Reformasi Undang-Undang, Amerika Serikat Menuju Era Baru

Jum'at, 12 Juni 2020 - 10:09 WIB
loading...
Reformasi Undang-Undang,...
residen Amerika Serikat Donald Trump bertemu dan berbincang denganperwakilan warga kulit hitam di Ruang Kabinet Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, 10 Juni2020. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Komisi Kehakiman Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) menggelar sidang pertama membahas ketidakadilan ras dan kebrutalan polisi menyusul kematian George Floyd pada 25 Mei lalu. Itu sebagai bentuk kepedulian DPR AS yang dikuasai Partai Demokrat, rival utama Partai Republik yang mendukung Presiden Donald Trump.

Dalam sidang tersebut, adik termuda Floyd, Philonise Floyd (42) hadir memberikan kesaksian tentang seruan upaya menghapus sistem rasisme di AS. Philonise meminta anggota parlemen agar tidak membiarkan meninggalnya kakak kandungnya menjadi sebuah penderitaan. “George Floyd tidak ingin meninggal hanya karena USD20,” katanya. Dia juga menyebut, kematian George Floyd tanpa proses pengadilan.

“Mereka membunuh kakak saya tanpa proses pengadilan. Ini adalah proses pembunuhan tanpa pengadilan pada abad modern di jalanan yang terang-benderang,” kata Philonise Floyd (42) dari Missouri City, Texas, dekat Houston, dilansir Reuters. “Hidupnya itu penting. Semua kehidupan kita penting. Black lives matter," kata dia sambil mengusap air matanya. (Baca: Staf Konsulat AS Divonis 8 Tahun Penjara oleh pengadilan Turki)

DPR yang dikuasai DPR memang bergerak cepat untuk mereformasi legislasi untuk mengakhiri sistem rasisme di AS. Partai Demokrat mengusulkan pelarangan penggunaan senjata mematikan, kamera yang ditempel di baju, dilarang membunuh penjahat, dan melakukan sejumlah reformasi lainnya. Rencana undang-undang baru yang diusulkan Partai Demokrat juga melarang pencekikan polisi menjadi ilegal, mewajibkan pelatihan antirasisme bagi polisi, melarang petugas polisi yang dipecat pindah ke satuan lain, dan memudahkan penuntutan atas tindak penganiayaan.

“Kita harus ingat bahwa (George Floyd) bukan hanya suatu gerakan, sekadar nama yang diteriakkan di jalan-jalan. Dia seorang manusia,” kata Ketua Komite Partai Demokrat di DPR, Jerrold Nadler. “Dia (Floyd) punya keluarga. Kami berkabung atas kematiannya,” ucapnya.

Namun, anggota DPR dan Senat yang dikuasai Republik berusaha menghalangi segala langkah tersebut. Anggota DPR dari Partai Republik Mike Johnson, mengungkapkan usulan perubahan kebijakan penegakan keamanan merupakan hal yang buruk. “Kita akan tetap bekerja membela pekerjaan para penegak keamanan,” kata Johnson. (Baca juga: AS Kecewa Langkah Korut Putus Jalur Komunikasi dengan Korsel)

Hal sama diungkapkan anggota DPR dari Partai Republik lainnya, Jim Jordan yang mengatakan bahwa seluruh petugas keamanan telah bekerja keras. “Petugas keamanan telah bekerja keras dan melakukan pekerjaan heroik,” imbuhnya.

Philonise Floyd pun mendesak Kongres AS untuk menyetujui reformasi kepolisian dan "mengakhiri penderitaan". Philonise mengatakan, dalam sidang dengar pendapat dengan Kongres AS bahwa jangan sampai kakaknya menjadi "nama lain dalam daftar". "Jadilah pemimpin yang dibutuhkan negara ini, dunia ini," pinta Floyd.

George Floyd meninggal di Minneapolis pada Mei lalu ketika seorang polisi kulit putih berlutut di lehernya selama hampir sembilan menit. Saat-saat terakhirnya direkam dengan telepon genggam. Empat petugas polisi yang terlibat telah dipecat dan didakwa atas kematiannya. George Floyd, yang kematiannya memicu aksi antirasisme di seluruh dunia, telah dimakamkan di samping pusara ibunya.

