Lewat Perintah Eksekutif, Trump Mereformasi Kepolisian AS

Rabu, 17 Juni 2020 - 02:15 WIB
loading...
Lewat Perintah Eksekutif,...
Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk mereformasi kepolisian AS. Foto/VOA
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif reformasi kepolisian. Kebijakan ini diambil setelah berminggu-minggu aksi protes nasional yang dipicu kematian pria kulit hitam George Floyd oleh seorang perwira polisi kulit putih.

Perintah eksekutif itu dikatakan akan mendorong tindakan polisi yang lebih baik dan membangun database guna melacak para perwira dengan riwayat penggunaan kekuataan secara berlebihan.

Dalam pidato di Taman Mawar Gedung Putih, Trump menekankan perlunya standar yang lebih tinggi dan bersimpati dengan keluarga yang berduka, bahkan ketika ia memuji sebagian besar petugas sebagai pelayan publik yang tidak mementingkan diri sendiri dan memegang garis hukum dan ketertiban, sambil mengkritik Demokrat.

"Mengurangi kejahatan dan meningkatkan standar bukanlah tujuan yang berlawanan," katanya sebelum menandatangani perintah yang diapit oleh polisi seperti dikutip dari AP, Rabu (17/6/2020).

Meski begitu Trump, yang telah menghadapi kritik karena gagal mengakui bias rasial sistemik, terus menekankan dukungannya untuk penegakan hukum bahkan setelah melakukan pertemuan dengan keluarga korban. Pada acara penandatanganan, ia mencerca orang-orang yang melakukan kekerasan selama aksi protes damai dan tidak menyebutkan rasisme.

Perintah eksekutif Trump akan membuat basis data yang melacak petugas polisi dengan pengaduan secara paksa menggunakan kekuasaan berlebihan dalam catatan mereka. Dan itu akan memberikan insentif kepada departemen kepolisian untuk mengadopsi praktik terbaik dan mendorong program-program respon bersama, di mana pekerja sosial bergabung dengan polisi ketika mereka menanggapi seruan tanpa kekerasan yang melibatkan masalah kesehatan mental, kecanduan, dan masalah tunawisma.

Trump mengatakan bahwa, sebagai bagian dari perintah itu, penggunaan chokeholds (teknik kuncian pada leher) akan dilarang kecuali jika nyawa seorang perwira polisi berisiko. Namun, pejabat senior pemerintah mengatakan perintah itu akan mempromosikan lembaga sertifikasi yang melatih petugas dalam teknik de-eskalasi dan penggunaan standar kekuatan yang melarang chokehold kecuali dalam situasi di mana kekuatan mematikan diizinkan oleh hukum. Chokeholds sebagian besar sudah dilarang di departemen kepolisian nasional.

Trump membingkai rencananya sebagai alternatif dari gerakan "defund the police" atau penghentian pendanaan yang muncul dari aksi protes dan yang dia sebut sebagai "radikal dan berbahaya."

“Orang Amerika tahu yang sebenarnya: Tanpa polisi ada kekacauan. Tanpa hukum ada anarki dan tanpa keselamatan ada bencana,” ujarnya.

Hadir dalam penandatanganan itu pejabat polisi dan anggota Kongres, dan dilakukan setelah ia bertemu dengan keluarga pria dan wanita yang tewas dalam interaksi dengan polisi di Gedung Putih.

"Kepada semua keluarga yang terluka, saya ingin Anda tahu bahwa semua orang Amerika berduka di sisi Anda," ujar Trump.

"Orang yang kamu cintai tidak akan mati sia-sia," tukasnya.
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Harvard dan Lebih dari...
Harvard dan Lebih dari 150 Universitas AS Gugat Pemerintahan Trump
Trump Buat Tawaran Terakhir...
Trump Buat Tawaran Terakhir untuk Akhiri Perang Ukraina
Kanada Ingin Gabung...
Kanada Ingin Gabung Uni Eropa, Balas Dendam terhadap Trump?
Iran Siap Buat Program...
Iran Siap Buat Program Nuklirnya Lebih Transparan dengan Imbalan Pencabutan Sanksi
Trump Ingin Berunding...
Trump Ingin Berunding Langsung dengan Presiden China Xi Jinping
3 Fakta Kabar Perceraian...
3 Fakta Kabar Perceraian Barack Obama dan Michelle yang Mengejutkan, Benarkah Pisah?
Sentil China, Jenderal...
Sentil China, Jenderal AS Nyatakan Siap Melawan Agresi Asia
Ngeri! China Ledakkan...
Ngeri! China Ledakkan Bom Hidrogen Non Nuklir Pertama di Dunia
Trump Akhirnya Bilang...
Trump Akhirnya Bilang Akan Turunkan Tarif untuk China, Menyerah?
Rekomendasi
Its Family Time! yang...
It's Family Time! yang Pasti Chef Approved Aja Nggak Sih? Jelajahi Makanan Viral dan Unik di Rating 5 GTV!
Pemegang Saham BBRI...
Pemegang Saham BBRI Panen Dividen Final Senilai Rp31,4 Triliun
Perilaku Justin Bieber...
Perilaku Justin Bieber di Coachella Meresahkan, Buat Orang di Sekitarnya Ketakutan
Berita Terkini
Paus Fransiskus Bukanlah...
Paus Fransiskus Bukanlah Nama Asli, Ini Nama Aslinya
39 menit yang lalu
70 Eks Tentara Wanita...
70 Eks Tentara Wanita Israel Desak Pemerintahan Netanyahu Bebaskan Tawanan Gaza
1 jam yang lalu
Harvard dan Lebih dari...
Harvard dan Lebih dari 150 Universitas AS Gugat Pemerintahan Trump
2 jam yang lalu
Trump Buat Tawaran Terakhir...
Trump Buat Tawaran Terakhir untuk Akhiri Perang Ukraina
3 jam yang lalu
Putin akan Gelar Pertemuan...
Putin akan Gelar Pertemuan Puncak Khusus Rusia-Arab Tahun Ini
4 jam yang lalu
Bos Intel Israel: Netanyahu...
Bos Intel Israel: Netanyahu Perintahkan Dinas Keamanan Memata-matai Demonstran
5 jam yang lalu
Infografis
Melawan Donald Trump,...
Melawan Donald Trump, 7 Kampus Elite AS Kehilangan Dana Miliaran Dolar
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved