Ukraina Tunjukkan Tentara-tentara Rusia yang Ditangkap dan Dibunuh
loading...
A
A
A
KIEV - Para pejabat Ukraina merilis lusinan gambar sejumlah tentara Rusia yang ditangkap dan dibunuh saat pertempuran berlanjut.
Untuk pertama kalinya, pejabat Moskow juga mulai mengakui pasukan mereka yang tewas dan terluka di tangan pasukan Kiev.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina memposting gambar di halaman Telegram "Find Your Own" serta di situs webnya untuk membantu para keluarga Rusia mengidentifikasi orang-orang yang mereka cintai.
Pejabat Ukraina, yang mengeklaim jumlah korban di pihak pasukan Rusia sekitar 5.300 personel, mulai merilis materi selama akhir pekan.
Menurut laporan The Guardian, Rabu (2/3/2022), munculnya video tentara-tentara Rusia yang ditangkap telah mengejutkan dan membuat marah beberapa keluarga mereka.
Media itu berbicara kepada tiga anggota keluarga seorang tentara yang mengidentifikasi dirinya sebagai Leonid Paktishev, komandan unit sniper yang berbasis di wilayah Rostov.
“Saya dikirimi video saudara laki-laki saya yang diambil pada pukul 02.00 pagi tadi. Saya benar-benar terkejut. Saya tidak tahu dia bertempur di sana,” kata saudara perempuan Paktishev, Yelena Polivtseva.
Video juga menunjukkan beberapa tentara Rusia terkejut dengan serangan yang diperintahkan, di mana Daily Mail melaporkan bahwa beberapa tentara percaya mereka sedang melakukan latihan dan tidak tahu bahwa mereka dikirim untuk menyerang Ukraina.
Satu video menunjukkan seorang tentara menelepon ibunya untuk memberi tahu dia bahwa dia telah ditangkap, menjelaskan bahwa dia dan rekan-rekannya pergi ke Donetsk sebagai pasukan “penjaga perdamaian” tetapi perang telah pecah.
Militer Rusia mulai mengakui pada hari Minggu bahwa ada tentaranya yang tewas dan terluka di Ukraina pada hari keempat invasi, tanpa mengatakan berapa banyak yang tewas di sana.
"Tentara Rusia menunjukkan keberanian dan kepahlawanan saat memenuhi tugas tempur dalam operasi militer khusus," kata juru bicara militer Moskow Igor Konashenkov di stasiun televisi pemerintah.
“Sayangnya, ada yang terbunuh dan terluka di antara rekan-rekan kami.”
Ini adalah pertama kalinya Moskow berbicara tentang kehilangan orang di Ukraina sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi pada dini hari Kamis.
Konashenkov mengatakan militer Rusia akan mengembalikan tawanan perang Ukraina yang menyerah kepada keluarga mereka.
Sementara itu Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Anna Malyar mengeklaim sekitar 5.300 tentara Rusia telah tewas, meskipun hal ini belum diverifikasi menurut sebuah posting di Facebook Kementerian Pertahanan.
Ukraina juga memperkirakan Rusia telah kehilangan 29 pesawat, 29 helikopter, 191 tank, 816 mesin lapis baja tempur, 74 meriam, satu sistem rudal permukaan-ke-udara ZRK BUK serta peralatan lainnya.
Pada hari keempat invasi, pasukan Ukraina mengatakan Minggu bahwa mereka telah mengalahkan serangan Rusia ke kota kedua Ukraina; Kharkiv, 500 kilometer timur Kiev.
Militer Ukraina pada Senin pagi mengatakan pasukan Rusia juga beberapa kali berusaha menyerbu pinggiran Kiev pada Minggu malam, tetapi semua serangan berhasil digagalkan.
"Situasi di ibu kota tanah air kami terkendali," kata militer Ukraina di Facebook.
Media lokal Ukraina melaporkan ledakan kuat terdengar sepanjang Minggu malam di Kiev dan Kharkiv.
Ukraina telah melaporkan 352 kematian warga sipil, termasuk 14 anak-anak, sejak invasi dimulai.
