Rusia Bongkar Rencana Ukraina Rebut Paksa Donbass, Instruktur AS Diduga Terlibat
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia merilis dokumen publik yang mengkonfirmasi persiapan oleh otoritas Ukraina untuk menggelar operasi ofensif di Donbass pada Maret.
Kemhan Rusia mengungkap dokumen itu pada Rabu (9/3/2022) untuk menegaskan bahwa operasi militer Moskow ke Ukraina punya alasan yang sangat kuat.
Ketika operasi khusus Rusia untuk demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina berlanjut, Kementerian Pertahanan pada Selasa menyatakan angkatan bersenjata Rusia telah menghancurkan 2.581 sasaran militer di Ukraina sejak peluncuran operasi pada 24 Februari.
“Selama operasi militer khusus, dokumen rahasia komando Garda Nasional Ukraina menjadi milik militer Rusia. Dokumen-dokumen ini mengkonfirmasi persiapan rahasia oleh rezim Kiev untuk operasi ofensif di Donbass yang dijadwalkan pada Maret 2022," ungkap perwakilan resmi Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, dilansir Sputnik.
Kementerian Pertahanan Rusia mengingat dengan baik pernyataan yang dibuat rezim Kiev, yang diedarkan pada Februari oleh media Barat, tentang dugaan tidak adanya rencana perebutan paksa bersenjata terhadap Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk (LPR, DPR).
Saat itu Ukraina berdalih hanya menginginkan cara politik dan diplomatik untuk mengatasi konflik di Donbass.
Meski demikian, fakta sebaliknya justru diungkap Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
"Namun, dokumen asli dari dokumen militer rahasia Garda Nasional Ukraina dengan jelas membuktikan kepalsuan pernyataan itu," tegas Konashenkov.
Juru bicara tersebut menyebutkan Kementerian Pertahanan Rusia memiliki bukti dokumen perintah Komandan Garda Nasional Ukraina, Kolonel Jenderal Mykola Balan, tertanggal 22 Januari 2022, yang menjelaskan secara rinci rencana mempersiapkan serangan di Donbass.
Langkah-langkah membangun kemampuan militer Ukraina di daerah Donbass dilakukan atas perintah Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina mulai 19 Januari, ungkap dokumen yang diperoleh media.
“Arahan tersebut di atas dikeluarkan untuk melaksanakan langkah-langkah yang ditentukan oleh perintah Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina No. 39/304/78 tanggal 19 Januari 2022 dalam rangka meningkatkan kemampuan pengelompokan pasukan gabungan di wilayah wilayah Donetsk dan Lugansk," papar dia.
“Ini juga dapat dilihat sebagai memberikan perhatian yang signifikan pada masalah pemilihan personel, evaluasi semua yang terlibat oleh psikolog dan memastikan motivasi tinggi mereka," ungkap Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
“Dokumen tersebut juga berisi instruksi untuk semua kegiatan yang bertujuan mencapai koordinasi tempur nasionalis yang harus diselesaikan pada 28 Februari, untuk memastikan pemenuhan misi tempur sebagai bagian dari Operasi Pasukan Gabungan Ukraina di Donbass," papar Konashenkov.
Menurut dia, operasi militer khusus Rusia, yang diluncurkan pada 24 Februari 2022, dengan demikian telah mendahului dan menggagalkan serangan skala besar oleh kelompok-kelompok pasukan Ukraina di Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk.
Dia menambahkan, unit militer Ukraina yang direncanakan akan digunakan dalam serangan Donbass telah dilatih oleh instruktur Amerika Serikat (AS) dan Inggris di Lvov sejak 2016.
Pada Februari, Rusia secara resmi mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) serta melancarkan operasi militer khusus di Ukraina setelah otoritas DPR dan LPR meminta bantuan mempertahankan diri dari serangan lanjutan oleh pasukan Ukraina.
Pemerintah Rusia menyatakan tujuan operasi adalah menetralisir kapasitas militer Ukraina dan de-Nazify.
