Beijing: Klaim NATO Soal China Dukung Rusia adalah Disinformasi
loading...
A
A
A
BEIJING - Beijing menuduh kepala NATO "menyebarkan disinformasi", dengan tudingan bahwa China telah mendukung perang Rusia melawan Ukraina. Tudingan ini muncul di tengah meningkatnya tekanan internasional agar China menjauhkan diri dari Moskow.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg pada hari Rabu menuduh China memberikan dukungan politik ke Rusia saat menginvasi Ukraina dengan "menyebarkan kebohongan terang-terangan", dan memperingatkan Beijing agar tidak memberikan dukungan material untuk upaya perang Moskow.
“China harus memenuhi tanggung jawabnya sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, menahan diri dari mendukung upaya perang Rusia, dan bergabung dengan seluruh dunia dalam menyerukan diakhirinya perang ini dengan segera dan damai," kata Stoltenberg, seperti dikutip dari AFP.
Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan, menuduh China menyebarkan informasi palsu tentang Ukraina itu sendiri bisa dikatakan menyebarkan disinformasi".
"Posisi China konsisten dengan keinginan sebagian besar negara, setiap tuduhan dan kecurigaan yang tidak beralasan terhadap China akan dikalahkan," kata Wenbin pada pengarahan rutin, Kamis (24/3/2022).
"Kami selalu mempertahankan bahwa Ukraina harus menjadi jembatan antara Timur dan Barat, daripada berada di garis depan dalam pertandingan antara kekuatan besar," lanjutnya.
Dalam satu bulan, perang Rusia-Ukraina telah menciptakan lebih dari 3,6 juta pengungsi dan menyebabkan lebih dari 970 kematian warga sipil, menurut angka PBB. Invasi Rusia ke Ukraina juga memprovokasi rentetan sanksi internasional terhadap Rusia yang telah melumpuhkan ekonominya.
Para pejabat AS menuduh China mengisyaratkan "kesediaan" untuk memberikan bantuan militer dan ekonomi ke Rusia, dan mengatakan mereka akan "mengawasi dengan cermat" untuk melihat apakah Beijing mengirimkan senjata.
"China telah memberi Rusia dukungan politik, termasuk dengan menyebarkan kebohongan terang-terangan dan informasi yang salah, dan sekutu khawatir bahwa China dapat memberikan dukungan material untuk invasi Rusia," urai Stoltenberg.
Beijing telah mengatakan bersedia untuk memainkan peran lebih dalam upaya mediasi gencatan senjata, tetapi sejauh ini belum berkomitmen untuk mengadakan pembicaraan damai.
China telah menolak untuk mengutuk sekutu dekat mereka, Rusia, atas invasi berdarah ke Ukraina. China juga tertinggal dari banyak negara lain dalam memberikan bantuan kemanusiaan ke negara yang dilanda perang.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg pada hari Rabu menuduh China memberikan dukungan politik ke Rusia saat menginvasi Ukraina dengan "menyebarkan kebohongan terang-terangan", dan memperingatkan Beijing agar tidak memberikan dukungan material untuk upaya perang Moskow.
“China harus memenuhi tanggung jawabnya sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, menahan diri dari mendukung upaya perang Rusia, dan bergabung dengan seluruh dunia dalam menyerukan diakhirinya perang ini dengan segera dan damai," kata Stoltenberg, seperti dikutip dari AFP.
Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan, menuduh China menyebarkan informasi palsu tentang Ukraina itu sendiri bisa dikatakan menyebarkan disinformasi".
"Posisi China konsisten dengan keinginan sebagian besar negara, setiap tuduhan dan kecurigaan yang tidak beralasan terhadap China akan dikalahkan," kata Wenbin pada pengarahan rutin, Kamis (24/3/2022).
"Kami selalu mempertahankan bahwa Ukraina harus menjadi jembatan antara Timur dan Barat, daripada berada di garis depan dalam pertandingan antara kekuatan besar," lanjutnya.
Dalam satu bulan, perang Rusia-Ukraina telah menciptakan lebih dari 3,6 juta pengungsi dan menyebabkan lebih dari 970 kematian warga sipil, menurut angka PBB. Invasi Rusia ke Ukraina juga memprovokasi rentetan sanksi internasional terhadap Rusia yang telah melumpuhkan ekonominya.
Para pejabat AS menuduh China mengisyaratkan "kesediaan" untuk memberikan bantuan militer dan ekonomi ke Rusia, dan mengatakan mereka akan "mengawasi dengan cermat" untuk melihat apakah Beijing mengirimkan senjata.
"China telah memberi Rusia dukungan politik, termasuk dengan menyebarkan kebohongan terang-terangan dan informasi yang salah, dan sekutu khawatir bahwa China dapat memberikan dukungan material untuk invasi Rusia," urai Stoltenberg.
Beijing telah mengatakan bersedia untuk memainkan peran lebih dalam upaya mediasi gencatan senjata, tetapi sejauh ini belum berkomitmen untuk mengadakan pembicaraan damai.
China telah menolak untuk mengutuk sekutu dekat mereka, Rusia, atas invasi berdarah ke Ukraina. China juga tertinggal dari banyak negara lain dalam memberikan bantuan kemanusiaan ke negara yang dilanda perang.
(esn)