Timor Leste Pilih Presiden Ke-5 sejak Merdeka dari Indonesia

Sabtu, 19 Maret 2022 - 17:37 WIB
loading...
Timor Leste Pilih Presiden Ke-5 sejak Merdeka dari Indonesia
Presiden petahana Francisco Lu Olo Guterres memberikan hak suaranya dalam pemilihan presiden Timor Leste, di mana dia bagian dari 16 capres yang bersaing. Ini adalah pemilihan presiden kelima Timor Leste sejak merdeka dari Indonesia. Foto/REUTERS
A A A
DILI - Timor Leste , pada Sabtu (19/3/2022), menggelar pemungutan suara untuk pemilihan presiden (pilpres) kelimanya sejak merdeka dari Indonesia .

Negara termuda di Asia ini menggelar pilpres dengan keprihatinan atas stabilitas politik dan keamanan ekonominya.

Ada 16 calon presiden (capres) yang bersaing. Mereka termasuk mantan milisi perlawanan yang juga presiden petahana Francisco "Lu Olo" Guterres serta tokoh kemerdekaan dan peraih Nobel Jose Ramos-Horta serta seorang mantan imam Katolik.

Di tempat pemungutan suara di Ibu Kota Timor Leste, Dili, orang-orang mengenakan masker dan mengantre dengan sabar saat mereka menunggu untuk memilih presiden.

“Kita harus memilih generasi baru agar kita bisa membangun negara ini,” kata salah satu pemilih, Jorge Mendonca Soares (42), tentang keinginannya untuk berubah.



Sementara tokoh-tokoh kemerdekaan bangsa masih mendominasi lapangan, untuk pertama kalinya juga ada empat capres perempuan, termasuk wakil perdana menteri Armanda Berta Dos Santos.

Sebuah jajak pendapat baru-baru ini oleh universitas nasional menunjukkan bahwa Ramos-Horta (72), mantan komandan pasukan pertahanan Lere Anan Timur dan Guterres adalah capres favorit.

Jajak pendapat ditutup pada pukul 15.00 sore dengan indikator awal siapa yang memimpin pemungutan suara diperkirakan akan datang Sabtu malam.

Jika tidak ada kandidat yang memenangkan suara mayoritas, pemungutan suara akan dilanjutkan ke putaran kedua pada 19 April antara dua kandidat teratas.

Mendekati dua puluh tahun sejak kemerdekaannya dari Indonesia, Timor Leste atau juga dikenal sebagai Timor Timur telah lama berjuang dengan ketidakstabilan politik.

Setelah Pilpres terakhir pada tahun 2018, Guterres menolak untuk mengangkat beberapa menteri dari Kongres Nasional Rekonstruksi Timor Timur (CNRT), sebuah partai politik yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Xanana Gusmao.

Langkah itu menyebabkan kebuntuan politik yang sedang berlangsung.

Ramos-Horta, yang didukung oleh partai CNRT, mengatakan awal pekan ini bahwa dia mencalonkan diri karena dia merasa presiden saat ini telah “melebihi kekuasaannya”.

Dalam sistem politik Timor Leste, presiden menunjuk pemerintah dan memiliki kekuasaan untuk memveto menteri atau membubarkan parlemen.

Selama debat pemilu baru-baru ini, Guterres berjanji untuk memastikan perdamaian dan stabilitas, membela kedaulatan Timor Lorosa'e dan mengikuti konstitusi jika dia memenangkan masa jabatan baru.

Sangat bergantung pada pasokan minyak dan gas yang semakin menipis, diversifikasi ekonomi dan peran pemilih muda juga menjadi isu utama pilpres, dengan perkiraan 20 persen pemilih mencapai usia 17 tahun dan memberikan suara mereka untuk pertama kalinya.

Pemilih pertama kali; Marco de Jesus (17), mengatakan dia merasa gugup tetapi santai setelah bantuan dari staf pemungutan suara.

“Saya merasa bangga telah menjalankan fungsi saya sebagai pemilih,” katanya, berbicara di luar sebuah tempat pemungutan suara di tepi pantai Dili.

“Saya berharap pilihan saya dapat membawa perubahan positif dan bermanfaat," ujarnya, seperti dikutip Reuters.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1772 seconds (0.1#10.140)