DPR dan LPR didirikan pada musim semi 2014 sebagai tanggapan atas kudeta di Kiev, yang menyaksikan penggulingan pemerintah negara itu dan penggantiannya oleh kekuatan ultranasionalis dan pro-Barat.
Kemhan Rusia mengungkap dokumen itu pada Rabu (9/3/2022) untuk menegaskan bahwa operasi militer Moskow ke Ukraina punya alasan yang sangat kuat.
Ketika operasi khusus Rusia untuk demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina berlanjut, Kementerian Pertahanan pada Selasa menyatakan angkatan bersenjata Rusia telah menghancurkan 2.581 sasaran militer di Ukraina sejak peluncuran operasi pada 24 Februari.
“Selama operasi militer khusus, dokumen rahasia komando Garda Nasional Ukraina menjadi milik militer Rusia. Dokumen-dokumen ini mengkonfirmasi persiapan rahasia oleh rezim Kiev untuk operasi ofensif di Donbass yang dijadwalkan pada Maret 2022," ungkap perwakilan resmi Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, dilansir Sputnik.
Kementerian Pertahanan Rusia mengingat dengan baik pernyataan yang dibuat rezim Kiev, yang diedarkan pada Februari oleh media Barat, tentang dugaan tidak adanya rencana perebutan paksa bersenjata terhadap Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk (LPR, DPR).
Saat itu Ukraina berdalih hanya menginginkan cara politik dan diplomatik untuk mengatasi konflik di Donbass.
Meski demikian, fakta sebaliknya justru diungkap Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
"Namun, dokumen asli dari dokumen militer rahasia Garda Nasional Ukraina dengan jelas membuktikan kepalsuan pernyataan itu," tegas Konashenkov.
Juru bicara tersebut menyebutkan Kementerian Pertahanan Rusia memiliki bukti dokumen perintah Komandan Garda Nasional Ukraina, Kolonel Jenderal Mykola Balan, tertanggal 22 Januari 2022, yang menjelaskan secara rinci rencana mempersiapkan serangan di Donbass.
Langkah-langkah membangun kemampuan militer Ukraina di daerah Donbass dilakukan atas perintah Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina mulai 19 Januari, ungkap dokumen yang diperoleh media.
“Arahan tersebut di atas dikeluarkan untuk melaksanakan langkah-langkah yang ditentukan oleh perintah Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina No. 39/304/78 tanggal 19 Januari 2022 dalam rangka meningkatkan kemampuan pengelompokan pasukan gabungan di wilayah wilayah Donetsk dan Lugansk," papar dia.
“Ini juga dapat dilihat sebagai memberikan perhatian yang signifikan pada masalah pemilihan personel, evaluasi semua yang terlibat oleh psikolog dan memastikan motivasi tinggi mereka," ungkap Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
“Dokumen tersebut juga berisi instruksi untuk semua kegiatan yang bertujuan mencapai koordinasi tempur nasionalis yang harus diselesaikan pada 28 Februari, untuk memastikan pemenuhan misi tempur sebagai bagian dari Operasi Pasukan Gabungan Ukraina di Donbass," papar Konashenkov.
Menurut dia, operasi militer khusus Rusia, yang diluncurkan pada 24 Februari 2022, dengan demikian telah mendahului dan menggagalkan serangan skala besar oleh kelompok-kelompok pasukan Ukraina di Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk.
Dia menambahkan, unit militer Ukraina yang direncanakan akan digunakan dalam serangan Donbass telah dilatih oleh instruktur Amerika Serikat (AS) dan Inggris di Lvov sejak 2016.
Pada Februari, Rusia secara resmi mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) serta melancarkan operasi militer khusus di Ukraina setelah otoritas DPR dan LPR meminta bantuan mempertahankan diri dari serangan lanjutan oleh pasukan Ukraina.
Pemerintah Rusia menyatakan tujuan operasi adalah menetralisir kapasitas militer Ukraina dan de-Nazify.
DPR dan LPR didirikan pada musim semi 2014 sebagai tanggapan atas kudeta di Kiev, yang menyaksikan penggulingan pemerintah negara itu dan penggantiannya oleh kekuatan ultranasionalis dan pro-Barat.
(sya)