Ukraina: Putin Penjahat Perang, Langsung Masuk Neraka
loading...
A
A
A
NEW YORK - Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengutuk Presiden Vladimir Putin sebagai penjahat perang yang akan langsung masuk neraka. Dia meluapkan kemarahannya itu setelah Moskow menginvasi Kiev.
Tak bisa menahan amarahnya, Kylytsya mengonfrontasi Dubes Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia selama pertemuan darurat PBB.
Kyslytsya memohon kepada Nebenzia agar menelepon pemerintahnya dan menghentikan invasi.
Kyslytsya kemudian mengatakan kepada Nebenzia untuk melepaskan tugasnya sebagai ketua pertemuan, dan kemudian mengutuk pemimpin Rusia Vladimir Putin sebagai "penjahat perang".
“Tidak ada api penyucian bagi penjahat perang. Mereka langsung masuk neraka, Dubes [Nebenzia],” katanya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah berbicara ketika invasi Rusia ke Ukraina berlanjut."Keputusan dalam beberapa hari ke depan akan membentuk dunia kita," katanya.
Dia kembali mengecam serangan Rusia sebagai pelanggaran prinsip-prinsip piagam PBB, dan mengatakan Rusia tidak menunjukkan minat untuk mundur–meskipun belum terlambat untuk melakukannya.
"Serangan itu dalam skala yang belum pernah dilihat Eropa dalam beberapa dekade dan bahwa ada gambaran ketakutan dan teror di setiap sudut Ukraina," ujarnya, seperti dikutip AFP, Jumat (25/2/2022).
Tak bisa menahan amarahnya, Kylytsya mengonfrontasi Dubes Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia selama pertemuan darurat PBB.
Kyslytsya memohon kepada Nebenzia agar menelepon pemerintahnya dan menghentikan invasi.
Kyslytsya kemudian mengatakan kepada Nebenzia untuk melepaskan tugasnya sebagai ketua pertemuan, dan kemudian mengutuk pemimpin Rusia Vladimir Putin sebagai "penjahat perang".
“Tidak ada api penyucian bagi penjahat perang. Mereka langsung masuk neraka, Dubes [Nebenzia],” katanya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah berbicara ketika invasi Rusia ke Ukraina berlanjut."Keputusan dalam beberapa hari ke depan akan membentuk dunia kita," katanya.
Dia kembali mengecam serangan Rusia sebagai pelanggaran prinsip-prinsip piagam PBB, dan mengatakan Rusia tidak menunjukkan minat untuk mundur–meskipun belum terlambat untuk melakukannya.
"Serangan itu dalam skala yang belum pernah dilihat Eropa dalam beberapa dekade dan bahwa ada gambaran ketakutan dan teror di setiap sudut Ukraina," ujarnya, seperti dikutip AFP, Jumat (25/2/2022).
(min)