Uni Eropa Siapkan Sanksi Kuat untuk Rusia Jika Nekat Invasi Ukraina
loading...
A
A
A
BERLIN - Uni Eropa (UE) telah menyiapkan paket sanksi yang kuat dan komprehensif untuk dijatuhkan kepada Rusia jika melanjutkan agresinya terhadap Ukraina . Hal itu diungkapkan Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen kepada surat kabar Handeslblatt dan Les Echos.
Rusia, yang merebut Crimea dari Ukraina pada 2014 dan mendukung separatis di timur negara itu, telah mengumpulkan sekitar 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina dan menuntut jaminan keamanan termasuk janji NATO tidak akan pernah menerima keanggotaan Kiev.
"Kami telah menyiapkan paket sanksi keuangan dan ekonomi yang kuat dan komprehensif," kata von der Leyen kepada kedua surat kabar itu seperti dilansir dari Reuters, Jumat (4/2/2022).
Ia menambahkan bahwa ini termasuk pembatasan akses ke modal asing dan kontrol ekspor, terutama pada barang-barang teknis.
Pipa Nord Stream 2 Laut Baltik yang kontroversial juga merupakan bagian dari paket sanksi.
"Apakah pipa dapat beroperasi tergantung pada perilaku Rusia", kata von der Leyen.
"Orang-orang yang dekat dengan (Presiden Rusia Vladimir) Putin dan oligarki tentu saja bisa terkena secara sensitif," tambahnya.
Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia tengah mempersiapkan operasi false flag sebagai dalih untuk menyerang Ukraina. Rusia telah merumuskan beberapa opsi sebagai alasan untuk menyerang Ukraina, termasuk potensi penggunaan video propaganda yang menunjukkan serangan bertahap, kata AS, ketika Kremlin mengutuk pengerahan pasukan Amerika di wilayah tersebut.
Kremlin menuduh Washington mengabaikan seruannya untuk meredakan kebuntuan, sehari setelah AS mengumumkan akan mengirim hampir 3.000 tentara tambahan ke Polandia dan Rumania.
Rusia, yang merebut Crimea dari Ukraina pada 2014 dan mendukung separatis di timur negara itu, telah mengumpulkan sekitar 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina dan menuntut jaminan keamanan termasuk janji NATO tidak akan pernah menerima keanggotaan Kiev.
"Kami telah menyiapkan paket sanksi keuangan dan ekonomi yang kuat dan komprehensif," kata von der Leyen kepada kedua surat kabar itu seperti dilansir dari Reuters, Jumat (4/2/2022).
Ia menambahkan bahwa ini termasuk pembatasan akses ke modal asing dan kontrol ekspor, terutama pada barang-barang teknis.
Pipa Nord Stream 2 Laut Baltik yang kontroversial juga merupakan bagian dari paket sanksi.
"Apakah pipa dapat beroperasi tergantung pada perilaku Rusia", kata von der Leyen.
"Orang-orang yang dekat dengan (Presiden Rusia Vladimir) Putin dan oligarki tentu saja bisa terkena secara sensitif," tambahnya.
Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia tengah mempersiapkan operasi false flag sebagai dalih untuk menyerang Ukraina. Rusia telah merumuskan beberapa opsi sebagai alasan untuk menyerang Ukraina, termasuk potensi penggunaan video propaganda yang menunjukkan serangan bertahap, kata AS, ketika Kremlin mengutuk pengerahan pasukan Amerika di wilayah tersebut.
Kremlin menuduh Washington mengabaikan seruannya untuk meredakan kebuntuan, sehari setelah AS mengumumkan akan mengirim hampir 3.000 tentara tambahan ke Polandia dan Rumania.
(ian)