Profil Ivan Fedorov, Wali Kota Melitopol Ukraina yang Diculik Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Ukraina menuding pasukan Rusia melakukan penculikan terhadap Wali Kota Melitopol, Ivan Fedorov.
Video yang dirilis akun resmi Layanan Komunikasi Khusus dan Perlindungan Komunikasi (SSSCIP) pada Jumat (11/3) lalu, terlihat Fedorov dibawa secara paksa keluar dari gedung kantornya oleh pasukan Rusia dengan wajah ditutupi tas hitam.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh Kirill Timoshenko, Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina.
Dilansir dari berbagai sumber, Parlemen Ukraina membuat pernyataan mengenai penculikan Ivan Fedorov di akun resmi mereka di Twitter.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut Fedorov sebagai wali kota yang berani membela Ukraina dan mengkritik Rusia dengan “tanda kelemahan penjajah”.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Ukraina juga mengecam penculikan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional tentang penyanderaan warga sipil selama perang berlangsung.
Ivan Fedorov sendiri baru menjabat sebagai Wali Kota Melitopol pada 2020. Pria yang bernama asli Ivan Sergeevich Fedorov ini lahir pada 29 Agustus 1988.
Usianya masih sangat muda, di tahun ini baru menginjak 33 tahun. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Wakil Kepala Dewan Oblast Zaporizhzhia.
Fedorov dianugerahi Ordo Kelas Keberanian III, penghargaan untuk kontibusinya dalam melindungi kedaulatan negara dan integritas teritorial Ukraina.
Keberanian dan tindakan tanpa pamrihnya tampak selama mempertahankan kota dari invasi Ukraina dalam Pertempuran Melitopol.
Melitopol merupakan kota pelabuhan yang berada di wilayah selatan Ukraina, yang saat ini tengah di bawah kuasa Rusia.
Pada 25 Februari lalu, pasukan militer Rusia memasuki wilayah Melitopol. Bentrokan menyebabkan sejumlah kerusakaan di kota tersebut.
Pasukan militer Rusia juga menembaki sebuah rumah sakit yang menyebabkan kematian empat orang dan 10 orang luka-luka.
Setelah invasi dan penyerangan yang dilakukan Rusia, warga Melitopol berunjuk rasa di jalan. Mereka memblokir konvoi kendaraan militer Rusia.
Situs berita Ukrayinska Pravda melaporkan, Ivan Fedorov mengatakan warga Melitopol mulai mengalami kesulitan bahan makanan dan obat-obatan.
Dia telah meminta pasukan Rusia membuka koridor kemanusiaan mereka dan membiarkan penduduk kota mengungsi, namun permintaan tersebut ditolak.
Pada wawancara bersama BBC hari Rabu 9 Maret sebelum penculikannya, Fedorov mengatakan dengan tegas, “Kami tidak bekerja sama dengan Rusia dengan cara apa pun.”
Saat ini, posisi Fedorov digantikan wali kota baru, Galina Danilchenko. Rekaman mengenai penculikan Fedorov belum sepenuhnya diverifikasi dan Moskow belum memberikan pernyataan apa pun soal Fedorov.
Video yang dirilis akun resmi Layanan Komunikasi Khusus dan Perlindungan Komunikasi (SSSCIP) pada Jumat (11/3) lalu, terlihat Fedorov dibawa secara paksa keluar dari gedung kantornya oleh pasukan Rusia dengan wajah ditutupi tas hitam.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh Kirill Timoshenko, Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina.
Dilansir dari berbagai sumber, Parlemen Ukraina membuat pernyataan mengenai penculikan Ivan Fedorov di akun resmi mereka di Twitter.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut Fedorov sebagai wali kota yang berani membela Ukraina dan mengkritik Rusia dengan “tanda kelemahan penjajah”.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Ukraina juga mengecam penculikan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional tentang penyanderaan warga sipil selama perang berlangsung.
Ivan Fedorov sendiri baru menjabat sebagai Wali Kota Melitopol pada 2020. Pria yang bernama asli Ivan Sergeevich Fedorov ini lahir pada 29 Agustus 1988.
Usianya masih sangat muda, di tahun ini baru menginjak 33 tahun. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Wakil Kepala Dewan Oblast Zaporizhzhia.
Fedorov dianugerahi Ordo Kelas Keberanian III, penghargaan untuk kontibusinya dalam melindungi kedaulatan negara dan integritas teritorial Ukraina.
Keberanian dan tindakan tanpa pamrihnya tampak selama mempertahankan kota dari invasi Ukraina dalam Pertempuran Melitopol.
Melitopol merupakan kota pelabuhan yang berada di wilayah selatan Ukraina, yang saat ini tengah di bawah kuasa Rusia.
Pada 25 Februari lalu, pasukan militer Rusia memasuki wilayah Melitopol. Bentrokan menyebabkan sejumlah kerusakaan di kota tersebut.
Pasukan militer Rusia juga menembaki sebuah rumah sakit yang menyebabkan kematian empat orang dan 10 orang luka-luka.
Setelah invasi dan penyerangan yang dilakukan Rusia, warga Melitopol berunjuk rasa di jalan. Mereka memblokir konvoi kendaraan militer Rusia.
Situs berita Ukrayinska Pravda melaporkan, Ivan Fedorov mengatakan warga Melitopol mulai mengalami kesulitan bahan makanan dan obat-obatan.
Dia telah meminta pasukan Rusia membuka koridor kemanusiaan mereka dan membiarkan penduduk kota mengungsi, namun permintaan tersebut ditolak.
Pada wawancara bersama BBC hari Rabu 9 Maret sebelum penculikannya, Fedorov mengatakan dengan tegas, “Kami tidak bekerja sama dengan Rusia dengan cara apa pun.”
Saat ini, posisi Fedorov digantikan wali kota baru, Galina Danilchenko. Rekaman mengenai penculikan Fedorov belum sepenuhnya diverifikasi dan Moskow belum memberikan pernyataan apa pun soal Fedorov.
(sya)