AS Jatuhkan Sanksi usai Putin Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk

Selasa, 22 Februari 2022 - 11:48 WIB
loading...
AS Jatuhkan Sanksi usai...
Amerika Serikat menjatuhkan sanksi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur sebagai negara merdeka. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) langsung menjatuhkan sanksi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dua wilayah Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk, sebagai negara merdeka. Sanksi dijatuhkan pada dua "negara" baru tersebut.

Sanksi Amerika keluar melalui perintah eksekutif yang ditandantangai Presiden Joe Biden pada Senin malam.

"Perintah itu melarang investasi, perdagangan, dan pembiayaan baru oleh orang-orang AS ke, dari, atau di yang disebut Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk, yang terletak di wilayah Donbas, timur Ukraina," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CBS News, Selasa (22/2/2022).

Dengan pengakuan Rusia, Donetsk menjadi negara baru dengan nama Republik Rakyat Donetsk (DPR). Sedangkan Luhansk menjadi negara baru dengan nama Republik Rakyat Luhansk (LPR).



"Perintah itu juga memberikan wewenang untuk menjatuhkan sanksi pada setiap orang yang bertekad untuk beroperasi di wilayah Ukraina tersebut," lanjut Psaki.

"Pemerintah nantinya akan mengumumkan langkah-langkah tambahan terkait dengan pelanggaran terang-terangan hari ini terhadap komitmen internasional Rusia," paparnya.

"Untuk lebih jelasnya: langkah-langkah ini terpisah dari dan akan menjadi tambahan dari langkah-langkah ekonomi yang cepat dan berat yang telah kami persiapkan dalam koordinasi dengan Sekutu dan mitra jika Rusia menginvasi Ukraina lebih lanjut."

Pemerintahan Biden telah memperingatkan bahwa langkah Putin untuk secara resmi mengakui Luhansk dan Donetsk sebagai negara merdeka akan disambut dengan respons cepat dan tegas dari AS dan sekutunya.

Tak lama setelah pengumuman Putin, yang ia ungkapkan dalam pidatonya selama pertemuan publik dewan keamanannya, Biden mengadakan panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Menurut Gedung Putih, telepon antara ketiga pemimpin itu berlangsung kira-kira 30 menit dan dilakukan setelah Presiden Biden berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky selama sekitar 35 menit.

"Biden menelepon Zelensky untuk menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina dan sangat mengutuk pengakuan Putin atas wilayah yang disengketakan," imbuh Gedung Putih.

Mengutuk pengumuman Putin, Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyebut langkahnya untuk mengakui kedua wilayah itu sebagai serangan yang jelas terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina. "Dan contoh lain dari ketidakhormatan mencolok Presiden Putin terhadap hukum dan norma internasional," katanya.

Seorang pejabat senior administrasi Biden mengatakan kepada wartawan Senin bahwa pengumuman Putin bukan hanya pidato tentang keamanan Rusia. "Itu adalah serangan terhadap gagasan Ukraina yang berdaulat dan merdeka," kata pejabat tersebut yang berbicara dalam kondisi anonim.

"Putin menjelaskan bahwa dia memandang Ukraina secara historis sebagai bagian dari Rusia...Ini adalah pidato kepada rakyat Rusia untuk membenarkan perang."

"Dalam satu jam terakhir, kami telah melihat pasukan Rusia memerintahkan untuk dikerahkan ke [DPR dan LPR] untuk apa yang disebut fungsi penjaga perdamaian," ujarnya.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Terungkap! Sheikh Zayed...
Terungkap! Sheikh Zayed Pernah Ragukan AS Akan Lindungi Pemimpin Arab saat Krisis
Vietnam Hendak Beli...
Vietnam Hendak Beli 24 Jet Tempur F-16 AS, Hubungan dengan Rusia Bisa Tamat dan China Bakal Marah
3 Langkah Rusia untuk...
3 Langkah Rusia untuk Merebut Crimea dari Ukraina, Apa Saja?
Ini Ivan Vladimirovich,...
Ini Ivan Vladimirovich, Bocah 10 Tahun Diduga Anak Rahasia Putin dan Si Cantik Alina Kabaeva
Tegang di Langit Indo-Pasifik,...
Tegang di Langit Indo-Pasifik, Jet Tempur China Kejar Pesawat AS Dekat Kapal Induk
Amerika Serikat Unjuk...
Amerika Serikat Unjuk Kekuatan Nuklir di Tengah Ketegangan Dunia
Langka, Houthi Tembakkan...
Langka, Houthi Tembakkan Rudal ke Israel Utara Meski AS Terus Gempur Yaman
Gempa M 6,2 Guncang...
Gempa M 6,2 Guncang Istanbul, Orang-Orang Berlarian Keluar Gedung
Biodata Haitham bin...
Biodata Haitham bin Tariq: Sultan Oman, Diplomat Ulung Lulusan Oxford
Rekomendasi
Ahmad Dhani Dilaporkan...
Ahmad Dhani Dilaporkan ke Bareskrim terkait Dugaan Penghinaan Marga
Deposito Emas Pegadaian...
Deposito Emas Pegadaian Capai 1 Ton, Direktur Utama Dorong Masyarakat untuk Investasi Aktif
Cedera, Leo Rolly Mundur...
Cedera, Leo Rolly Mundur dari Skuad Indonesia di Piala Sudirman 2025
Berita Terkini
Terungkap! Sheikh Zayed...
Terungkap! Sheikh Zayed Pernah Ragukan AS Akan Lindungi Pemimpin Arab saat Krisis
1 jam yang lalu
Vietnam Hendak Beli...
Vietnam Hendak Beli 24 Jet Tempur F-16 AS, Hubungan dengan Rusia Bisa Tamat dan China Bakal Marah
2 jam yang lalu
Mesir Hancurkan Masjid...
Mesir Hancurkan Masjid Mahmoud Pasha Al-Falaky yang Bersejarah di Kairo, Picu Kecaman
5 jam yang lalu
3 Langkah Rusia untuk...
3 Langkah Rusia untuk Merebut Crimea dari Ukraina, Apa Saja?
6 jam yang lalu
Mahmoud Abbas Minta...
Mahmoud Abbas Minta Hamas Serahkan Gaza dan Senjata kepada Otoritas Palestina, Serta Lepaskan Sandera Israel
7 jam yang lalu
Ini Ivan Vladimirovich,...
Ini Ivan Vladimirovich, Bocah 10 Tahun Diduga Anak Rahasia Putin dan Si Cantik Alina Kabaeva
7 jam yang lalu
Infografis
Demo Besar Guncang AS...
Demo Besar Guncang AS di 1.200 Lokasi dan 50 Negara Bagian
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved