Sebar Hoaks Corona, Australia Tuding China Picu Ketakutan

Rabu, 17 Juni 2020 - 00:07 WIB
loading...
Sebar Hoaks Corona, Australia Tuding China Picu Ketakutan
Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne. Foto/ABC
A A A
CANBERRA - Menteri luar negeri Australia menuduh China berkontribusi pada iklim "ketakutan dan perpecahan" atas virus Corona . Ia juga menyerang Rusia dan Turki karena menyebarkan disinformasi tentang penyakit tersebut.

Berbicara di Universitas Nasional Australia, Canberra, Marise Payne mengatakan virus Corona telah memberikan lahan subur bagi berita palsu. Ia juga menyeroti tindakan Twitter dalam mengungkap peran Rusia, China dan Turki yang diduga bermain di platform itu.

"Twitter mengungkapkan lebih dari 32.000 akun sebagai operasi informasi terkait-negara, yang dikaitkan perusahaan dengan Rusia dengan China dan Turki," kata Payne.

"Bagi kami, itu mengganggu bahwa beberapa negara menggunakan pandemi untuk melemahkan demokrasi liberal untuk mempromosikan model mereka sendiri yang lebih otoriter," imbuhnya seperti dikutip dari AFP,Rabu (17/6/2020).

Payne juga menyebut peringatan Beijing kepada warganya agar tidak bepergian ke Australia karena potensi serangan rasis sebagai "disinformasi". (Baca: Tensi Memanas, China Larang Warganya ke Australia )

"Pada saat seperti ini, yang kita butuhkan adalah kerja sama dan pengertian," serunya.

Dia menyerukan agar semua bangsa mendukung organisasi global seperti Organisasi Kesehatan Dunia untuk melawan "infodemik".

"Kami akan melakukannya melalui fakta dan transparansi, yang didukung oleh nilai-nilai demokrasi liberal yang akan terus kami promosikan di dalam dan luar negeri," tegas Payne.

Payne mengakui Australia mungkin telah menjadikan dirinya target dengan berbicara untuk ulasan tentang virus Corona, tetapi hal itu merupakan kepentingan jangka panjang terbaik Australia.

"Ada waktu untuk mengejar diplomasi diam-diam di belakang layar, tetapi ada juga waktu untuk menyuarakan keprihatinan kami dan meyakinkan orang lain tentang perlunya tindakan," tukasnya.

Ketegangan antara Beijing dan Canberra terus meningkat sejak Australia bergabung dengan seruan untuk penyelidikan internasional tentang asal-usul virus Corona dan penanganannya oleh China.

Beijing sejak itu telah mengambil langkah pembalasan, termasuk menargetkan perdagangan dengan Australia dan mencegah warganya untuk mengunjungi negara itu. (Baca: Bukan Gertak Sambal, China Realisasikan Ancamannya pada Australia )

Wisatawan China mewakili kelompok wisatawan terbesar ke Australia, serta sumber pendapatan yang signifikan dan menguntungkan dari mahasiswa. (Baca: China Larang Pelajarnya Sekolah di Australia )
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0667 seconds (0.1#10.140)