Mahar untuk Menikahi Wanita Turki, Cek Beberapa Tahapannya
loading...
A
A
A
ANKARA - Dalam pernikahan Islam, dikenal adanya mahar. Mahar atau mas kawin merupakan pemberian dari pengantin pria kepada pengantin wanita. Ini merupakan sebuah simbol penghargaan suami terhadap istri.
Mengenai apa bentuk maharnya, tidak ada ketentuan yang baku. Bisa berupa uang, barang, atau benda lainnya. Yang pasti, mahar adalah hak istri dan ia bebas menggunakannya untuk kepentingannya.
Muhammad Bagir dalam buku Muamalah Menurut Alquran, Sunah, dan Para Ulama menjelaskan, mahar dalam pernikahan tidak harus berupa uang atau benda, namun bisa juga berupa manfaat apa saja.
Misalnya, manfaat pengetahuan tentang Al-Qur’an. Terpenting, pemberian itu sesuai dengan persetujuan mempelai wanita.
Islam juga tidak mengatur besaran mahar. Besar atau kecilnya mahar biasanya tergantung pada kemampuan ekonomi yang dimiliki pengantin, selain juga disesuaikan dengan kebiasaan atau adat yang berlaku dalam masyarakat atau bangsa di tiap negara.
Pernikahan di Turki, contohnya, mahar yang diberikan untuk mempelai wanita bervariasi. Kebanyakan berupa emas, uang, bahkan hewan.
Bicara tentang pernikahan, masyarakat Turki memiliki beberapa tahapan dalam tradisi pernikahannya. Mulai dari tahap perjanjian, pertunangan, malam henna, ijab kabul, hingga resepsi.
Di setiap tahap itu, ada hadiah-hadiah yang diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai wanita.
Misalnya, di tahap perjanjian, pihak laki-laki akan membawakan hadiah berupa sepatu, pakaian, handuk yang dihias, rajutan, juga emas.
Di tahap pertunangan, calon mempelai pria memberikan barang-barang hantaran atau semacam seserahan. Biasanya pihak perempuan sebelumnya sudah meminta seserahan dan mahar apa yang dibawa. Namun, yang utama adalah pemberian berupa emas.
Emas merupakan mahar yang paling diminati karena melambangkan kemakmuran bagi mempelai wanita dan keluarganya.
Tak jarang, pihak keluarga wanita menetapkan jumlah emas dengan harga yang cukup tinggi. Konon, hal ini berdasarkan pada mahar yang diberikan Rasulullah saw pada istri-istrinya yang nilainya sangat besar.
Akan tetapi, semua itu bisa dibicarakan antara kedua keluarga sehingga tercapai kesepakatan mengenai bentuk dan besar mahar yang akan diberikan.
Salah seorang pria Indonesia yang menikah dengan wanita Turki punya pengalaman unik. Sebelum menikah, ia diberikan syarat oleh keluarga calonnya bahwa ia harus memiliki rumah dan menetap di Turki.
Permintaan ini cukup membuat dirinya tertantang. Namun, dengan usaha dan kesabaran, syarat itu berhasil dipenuhinya sehingga ia dapat melangsungkan pernikahan dengan wanita pujaannya.
Mahar wanita Turki tak melulu berupa emas atau barang. Ada pula pengantin wanita Turki yang meminta calon suaminya menghafal satu surat dari Al-Qur’an dan menganggap itu sebagai mahar untuknya.
Mengenai apa bentuk maharnya, tidak ada ketentuan yang baku. Bisa berupa uang, barang, atau benda lainnya. Yang pasti, mahar adalah hak istri dan ia bebas menggunakannya untuk kepentingannya.
Muhammad Bagir dalam buku Muamalah Menurut Alquran, Sunah, dan Para Ulama menjelaskan, mahar dalam pernikahan tidak harus berupa uang atau benda, namun bisa juga berupa manfaat apa saja.
Misalnya, manfaat pengetahuan tentang Al-Qur’an. Terpenting, pemberian itu sesuai dengan persetujuan mempelai wanita.
Islam juga tidak mengatur besaran mahar. Besar atau kecilnya mahar biasanya tergantung pada kemampuan ekonomi yang dimiliki pengantin, selain juga disesuaikan dengan kebiasaan atau adat yang berlaku dalam masyarakat atau bangsa di tiap negara.
Pernikahan di Turki, contohnya, mahar yang diberikan untuk mempelai wanita bervariasi. Kebanyakan berupa emas, uang, bahkan hewan.
Bicara tentang pernikahan, masyarakat Turki memiliki beberapa tahapan dalam tradisi pernikahannya. Mulai dari tahap perjanjian, pertunangan, malam henna, ijab kabul, hingga resepsi.
Di setiap tahap itu, ada hadiah-hadiah yang diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai wanita.
Misalnya, di tahap perjanjian, pihak laki-laki akan membawakan hadiah berupa sepatu, pakaian, handuk yang dihias, rajutan, juga emas.
Di tahap pertunangan, calon mempelai pria memberikan barang-barang hantaran atau semacam seserahan. Biasanya pihak perempuan sebelumnya sudah meminta seserahan dan mahar apa yang dibawa. Namun, yang utama adalah pemberian berupa emas.
Emas merupakan mahar yang paling diminati karena melambangkan kemakmuran bagi mempelai wanita dan keluarganya.
Tak jarang, pihak keluarga wanita menetapkan jumlah emas dengan harga yang cukup tinggi. Konon, hal ini berdasarkan pada mahar yang diberikan Rasulullah saw pada istri-istrinya yang nilainya sangat besar.
Akan tetapi, semua itu bisa dibicarakan antara kedua keluarga sehingga tercapai kesepakatan mengenai bentuk dan besar mahar yang akan diberikan.
Salah seorang pria Indonesia yang menikah dengan wanita Turki punya pengalaman unik. Sebelum menikah, ia diberikan syarat oleh keluarga calonnya bahwa ia harus memiliki rumah dan menetap di Turki.
Permintaan ini cukup membuat dirinya tertantang. Namun, dengan usaha dan kesabaran, syarat itu berhasil dipenuhinya sehingga ia dapat melangsungkan pernikahan dengan wanita pujaannya.
Mahar wanita Turki tak melulu berupa emas atau barang. Ada pula pengantin wanita Turki yang meminta calon suaminya menghafal satu surat dari Al-Qur’an dan menganggap itu sebagai mahar untuknya.
(sya)