Cegah Gelombang Kedua, China Isolasi 11 Kampung di Distrik Fengtai

Senin, 15 Juni 2020 - 12:02 WIB
loading...
Cegah Gelombang Kedua,...
China menutup sebelas kampung di Distrik Fengtai untuk mencegah gelombang kedua covid-19 di Beijing. Foto/Reuters
A A A
BEIJING - Pemerintah Kota Beijing akan terus meningkatkan tes virus corona (Covid-19) setelah munculnya klaster baru di kawasan ibu kota China itu. Pemerintah pusat China juga meminta tes dilaksanakan secara luas dan masif.

“Beijing memasuki masa luar biasa,” kata juru bicara Pemerintah Kota Beijing yang tidak disebutkan namanya, kemarin, dilansir Reuters. Perintah itu setelah Beijing melaporkan 45 kasus Covid-19 baru pada Sabtu lalu. (Baca: Turki Bersumpah Mobilisasi Umat Islam Untuk Lawan Aneksasi Israel)

Sebelas kampung di Distrik Fengtai, Beijing pun diisolasi wilayah. Pasar grosir terbesar di Asia, Xinfadi, pun ditutup. Pemerintah Kota Beijing langsung menutup destinasi wisata dan membatalkan pertandingan olahraga. Apa yang dilakukan Beijing sebagai upaya untuk mencegah terjadinya gelombang kedua Covid-19.

Menurut pejabat Distrik Fengtai, Chun Junwei, 45 orang yang dinyatakan positif tidak menunjukkan gejala Covid-19. “Sesuai dengan prinsip keselamatan masyarakat dan kesehatan yang diutamakan, kita mengisolasi Pasar Xinfadi dan kawasan di sekitarnya,” kata Chun. Dia mengungkapkan, distrik tersebut saat ini dalam darurat perang. (Baca: Gara-Gara Pembelot, Korut Ancam Kerahkan Militer ke Korsel)

Pihak berwenang juga ingin melakukan tes pada semua orang yang baru-baru ini melakukan kontak dengan pasar serta warga yang tinggal di distrik sekitarnya. Ini adalah kasus baru pertama yang dikonfirmasi di Beijing selama lebih dari 50 hari.

Ratusan polisi militer telah memasuki pasar yang sekarang dikarantina. Jaringan transportasi dan sekolah terdekat telah ditutup. Kini muncul kekhawatiran akan gelombang kedua virus di ibu kota China, karena virus itu telah menginfeksi 7,66 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 420.000 warga.

Padahal, wabah virus corona di China dikendalikan melalui beberapa langkah pembatasan paling ketat di dunia setelah penyakit itu dideteksi di Kota Wuhan. Data Universitas John Hopkins menyebutkan lebih dari 4.600 orang di China telah kehilangan nyawa akibat virus korona; sementara di seluruh dunia 426.000 orang meninggal.

BBC melaporkan bahwa pihak berwenang di China tidak yakin bagaimana pasar grosir besar Xinfadi––yang memasok 80% sayuran dan daging di Kota Beijing. Dalam beberapa bulan terakhir, strategi pemerintah Cina adalah mengisolasi seluruh kota tempat kemunculan klaster virus korona. Langkah ini tampaknya berhasil tapi mengarantina seluruh Beijing, pada saat ketika tampaknya virus telah dikendalikan, bukan hal yang ingin mereka lakukan dengan tergesa-gesa. (Lihat Videonya: Wisata Ragunan Akan Dibuka, Petugas Rutin Semprotkan Desinfektan)

Penutupan Pasar Xinfadi tepat pada pukul 15.00 pada Sabtu lalu, setelah dua orang bekerja di pusat penelitian daging yang dinyatakan positif mengidap Covid-19 berkunjung ke pasar tersebut. Tapi tidak jelas, bagaimana dua pria tersebut terinfeksi. Kemudian, juru bicara pemerintah Kota Beijing juga menyatakan enam orang yang dinyatakan menderita Covid-19 juga telah berkunjung ke Pasar Xinfadi pada Jumat lalu. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Ukraina Mengarak 2 Tawanan...
Ukraina Mengarak 2 Tawanan Perang China Pendukung Rusia, Ini Respons Beijing
Perang Dagang Membara,...
Perang Dagang Membara, China Perintahkan Semua Maskapai Campakkan Boeing
China Upgrade Besar-besaran...
China Upgrade Besar-besaran Pangkalan di Laut China Selatan, Terlihat Pesawat Pengebom H-6K
Perang Dagang Sengit,...
Perang Dagang Sengit, Diplomat Beijing: Gaun Sekretaris Pers Gedung Putih Buatan China
Kepala Pentagon: China...
Kepala Pentagon: China Dapat Tenggelamkan Seluruh Kapal Induk AS dalam 20 Menit
China Paksa Warga yang...
China Paksa Warga yang Memiliki Berat Badan di Bawah 50 Kg untuk Tetap Di rumah, Ada Apa Gerangan?
Eksekusi Mati hingga...
Eksekusi Mati hingga Sengketa Dagang: Titik Kritis Hubungan China-Kanada
Tim Medis Arab Saudi...
Tim Medis Arab Saudi Lakukan Ratusan Operasi Jantung dalam Program Medis Kemanusiaan di Suriah
Tercantum di Paspor,...
Tercantum di Paspor, Bangladesh Larang Warganya ke Israel
Rekomendasi
Tarif Impor AS Paksa...
Tarif Impor AS Paksa Industri Otomotif Hentikan Pengiriman
Resmi Cerai, Baim Wong:...
Resmi Cerai, Baim Wong: Bukan Sepenuhnya Salah Paula
Mendikti Saintek Brian...
Mendikti Saintek Brian Yuliarto: Kampus Harus Berdampak Nyata bagi Daerah Sekitar
Berita Terkini
MA Inggris Putuskan...
MA Inggris Putuskan Wanita Adalah Perempuan dari Lahir, Pukulan Telak bagi LGBT
16 menit yang lalu
Israel Bersiap Serang...
Israel Bersiap Serang Iran, Ini Rincian Bom yang Disiapkan
48 menit yang lalu
Jet Tempur Israel Hendak...
Jet Tempur Israel Hendak Mengebom Gaza, tapi Malah Menghantam Permukiman Zionis
1 jam yang lalu
Bikin Heboh, Wanita...
Bikin Heboh, Wanita yang Kawin Lari dengan Calon Menantunya Angkat Bicara
1 jam yang lalu
Kepala IAEA: Iran Tidak...
Kepala IAEA: Iran Tidak Jauh dari Memiliki Bom Nuklir
1 jam yang lalu
Ukraina Mengarak 2 Tawanan...
Ukraina Mengarak 2 Tawanan Perang China Pendukung Rusia, Ini Respons Beijing
2 jam yang lalu
Infografis
Kapal Induk Kedua Tiba...
Kapal Induk Kedua Tiba di Timur Tengah, AS Serius Ancam Iran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved