Respons Penumpukan Militer Rusia, NATO Bentuk Kelompok Tempur Baru
loading...
A
A
A
“Langkah-langkah kami adalah dan tetap preventif, proporsional dan non-eskalator. Kami siap untuk lebih memperkuat postur pertahanan dan pencegahan kami untuk menanggapi semua kontinjensi,” tambah mereka.
Rusia sendiri menegaskan tidak berniat menyerang Ukraina.
“Kami mendesak negara-negara Barat untuk berhenti mengobarkan histeria anti-Rusia, yang sebenarnya sudah anti-Ukraina juga, kami mendesak mereka untuk berhenti memompa Kiev dengan senjata," kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia, Maria Zakharova.
"Tindakan ini secara negatif mempengaruhi penyelesaian konflik di Donbass dan situasi umum di jalur keamanan dan stabilitas di Eropa,” sambungnya seperti dilaporkan kantor berita negara TASS.
Sementara itu menurut Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Moskow siap untuk pembicaraan yang ditawarkan Barat untuk dilakukan pada masalah keamanan tertentu jika itu tidak berarti mengesampingkan tuntutan penting negara itu seperti menghentikan ekspansi NATO ke timur.
“Kami percaya ini adalah langkah positif dan akan siap untuk dialog ini tetapi tidak dengan mengorbankan klarifikasi masalah prinsip posisi kami, yang menyangkut kebutuhan untuk menghentikan ekspansi cepat NATO ke timur dan mencari cara lain untuk memberikan keamanan untuk semua negara Euro-Atlantik,” katanya.
NATO mengatakan tidak akan mengirim pasukan untuk memerangi Rusia di Ukraina, yang bukan anggota aliansi pertahanan bentukan Amerika itu. Namun, ribuan pasukan Amerika Serikat (AS), Inggris, dan NATO telah dikirim untuk memperkuat pertahanan negara-negara Eropa Timur, termasuk Polandia dan negara-negara Baltik.
Rusia menuduh NATO memiliki agenda "ekspansionis" dan bergerak lebih dekat ke perbatasannya. Juga, salah satu tuntutan Moskow selama kesibukan negosiasi diplomatik yang telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir adalah agar Ukraina membatalkan ambisinya menjadi anggota NATO.
Namun, NATO menolak permintaan Rusia dan menekankan bahwa Kiev memiliki hak untuk membuat keputusan sendiri.
Rusia sendiri menegaskan tidak berniat menyerang Ukraina.
“Kami mendesak negara-negara Barat untuk berhenti mengobarkan histeria anti-Rusia, yang sebenarnya sudah anti-Ukraina juga, kami mendesak mereka untuk berhenti memompa Kiev dengan senjata," kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia, Maria Zakharova.
"Tindakan ini secara negatif mempengaruhi penyelesaian konflik di Donbass dan situasi umum di jalur keamanan dan stabilitas di Eropa,” sambungnya seperti dilaporkan kantor berita negara TASS.
Sementara itu menurut Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Moskow siap untuk pembicaraan yang ditawarkan Barat untuk dilakukan pada masalah keamanan tertentu jika itu tidak berarti mengesampingkan tuntutan penting negara itu seperti menghentikan ekspansi NATO ke timur.
“Kami percaya ini adalah langkah positif dan akan siap untuk dialog ini tetapi tidak dengan mengorbankan klarifikasi masalah prinsip posisi kami, yang menyangkut kebutuhan untuk menghentikan ekspansi cepat NATO ke timur dan mencari cara lain untuk memberikan keamanan untuk semua negara Euro-Atlantik,” katanya.
NATO mengatakan tidak akan mengirim pasukan untuk memerangi Rusia di Ukraina, yang bukan anggota aliansi pertahanan bentukan Amerika itu. Namun, ribuan pasukan Amerika Serikat (AS), Inggris, dan NATO telah dikirim untuk memperkuat pertahanan negara-negara Eropa Timur, termasuk Polandia dan negara-negara Baltik.
Rusia menuduh NATO memiliki agenda "ekspansionis" dan bergerak lebih dekat ke perbatasannya. Juga, salah satu tuntutan Moskow selama kesibukan negosiasi diplomatik yang telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir adalah agar Ukraina membatalkan ambisinya menjadi anggota NATO.
Namun, NATO menolak permintaan Rusia dan menekankan bahwa Kiev memiliki hak untuk membuat keputusan sendiri.