Takut Digempur Rusia, 23 Anggota Parlemen Ukraina Kabur ke Luar Negeri
loading...
A
A
A
KIEV - Sebanyak 23 anggota Parlemen Ukraina kabur atau melarikan diri ke luar negeri karena takut akan invasi Rusia . Presiden Volodymyr Zelensky mengultimatum mereka untuk pulang dalam 24 jam.
Aksi kabur massal itu juga diikuti kalangan elite.
Ultimatum disampaikan Zelensky ketika konferensi pers setelah melakukan pertemuan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Senin.
Data 23 anggota Parlemen yang melarikan diri itu diungkap media yang berbasis di Kiev, Ukrainskaya Pravda.
Di antara mereka adalah 13 orang dari platform oposisi pro-Rusia—faksi For Life, dan lima dari partai Servant of the People yang berkuasa atau partainya Zelensky sendiri.
Presiden tidak menyebutkan nama para politisi yang kabur ke luar negeri, tetapi menuntut agar mereka semua kembali ke pos masing-masing.
Kepergian beberapa pejabat bertepatan dengan meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia, menyusul peringatan Presiden AS Joe Biden pekan lalu bahwa serangan oleh Kremlin dapat terjadi kapan saja.
“Dan atas nama saya sendiri, saya ingin meminta agar, dalam 24 jam, mereka kembali ke negara,” kata Zelensky sembari memperingatkan bahwa pihak berwenang akan menarik kesimpulan serius jika para pejabat yang melarikan diri itu gagal mengindahkan ultimatumnya.
Orang nomor satu Ukraina itu juga menyampaikan pidatonya pada hari Senin kepada para elite negara itu, karena pada pekan lalu kelompok taipan bisnis, oligarki, dan pengusaha meninggalkan Ukraina untuk pergi ke luar negeri.
Sementara dia mencatat bahwa negara tidak dapat dan tidak akan memengaruhi perdagangan, Zelensky mendesak para pengusaha untuk kembali ke perusahaan mereka, kepada puluhan ribu orang yang bekerja untuk mereka dan untuk negara.
Pada hari Senin, tiga pengusaha Ukraina—Vadim Novinsky, Boris Kolesnikov dan Aleksander Yaroslavsky—merespons laporan Ukrayinskaya Pravda bahwa mereka telah meninggalkan Ukraina untuk waktu yang lama. Mereka membantah itu sebagai tindakan melarikan diri.
“Pada 10 Februari, saya terbang ke Munich, dan saya akan kembali sore ini. Itu direncanakan, karena masalah pribadi,” tegas Novinsky, yang mengatakan akan menghadiri pertemuan di Parlemen pada Selasa (15/2/2022).
“Tidak ada yang melarikan diri. Saya mengenal banyak orang dan saya dapat mengatakan dengan pasti bahwa tidak ada yang cukup panik untuk melarikan diri.”
Mantan Wakil Perdana Menteri Ukraina Kolesnikov sepenuhnya menyangkal bahwa dia telah meninggalkan Ukraina. Dia memposting di Facebook bahwa dia masih di Kiev, sementara Yaroslavsky mengatakan dia pergi ke London untuk mengunjungi konser putranya.
Dalam pidato yang sama, Zelensky juga mengutuk keputusan Gedung Putih baru-baru ini untuk memindahkan sementara kantor diplomatik AS dari Kiev ke Lviv, kota terbesar di Ukraina barat.
"Adalah kesalahan besar bahwa beberapa kedutaan pindah ke Ukraina barat," kata Zelensky.
“Ukraina adalah salah satunya. Ini adalah bagian integral. Jika sesuatu terjadi, Tuhan melarang, itu akan terjadi di mana-mana.”
Aksi kabur massal itu juga diikuti kalangan elite.
Ultimatum disampaikan Zelensky ketika konferensi pers setelah melakukan pertemuan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Senin.
Data 23 anggota Parlemen yang melarikan diri itu diungkap media yang berbasis di Kiev, Ukrainskaya Pravda.
Di antara mereka adalah 13 orang dari platform oposisi pro-Rusia—faksi For Life, dan lima dari partai Servant of the People yang berkuasa atau partainya Zelensky sendiri.
Presiden tidak menyebutkan nama para politisi yang kabur ke luar negeri, tetapi menuntut agar mereka semua kembali ke pos masing-masing.
Kepergian beberapa pejabat bertepatan dengan meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia, menyusul peringatan Presiden AS Joe Biden pekan lalu bahwa serangan oleh Kremlin dapat terjadi kapan saja.
“Dan atas nama saya sendiri, saya ingin meminta agar, dalam 24 jam, mereka kembali ke negara,” kata Zelensky sembari memperingatkan bahwa pihak berwenang akan menarik kesimpulan serius jika para pejabat yang melarikan diri itu gagal mengindahkan ultimatumnya.
Orang nomor satu Ukraina itu juga menyampaikan pidatonya pada hari Senin kepada para elite negara itu, karena pada pekan lalu kelompok taipan bisnis, oligarki, dan pengusaha meninggalkan Ukraina untuk pergi ke luar negeri.
Sementara dia mencatat bahwa negara tidak dapat dan tidak akan memengaruhi perdagangan, Zelensky mendesak para pengusaha untuk kembali ke perusahaan mereka, kepada puluhan ribu orang yang bekerja untuk mereka dan untuk negara.
Pada hari Senin, tiga pengusaha Ukraina—Vadim Novinsky, Boris Kolesnikov dan Aleksander Yaroslavsky—merespons laporan Ukrayinskaya Pravda bahwa mereka telah meninggalkan Ukraina untuk waktu yang lama. Mereka membantah itu sebagai tindakan melarikan diri.
“Pada 10 Februari, saya terbang ke Munich, dan saya akan kembali sore ini. Itu direncanakan, karena masalah pribadi,” tegas Novinsky, yang mengatakan akan menghadiri pertemuan di Parlemen pada Selasa (15/2/2022).
“Tidak ada yang melarikan diri. Saya mengenal banyak orang dan saya dapat mengatakan dengan pasti bahwa tidak ada yang cukup panik untuk melarikan diri.”
Mantan Wakil Perdana Menteri Ukraina Kolesnikov sepenuhnya menyangkal bahwa dia telah meninggalkan Ukraina. Dia memposting di Facebook bahwa dia masih di Kiev, sementara Yaroslavsky mengatakan dia pergi ke London untuk mengunjungi konser putranya.
Dalam pidato yang sama, Zelensky juga mengutuk keputusan Gedung Putih baru-baru ini untuk memindahkan sementara kantor diplomatik AS dari Kiev ke Lviv, kota terbesar di Ukraina barat.
"Adalah kesalahan besar bahwa beberapa kedutaan pindah ke Ukraina barat," kata Zelensky.
“Ukraina adalah salah satunya. Ini adalah bagian integral. Jika sesuatu terjadi, Tuhan melarang, itu akan terjadi di mana-mana.”
(min)