Timor Leste Pilih Presiden Ke-5 sejak Merdeka dari Indonesia

Sabtu, 19 Maret 2022 - 17:37 WIB
loading...
A A A
Mendekati dua puluh tahun sejak kemerdekaannya dari Indonesia, Timor Leste atau juga dikenal sebagai Timor Timur telah lama berjuang dengan ketidakstabilan politik.

Setelah Pilpres terakhir pada tahun 2018, Guterres menolak untuk mengangkat beberapa menteri dari Kongres Nasional Rekonstruksi Timor Timur (CNRT), sebuah partai politik yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Xanana Gusmao.

Langkah itu menyebabkan kebuntuan politik yang sedang berlangsung.

Ramos-Horta, yang didukung oleh partai CNRT, mengatakan awal pekan ini bahwa dia mencalonkan diri karena dia merasa presiden saat ini telah “melebihi kekuasaannya”.

Dalam sistem politik Timor Leste, presiden menunjuk pemerintah dan memiliki kekuasaan untuk memveto menteri atau membubarkan parlemen.

Selama debat pemilu baru-baru ini, Guterres berjanji untuk memastikan perdamaian dan stabilitas, membela kedaulatan Timor Lorosa'e dan mengikuti konstitusi jika dia memenangkan masa jabatan baru.

Sangat bergantung pada pasokan minyak dan gas yang semakin menipis, diversifikasi ekonomi dan peran pemilih muda juga menjadi isu utama pilpres, dengan perkiraan 20 persen pemilih mencapai usia 17 tahun dan memberikan suara mereka untuk pertama kalinya.

Pemilih pertama kali; Marco de Jesus (17), mengatakan dia merasa gugup tetapi santai setelah bantuan dari staf pemungutan suara.

“Saya merasa bangga telah menjalankan fungsi saya sebagai pemilih,” katanya, berbicara di luar sebuah tempat pemungutan suara di tepi pantai Dili.

“Saya berharap pilihan saya dapat membawa perubahan positif dan bermanfaat," ujarnya, seperti dikutip Reuters.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1234 seconds (0.1#10.140)