Rusia Bombardir Ukraina, Slovakia Kerahkan Sistem Rudal Patriot AS
loading...
A
A
A
BRATISLAVA - Slovakia mulai mengerahkan sistem pertahanan rudal Patriot buatan Amerika Serikat (AS) setelah bombardir Rusia terhadap Ukraina tak kunjung berhenti.
Menteri Pertahanan Jaroslav Nad mengatakan sistem pertahanan Patriot telah tiba di Slovakia pada hari Minggu dan penyebarannya dimulai hari ini hingga beberapa hari ke depan.
Pengerahan sistem pertahanan itu sebagai bagian dari upaya NATO untuk meningkatkan pertahanan negara anggota Eropa Timur-nya sebagai tanggapan atas operasi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
Slovakia, yang merupakan bagian dari NATO dan Uni Eropa, memiliki populasi 5,5 juta dan berbatasan dengan Ukraina sepanjang 100 km (62 mil).
“Sistem ini akan ditempatkan sementara di Pangkalan Angkatan Udara Sliac. Area penyebaran lebih lanjut sedang dipertimbangkan ...jadi payung keamanan mencakup bagian terbesar dari wilayah Slovakia," tulis Nad dalam sebuah posting Facebook.
Sistem Patriot diberikan kepada Bratislava oleh sesama anggota NATO; Jerman dan Belanda, dan akan dilayani oleh pasukan dari negara-negara tersebut.
Kelompok pertempuran blok NATO di Slovakia diperkirakan berjumlah 2.100 orang.
Menteri Nad mengatakan sistem Patriot tidak akan menggantikan S-300 era Soviet milik Slovakia, melainkan berfungsi sebagai elemen tambahan dari pertahanan udara negara itu.
Namun, dia mengulangi kesediaan Bratislava untuk menyebarkan sistem pertahanan lain karena usia, kondisi teknis, kemampuan yang tidak memadai S-300. "Karena konflik Ukraina telah membuat kerja sama militer dengan Rusia tidak dapat diterima," ujarnya.
Pekan lalu, Nad mengatakan Slovakia siap untuk menjawab panggilan Ukraina dan menyerahkan sistem S-300 ke Kiev, tetapi hanya jika dilengkapi dengan pengganti yang tepat.
Moskow telah memperingatkan Barat agar tidak mengirim sistem pertahanan udara canggih ke Ukraina, dengan mengatakan pengiriman senjata pertahanan seperti itu akan dianggap sebagai target sah dan akan dihancurkan.
Rusia meluncurkan operasi militernya di Ukraina sejak 24 Februari. Moskow mengatakan operasi itu diluncurkan menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan ketentuan Perjanjian Minsk.
Operasi militer atau invasi ini diluncurkan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dua republik Donbass di Ukraina timur, yakni Donetsk dan Luhansk, sebagai negara yang merdeka.
Menteri Pertahanan Jaroslav Nad mengatakan sistem pertahanan Patriot telah tiba di Slovakia pada hari Minggu dan penyebarannya dimulai hari ini hingga beberapa hari ke depan.
Pengerahan sistem pertahanan itu sebagai bagian dari upaya NATO untuk meningkatkan pertahanan negara anggota Eropa Timur-nya sebagai tanggapan atas operasi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
Slovakia, yang merupakan bagian dari NATO dan Uni Eropa, memiliki populasi 5,5 juta dan berbatasan dengan Ukraina sepanjang 100 km (62 mil).
“Sistem ini akan ditempatkan sementara di Pangkalan Angkatan Udara Sliac. Area penyebaran lebih lanjut sedang dipertimbangkan ...jadi payung keamanan mencakup bagian terbesar dari wilayah Slovakia," tulis Nad dalam sebuah posting Facebook.
Sistem Patriot diberikan kepada Bratislava oleh sesama anggota NATO; Jerman dan Belanda, dan akan dilayani oleh pasukan dari negara-negara tersebut.
Kelompok pertempuran blok NATO di Slovakia diperkirakan berjumlah 2.100 orang.
Menteri Nad mengatakan sistem Patriot tidak akan menggantikan S-300 era Soviet milik Slovakia, melainkan berfungsi sebagai elemen tambahan dari pertahanan udara negara itu.
Namun, dia mengulangi kesediaan Bratislava untuk menyebarkan sistem pertahanan lain karena usia, kondisi teknis, kemampuan yang tidak memadai S-300. "Karena konflik Ukraina telah membuat kerja sama militer dengan Rusia tidak dapat diterima," ujarnya.
Pekan lalu, Nad mengatakan Slovakia siap untuk menjawab panggilan Ukraina dan menyerahkan sistem S-300 ke Kiev, tetapi hanya jika dilengkapi dengan pengganti yang tepat.
Moskow telah memperingatkan Barat agar tidak mengirim sistem pertahanan udara canggih ke Ukraina, dengan mengatakan pengiriman senjata pertahanan seperti itu akan dianggap sebagai target sah dan akan dihancurkan.
Rusia meluncurkan operasi militernya di Ukraina sejak 24 Februari. Moskow mengatakan operasi itu diluncurkan menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan ketentuan Perjanjian Minsk.
Operasi militer atau invasi ini diluncurkan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dua republik Donbass di Ukraina timur, yakni Donetsk dan Luhansk, sebagai negara yang merdeka.
(min)