Rusia dan Ukraina Sama-sama Berpenduduk Yahudi, Israel Pilih Netral

Jum'at, 04 Februari 2022 - 11:11 WIB
loading...
Rusia dan Ukraina Sama-sama...
Rusia latihan tempur di Belarusia di tengah ketegangan dengan Ukraina. Israel memilih netral atas konflik antara Rusia dan Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Israel , yang menyadari ada populasi Yahudi di Rusia dan Ukraina , memilih bersikap netral atas konflik kedua negara tersebut. Namun, sikap itu justru direspons marah oleh Kiev.

Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid menentang narasi bahwa Rusia sedang merencanakan serangan skala besar yang akan segera terjadi terhadap tetangganya.

Berbicara kepada Axios pada hari Rabu, Lapid berpendapat bahwa Israel tidak melihat konfrontasi kekerasan antara Moskow dan Kiev dalam waktu dekat.



Dia menolak gagasan bahwa "perang dunia" akan pecah dari meningkatnya ketegangan antara kedua negara tersebut.

“Kami memiliki kewajiban untuk bertindak dengan hati-hati tentang krisis Rusia-Ukraina yang tidak dimiliki negara lain,” kata Lapid, yang menjelaskan bahwa kedua negara memiliki populasi Yahudi yang besar.

Dia justru mengkhawatirkan kebuntuan itu dapat mengalihkan perhatian dunia dari perundingan nuklir dengan Iran.

Sehari kemudian, Lapid mendapat respons marah dari Duta Besar Ukraina untuk Israel; Yevgen Korniychuk.

Menulis di Facebook dalam bahasa Inggris, diplomat itu mengatakan dia sangat terkejut dengan pernyataan Lapid dan menuduh menteri Israel tersebut menyebarkan propaganda Rusia.

“Saya ingin mengingatkan Pak Menteri bahwa ini bukan konflik, ini adalah perang yang dilakukan Rusia secara agresif dan sinis terhadap Ukraina,” tulis Korniychuk.

“Sayang sekali Lapid tidak memperhatikan perang di pusat Eropa yang [telah berlangsung] selama delapan tahun," lanjut dia.

Posting itu tidak bisa diterima dengan baik oleh pemerintah Israel. Kementerian Luar Negeri-nya, seperti dikutip dari Times of Israel, Jumat (4/2/2022), memanggil diplomat Ukraina.

Meskipun Korniychuk mengeklaim Lapid telah mengabaikan prediksi mengganggu dari Washington, London dan Uni Eropa mengenai invasi Rusia-mengutip pergerakan pasukan di dekat perbatasan dengan Ukraina-perkiraan itu juga sangat bertentangan dengan retorika yang tidak terlalu mengerikan yang datang dari presiden dan militer Ukraina.

Pekan lalu, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pemerintahnya belum melihat eskalasi yang lebih besar dari sebelumnya, meremehkan kepanikan yang disebarkan oleh pejabat Barat dan laporan media.

Menteri Pertahanan Ukraina Alexey Reznikov berpendapat hal yang sama, mencatat bahwa kepanikan dan ketakutan adalah yang paling dapat "diklik” sambil mempertanyakan kemampuan Moskow untuk menyerang dengan pasukan yang saat ini ditempatkan di sepanjang perbatasan.

Meskipun demikian, Presiden AS Joe Biden telah bergerak maju dengan paket "bantuan mematikan" untuk pasukan Ukraina, mengizinkan USD200 juta dalam bentuk senjata anti-armor, peluncur granat, artileri dan senjata ringan pada bulan Desember.

Sedangkan Inggris telah menyediakan senjata pertahanan untuk pasukan Ukraina.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1606 seconds (0.1#10.140)