dukungan luas terhadap operasi militer khusus Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina,” katanya.
“Tampaknya ada beberapa penjelasan untuk ini. Pertama-tama, perlu dicatat bahwa sentimen anti-Amerika yang kuat diamati di negara kepulauan itu sehubungan dengan serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan sekutunya terhadap negara-negara seperti Irak, Suriah, Libya, Afghanistan dan lainnya," jelasnya.
"Selain itu, tindakan orang Barat yang gagal di jalur perang melawan terorisme, di mana sebagai akibatnya "saudara seiman" mati secara massal, dan Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia dalam hal populasi, membangkitkan reaksi yang sesuai dari netizen. Kebijakan ekspansionis NATO juga menyebabkan kebingungan di sini," tambah Vorobyova seperti dikutip dari kantor berita Rusia itu, Sabtu (26/3/2022).
Faktor penting lainnya, kata Lyudmila, adalah otoritas pribadi Presiden Federasi Rusia.
“Tindakan presiden (Putin) yang bertujuan untuk membangun dunia yang adil multipolar sering dibandingkan di Indonesia dengan kebijakan kepala negara pertama Indonesia, Sukarno, yang mana, kerap berbicara dengan posisi anti-Barat dan melakukan banyak hal untuk lebih dekat dengan Uni Soviet," kata kepala misi diplomatik Rusia itu.
“Secara terpisah, saya ingin tekankan bahwa poin penting bagi bangsa Indonesia adalah contoh Rusia sebagai negara yang mengikuti garis menuju tercapainya kerukunan antaretnis dan antaragama. Kita sering melihat bagaimana media lokal secara luas meliput perkembangan Islam di Rusia. Dalam konteks ini, keikutsertaan dalam operasi khusus membangkitkan reaksi persetujuan personel militer Muslim Rusia di Ukraina, termasuk yang berasal dari Republik Chechnya,” demikian kata Dubes Rusia untuk Indonesia itu.
Baca Juga
(ian)