Secara terpisah, Presiden Donald Trump mengisyaratkan bahwa rencana pemerintahannya untuk menangani masalah unjuk rasa dan kebrutalan polisi telah mencapai "pendekatan akhir" dan rencana itu bisa diumumkan pada "hari-hari mendatang". (Baca juga: Kabar Gembira, Seluruh Pasien Covid-19 di Muratara Sembuh)

Mengisyaratkan bahwa rencana pemerintah Trump mengenai masalah ini akan segera diumumkan, sekretaris pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, menegaskan rencana itu tidak akan meliputi pengurangan kekebalan bagi petugas polisi. Dia mengatakan, perhatian Trump ialah bahwa petugas polisi tidak boleh dicela.

Saat sidang DPR berlangsung, kepala kepolisian di Minneapolis, Medaria Arradondo, mengatakan bahwa lembaganya "sangat" bisa direformasi dan berjanji tidak akan membiarkan kematian George Floyd menjadi sia-sia. Medaria Arradondo mengatakan, salah satu langkah reformasi yang bisa dilakukan ialah menerapkan sistem peringatan dini baru untuk mengidentifikasi perilaku petugas polisi. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Terungkap, Putra Wakil...
Terungkap, Putra Wakil Bos CIA Tewas dalam Perang Dukung Rusia Melawan Ukraina
Satelit Rahasia Rusia...
Satelit Rahasia Rusia yang Diduga Terhubung Senjata Nuklir Berputar di Luar Kendali
Korea Utara Luncurkan...
Korea Utara Luncurkan Kapal Perang 5.000 Ton Bersenjata Paling Kuat, Kim Jong-un Bicara Nuklir
AS Butuh Rp15.919 Triliun...
AS Butuh Rp15.919 Triliun untuk Memodernisasi Senjata Nuklirnya
Trump Ingatkan Netanyahu:...
Trump Ingatkan Netanyahu: Baik-baiklah kepada Warga Gaza yang Menderita
6 Cara Iran Menang Perang...
6 Cara Iran Menang Perang Lawan AS dan Israel, Mungkinkah Tercapai dalam 5 Tahap?
Ukraina Tekan Italia...
Ukraina Tekan Italia Gelar KTT di Sela-sela Pemakaman Paus Fransiskus
Ledakan Dahsyat Hancurkan...
Ledakan Dahsyat Hancurkan Pelabuhan Bandar Abbas, Bagaimana Nasib 385 WNI di Iran?
Ledakan Dahsyat di Iran,...
Ledakan Dahsyat di Iran, Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban
Rekomendasi
Inovasi BNIdirect Raih...
Inovasi BNIdirect Raih 3 Penghargaan dari The Digital Banker
Ada Produk Haram Berlabel...
Ada Produk Haram Berlabel Halal, MUI Dorong Tingkatkan Pengawasan
Ketua DPP Perindo: Kerja...
Ketua DPP Perindo: Kerja Keras dan Prestasi Jadi Kunci Peran Perempuan di Politik
Berita Terkini
9 Alasan Warisan Progresif...
9 Alasan Warisan Progresif Paus Fransiskus Mengubah Gereja Katolik
42 menit yang lalu
Putin Berulang Kali...
Putin Berulang Kali Mengibuli Banyak Presiden AS, Korban Terbarunya Adalah Trump
3 jam yang lalu
Menhan Pakistan: Jihad...
Menhan Pakistan: Jihad Diciptakan oleh Barat
5 jam yang lalu
Ini Penampakan Makam...
Ini Penampakan Makam Paus Fransiskus yang Sederhana
6 jam yang lalu
Rusia Tangkap Agen Intelijen...
Rusia Tangkap Agen Intelijen Ukraina yang Meledakkan Bom Mobil Jenderal Kepercayaan Putin
7 jam yang lalu
Siapa Hussein al-Sheikh?...
Siapa Hussein al-Sheikh? Calon Kuat Pemimpin Palestina yang Dituding sebagai Tangan Kanan Zionis
8 jam yang lalu
Infografis
Amerika Serikat Unjuk...
Amerika Serikat Unjuk Kekuatan Nuklir di Tengah Ketegangan Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved