Australia Janji Kirim Rudal dan Amunisi Senilai Rp719 Miliar ke Ukraina

Rabu, 02 Maret 2022 - 09:37 WIB
loading...
Australia Janji Kirim Rudal dan Amunisi Senilai Rp719 Miliar ke Ukraina
Australia Janji Kirim Rudal dan Amunisi Senilai Rp719 Miliar ke Ukraina. FOTO/Reuters
A A A
SYDNEY - Australia telah menjanjikan USD50 juta (Rp719 miliar) untuk mendanai belanja senjata pertahanan mematikan bagi Ukraina , termasuk rudal dan amunisi. Hal ini dinyatakan oleh Perdana Menteri Scott Morrison, Selasa (1/3/2022).

Australia telah berubah dari pendiriannya pekan lalu, ketika mereka mengatakan hanya akan mendanai bantuan teknis militer. Morrison mengatakan kepada wartawan, bahwa sebagian besar dana senjata baru untuk Ukraina akan berada dalam kategori mematikan.



“Kami berbicara tentang rudal, kami berbicara tentang amunisi, kami berbicara tentang mendukung mereka dalam membela tanah air mereka sendiri di Ukraina dan kami akan melakukan itu dalam kemitraan dengan NATO,” kata Morrison, seperti dikutip dari Reuters.

Menurutnya, senjata akan dikirim dengan cepat, tetapi tidak mengungkapkan caranya. Morrison juga mendesak warga Australia untuk tidak bepergian untuk bergabung dengan milisi Ukraina dalam memerangi militer Rusia, dengan mengatakan posisi hukum kombatan sipil asing tidak jelas.

“Australia akan memberikan bantuan kemanusiaan sebesar A$35 juta kepada organisasi internasional yang membantu warga Ukraina dengan tempat tinggal, makanan, perawatan medis, air dan pendidikan,” lanjut Morrison.



Morrison telah menyerukan agar Rusia diperlakukan sebagai "negara paria" atas invasi ke Ukraina. Menuutnya, Rusia harus diisolasi secara diplomatis dan keanggotaannya di G20 dipertimbangkan kembali. Ia menyatakan, "tidak ada yang harus ada hubungannya dengan mereka".

Morrison mengatakan, Australia sedang dalam pembicaraan dengan Indonesia – tuan rumah G20 tahun ini – tentang mengecualikan Rusia, meskipun Morrison mengakui itu adalah masalah sensitif.

“Saya pikir telah ada pandangan yang sangat jelas yang diungkapkan terutama oleh negara-negara seperti Australia [dan] negara-negara G7 bahwa ini perlu dikelola,” katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1838 seconds (0.1#10.140)