Sementara itu negosiator Rusia dan Ukraina bertemu Senin untuk pertama kalinya sejak Moskow meluncurkan invasi skala penuh, dengan Ukraina menuntut gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia. Pembicaraan berakhir dengan kedua belah pihak setuju untuk melanjutkan negosiasi putaran kedua segera.
“Musuh Rusia mengebom daerah pemukiman Kharkiv, di mana tidak ada infrastruktur penting, di mana tidak ada posisi angkatan bersenjata,” kata Oleg Sinegubov, gubernur wilayah yang mencakup Kharkiv.
Seorang fotografer AFP di kota itu memeriksa kerusakan yang disebabkan oleh pertempuran pada hari Minggu, menemukan sebuah sekolah yang hancur, serta beberapa kendaraan infanteri Rusia yang terbakar.
Mayat Rusia dengan seragam militer juga terlihat di jalanan.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk apa yang disebutnya "serangan udara biadab yang dilakukan oleh Rusia terhadap warga sipil tak berdosa, termasuk anak-anak".
Sebelumnya pada hari Senin, militer Rusia mendesak para warga Ukraina untuk meninggalkan Kiev dengan bebas di satu jalan raya menjelang serangan Rusia yang diharapkan untuk merebut ibu kota.
Sebaliknya, pemerintah Ukraina telah meminta warga sipilnya untuk melawan militer Rusia, di mana pabrik bir di Lviv di barat negara itu mengalihkan jalur produksinya dari bir ke bom, membuat bom molotov untuk para sukarelawan tempur.
Rusia menyerbu pada hari Kamis dan dengan cepat mengumumkan telah menetralisir fasilitas militer utama, tetapi pertempuran sengit telah berkecamuk dan pasukan Ukraina melaporkan beberapa keberhasilan.
"Penjajah Rusia telah mengurangi kecepatan serangan," kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.
Amerika Serikat juga mengatakan bahwa pasukan Ukraina, yang didukung oleh senjata Barat, menghalangi kemajuan pasukan Rusia.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
Untuk pertama kalinya, pejabat Moskow juga mulai mengakui pasukan mereka yang tewas dan terluka di tangan pasukan Kiev.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina memposting gambar di halaman Telegram "Find Your Own" serta di situs webnya untuk membantu para keluarga Rusia mengidentifikasi orang-orang yang mereka cintai.
Pejabat Ukraina, yang mengeklaim jumlah korban di pihak pasukan Rusia sekitar 5.300 personel, mulai merilis materi selama akhir pekan.
Menurut laporan The Guardian, Rabu (2/3/2022), munculnya video tentara-tentara Rusia yang ditangkap telah mengejutkan dan membuat marah beberapa keluarga mereka.
Media itu berbicara kepada tiga anggota keluarga seorang tentara yang mengidentifikasi dirinya sebagai Leonid Paktishev, komandan unit sniper yang berbasis di wilayah Rostov.
“Saya dikirimi video saudara laki-laki saya yang diambil pada pukul 02.00 pagi tadi. Saya benar-benar terkejut. Saya tidak tahu dia bertempur di sana,” kata saudara perempuan Paktishev, Yelena Polivtseva.
Video juga menunjukkan beberapa tentara Rusia terkejut dengan serangan yang diperintahkan, di mana Daily Mail melaporkan bahwa beberapa tentara percaya mereka sedang melakukan latihan dan tidak tahu bahwa mereka dikirim untuk menyerang Ukraina.
Satu video menunjukkan seorang tentara menelepon ibunya untuk memberi tahu dia bahwa dia telah ditangkap, menjelaskan bahwa dia dan rekan-rekannya pergi ke Donetsk sebagai pasukan “penjaga perdamaian” tetapi perang telah pecah.
Militer Rusia mulai mengakui pada hari Minggu bahwa ada tentaranya yang tewas dan terluka di Ukraina pada hari keempat invasi, tanpa mengatakan berapa banyak yang tewas di sana.
