Pakar: Senjata Nuklir Dikendalikan Bisa Picu Perang Dunia III Mengerikan
loading...
A
A
A
Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia juga telah meningkatkan apa yang disebut "Doomsday device [perangkat Kiamat]", yang dikenal sebagai "Dead Hand [Tangan Mati]".
Garis pertahanan terakhir dalam perang nuklir ini akan menembakkan setiap senjata nuklir Rusia sekaligus, menjamin kehancuran total musuh.
Pertama kali dikembangkan selama Perang Dingin, diyakini telah diberikan peningkatan AI selama beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2018, pakar perlucutan senjata nuklir Dr Bruce Blair mengatakan kepada Daily Star Online bahwa dia yakin sistem tersebut, yang dikenal sebagai “Perimeter” rentan terhadap serangan siber yang dapat menjadi bencana besar.
Sistem "Tangan Mati" dimaksudkan untuk menyediakan cadangan jika otoritas komando nuklir suatu negara terbunuh atau terganggu.
Pakar militer AS Adam Lowther dan Curtis McGuffin mengeklaim dalam artikel 2019 bahwa AS harus mempertimbangkan “sistem respons strategis otomatis berdasarkan kecerdasan buatan”.
Pada Mei 2018, Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan drone nuklir bawah air Rusia, yang diperingatkan para ahli dapat memicu tsunami 300 kaki.
Drone nuklir Poseidon, yang akan selesai pada tahun 2027, dirancang untuk menghancurkan pangkalan Angkatan Laut musuh dengan dua megaton tenaga nuklir.
Digambarkan oleh dokumen Angkatan Laut AS sebagai “Intercontinental Nuclear-Powered Nuclear-Armed Autonomous Torpedo" atau kendaraan bawah laut otonom oleh Congressional Research Service itu dimaksudkan untuk digunakan sebagai senjata serangan kedua jika terjadi konflik nuklir.
Pertanyaan besar yang belum terjawab tentang Poseidon adalah; apa yang bisa dilakukan secara mandiri.
Garis pertahanan terakhir dalam perang nuklir ini akan menembakkan setiap senjata nuklir Rusia sekaligus, menjamin kehancuran total musuh.
Pertama kali dikembangkan selama Perang Dingin, diyakini telah diberikan peningkatan AI selama beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2018, pakar perlucutan senjata nuklir Dr Bruce Blair mengatakan kepada Daily Star Online bahwa dia yakin sistem tersebut, yang dikenal sebagai “Perimeter” rentan terhadap serangan siber yang dapat menjadi bencana besar.
Sistem "Tangan Mati" dimaksudkan untuk menyediakan cadangan jika otoritas komando nuklir suatu negara terbunuh atau terganggu.
Pakar militer AS Adam Lowther dan Curtis McGuffin mengeklaim dalam artikel 2019 bahwa AS harus mempertimbangkan “sistem respons strategis otomatis berdasarkan kecerdasan buatan”.
Pada Mei 2018, Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan drone nuklir bawah air Rusia, yang diperingatkan para ahli dapat memicu tsunami 300 kaki.
Drone nuklir Poseidon, yang akan selesai pada tahun 2027, dirancang untuk menghancurkan pangkalan Angkatan Laut musuh dengan dua megaton tenaga nuklir.
Digambarkan oleh dokumen Angkatan Laut AS sebagai “Intercontinental Nuclear-Powered Nuclear-Armed Autonomous Torpedo" atau kendaraan bawah laut otonom oleh Congressional Research Service itu dimaksudkan untuk digunakan sebagai senjata serangan kedua jika terjadi konflik nuklir.
Pertanyaan besar yang belum terjawab tentang Poseidon adalah; apa yang bisa dilakukan secara mandiri.