Hampir 400 Warga Sipil Afghanistan Tewas Sejak Taliban Berkuasa

Selasa, 08 Maret 2022 - 05:30 WIB
loading...
Hampir 400 Warga Sipil...
Hampir 400 Warga Sipil Afghanistan Tewas Sejak Taliban Berkuasa. FOTO/Reuters
A A A
KABUL - Hampir 400 warga sipil tewas dalam serangan di Afghanistan sejak pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban . Lebih dari 80 persen dari mereka tewas oleh kelompok yang berafiliasi dengan Negara Islam Khorasan (ISIS-K). Hal itu terungkap dalam laporan terbaru PBB.

Ini adalah laporan hak asasi manusia besar pertama sejak Taliban merebut kekuasaan dari bekas pemerintah yang didukung Amerika Serikat pada Agustus tahun lalu. Laporan ini mencakup periode dari Agustus 2021 hingga akhir Februari dan mengatakan bahwa 397 warga sipil tewas, sebagian besar dalam serangkaian serangan oleh ISIS-K.



Lebih dari 50 orang yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok militan ekstrim telah tewas dalam periode yang sama, ungkap laporan tersebut. Beberapa korban disiksa dan dipenggal kepalanya, lalu dibuang di pinggir jalan.

"Situasi hak asasi manusia bagi banyak warga Afghanistan sangat memprihatinkan," kata Michelle Bachelet, Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia, dalam pidato yang memperkenalkan laporan tersebut kepada badan hak asasi manusia di Jenewa, seperti dikutip dari Reuters.

ISIS-K, yang pertama kali muncul di Afghanistan timur pada akhir 2014, diperkirakan menyebar setelah pengambilalihan Taliban dan disalahkan atas beberapa serangan bunuh diri dalam beberapa bulan terakhir, termasuk satu di bandara Kabul Agustus lalu.



Dalam pidato yang sama, Bachelet mengatakan bahwa penguasa Taliban telah membatasi hak dan kebebasan perempuan. Dia menyerukan agar perempuan diizinkan untuk "berpartisipasi penuh" dalam kehidupan publik.

Bachelet juga merujuk pada "sejumlah kasus penghilangan paksa yang mengganggu" para aktivis dan pengunjuk rasa dan menyatakan keprihatinannya tentang pembatasan kebebasan berekspresi. "Saya tetap prihatin dengan erosi progresif ruang sipil," katanya.

Di bawah pemerintahan mereka sebelumnya dari 1996 hingga 2001, Taliban melarang perempuan dan anak perempuan mengenyam pendidikan. Mereka mengatakan bahwa mereka telah berubah.



Dewan Hak yang berbasis di Jenewa akan menunjuk seorang pelapor khusus di Afghanistan untuk menyelidiki dugaan pelanggaran oleh Taliban dan lainnya pada akhir sesi selama sebulan saat ini.

Duta Besar AS Sheba Crocker mengatakan kepada Dewan pada hari Senin, bahwa ini akan menjadi "mekanisme penting untuk mendokumentasikan pelanggaran" dan mendesak Taliban untuk bekerja sama dengan timnya.

(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1978 seconds (0.1#10.140)