"Tentara Rusia menunjukkan keberanian dan kepahlawanan saat memenuhi tugas tempur dalam operasi militer khusus," kata juru bicara militer Moskow Igor Konashenkov di stasiun televisi pemerintah.
“Sayangnya, ada yang terbunuh dan terluka di antara rekan-rekan kami.”
Ini adalah pertama kalinya Moskow berbicara tentang kehilangan orang di Ukraina sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi pada dini hari Kamis.
Konashenkov mengatakan militer Rusia akan mengembalikan tawanan perang Ukraina yang menyerah kepada keluarga mereka.
Sementara itu Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Anna Malyar mengeklaim sekitar 5.300 tentara Rusia telah tewas, meskipun hal ini belum diverifikasi menurut sebuah posting di Facebook Kementerian Pertahanan.
Ukraina juga memperkirakan Rusia telah kehilangan 29 pesawat, 29 helikopter, 191 tank, 816 mesin lapis baja tempur, 74 meriam, satu sistem rudal permukaan-ke-udara ZRK BUK serta peralatan lainnya.
Pada hari keempat invasi, pasukan Ukraina mengatakan Minggu bahwa mereka telah mengalahkan serangan Rusia ke kota kedua Ukraina; Kharkiv, 500 kilometer timur Kiev.
Militer Ukraina pada Senin pagi mengatakan pasukan Rusia juga beberapa kali berusaha menyerbu pinggiran Kiev pada Minggu malam, tetapi semua serangan berhasil digagalkan.
"Situasi di ibu kota tanah air kami terkendali," kata militer Ukraina di Facebook.
Media lokal Ukraina melaporkan ledakan kuat terdengar sepanjang Minggu malam di Kiev dan Kharkiv.
Ukraina telah melaporkan 352 kematian warga sipil, termasuk 14 anak-anak, sejak invasi dimulai.
Sementara itu negosiator Rusia dan Ukraina bertemu Senin untuk pertama kalinya sejak Moskow meluncurkan invasi skala penuh, dengan Ukraina menuntut gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia. Pembicaraan berakhir dengan kedua belah pihak setuju untuk melanjutkan negosiasi putaran kedua segera.
“Musuh Rusia mengebom daerah pemukiman Kharkiv, di mana tidak ada infrastruktur penting, di mana tidak ada posisi angkatan bersenjata,” kata Oleg Sinegubov, gubernur wilayah yang mencakup Kharkiv.
Seorang fotografer AFP di kota itu memeriksa kerusakan yang disebabkan oleh pertempuran pada hari Minggu, menemukan sebuah sekolah yang hancur, serta beberapa kendaraan infanteri Rusia yang terbakar.
Mayat Rusia dengan seragam militer juga terlihat di jalanan.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk apa yang disebutnya "serangan udara biadab yang dilakukan oleh Rusia terhadap warga sipil tak berdosa, termasuk anak-anak".
Sebelumnya pada hari Senin, militer Rusia mendesak para warga Ukraina untuk meninggalkan Kiev dengan bebas di satu jalan raya menjelang serangan Rusia yang diharapkan untuk merebut ibu kota.
Sebaliknya, pemerintah Ukraina telah meminta warga sipilnya untuk melawan militer Rusia, di mana pabrik bir di Lviv di barat negara itu mengalihkan jalur produksinya dari bir ke bom, membuat bom molotov untuk para sukarelawan tempur.
Rusia menyerbu pada hari Kamis dan dengan cepat mengumumkan telah menetralisir fasilitas militer utama, tetapi pertempuran sengit telah berkecamuk dan pasukan Ukraina melaporkan beberapa keberhasilan.
"Penjajah Rusia telah mengurangi kecepatan serangan," kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.
Amerika Serikat juga mengatakan bahwa pasukan Ukraina, yang didukung oleh senjata Barat, menghalangi kemajuan pasukan Rusia.
Lihat Juga: Masa Depan Suram bagi Ukraina, Berikut 7 Konsekuensi Buruk Kepemimpinan Donald Trump dalam Perang di Eropa
(min)