5 Catatan Penting Pertemuan Putin-Macron, Terakhir Bikin Nyali NATO Ciut

Selasa, 08 Februari 2022 - 17:14 WIB
loading...
5 Catatan Penting Pertemuan...
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron di Moskow, Rusia, 7 Februari 2022. Foto/Sputnik/Kremlin/REUTERS
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu di Moskow pada Senin (7/2/2022) untuk membahas krisis di Ukraina, keamanan Eropa, dan masalah bilateral.

Pertemuan keduanya berlangsung hampir enam jam. Mereka mengadakan konferensi pers bersama setelah itu, mengungkapkan beberapa hasil pertemuan.

Diskusi berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan terkait masalah Ukraina, dengan Macron akan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada agenda selanjutnya.

Berikut ini beberapa catatan penting dari pertemuan Putin dan Macron.

1. NATO Abaikan Proposal Keamanan Rusia

Ada tiga poin kunci dalam proposal keamanan yang diumumkan Moskow pada Desember, yakni: tidak ada ekspansi NATO lebih lanjut, tidak ada penyebaran sistem serangan di sepanjang perbatasan Rusia, dan mundurnya penyebaran NATO saat ini ke jalur 1997.

Tanggapan NATO dan Amerika Serikat (AS), yang dikirim pekan lalu dengan permintaan untuk dirahasiakan, tidak membahas poin-poin ini sama sekali.

"Tidak ya atau tidak, seolah-olah mereka tidak pernah ditanyai," ujar Putin kepada wartawan. “Kami hanya melihat klise dan proposal politik tentang berbagai isu sekunder.”

2. Macron Sarankan Mekanisme Baru untuk Krisis Ukraina

Presiden Prancis mengatakan, “Dialog dengan Rusia adalah satu-satunya cara untuk memastikan keamanan dan stabilitas di Eropa.”

Jika mekanisme dan perjanjian yang ada tidak cukup menyelesaikan situasi keamanan, dia menyarankan yang baru harus dirancang dan diterapkan.

Macron secara khusus mencatat bahwa Prancis dan Rusia “tidak memiliki pemahaman yang sama” tentang makna sejumlah dokumen seperti Undang-Undang Akhir Helsinki 1975 yang menetapkan apa yang akan menjadi Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), terutama ketika itu sampai pada masalah hak asasi manusia dan integritas teritorial negara.

3. Putin Setuju Kerjakan Proposal De-eskalasi Macron

Presiden Rusia mengatakan "mungkin" melanjutkan "sejumlah" proposal yang diajukan Macron yang mungkin mengarah pada penurunan eskalasi situasi di Ukraina.

Baik Putin maupun Macron tidak mengungkapkan rincian apa pun yang mungkin ada, dengan Putin mengatakan dia akan membahas masalah ini lebih lanjut dengan Macron setelah presiden Prancis memiliki kesempatan bertemu dengan presiden Ukraina pada Selasa.

4. Ukraina Harus Terapkan Kesepakatan Minsk

Putin mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah memberi tahu Macron tentang penolakan Ukraina mengimplementasikan perjanjian Minsk, bahkan setelah Kiev membuat komitmen melakukannya dalam beberapa pekan terakhir pada pertemuan di Paris dan Berlin.

Alih-alih mengambil langkah-langkah menawarkan otonomi ke wilayah Donetsk dan Lugansk yang memisahkan diri, Ukraina malah memilih menganiaya penutur bahasa Rusia di dalam perbatasannya, menurut Putin.

“Mengenai perjanjian Minsk, apakah itu masih layak atau memiliki perspektif apa pun, saya merasa tidak ada alternatif selain itu,” ujar Putin kepada wartawan.

5. Putin Ancam Kemungkinan Perang Nuklir

Mengangkat argumen NATO bahwa negara mana pun bebas bergabung dengan aliansi jika diinginkan, Putin mengatakan Ukraina melakukan hal itu dengan cepat akan menghasilkan perang nuklir dengan Rusia.

“Kiev telah menetapkan Moskow sebagai musuh dan menegaskan Krimea milik Ukraina, sesuatu yang disetujui negara-negara NATO,” papar Putin.

Semenanjung Krimea memilih bergabung kembali dengan Rusia setelah kudeta Februari 2014 di Kiev. Kudeta itu didukung AS dengan mengorbankan kesepakatan pembagian kekuasaan yang dimediasi Prancis dan Jerman.

Rusia secara resmi menyambut Krimea kembali sebulan kemudian, sesuatu yang tidak dilakukan dengan dua wilayah Donbass, yang mengikutinya.

Keanggotaan Ukraina di NATO akan memicu klausul pertahanan bersama Pasal 5 aliansi saat Kiev memutuskan "mengintegrasikan kembali" Krimea dengan paksa, yang pada dasarnya mengakibatkan perang dengan Rusia, kekuatan nuklir terkemuka di dunia.

“Tidak akan ada pemenang. (Macron) tidak menginginkan hasil seperti itu. Saya juga tidak,” tegas Putin.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1348 seconds (0.1#10.140)