PM Inggris: Invasi Rusia ke Ukraina Akan Jadi Malapetaka Berdarah

Selasa, 25 Januari 2022 - 09:10 WIB
loading...
PM Inggris: Invasi Rusia ke Ukraina Akan Jadi Malapetaka Berdarah
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan Rusia bahwa menginvasi Ukraina akan menjadi malapetaka yang berdarah. Foto/REUTERS
A A A
LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson telah memperingatkan Rusia bahwa menginvasi Ukraina akan menjadi "malapetaka" dan "bisnis yang menyakitkan, penuh kekerasan dan berdarah".

Berbicara ketika Kantor Luar Negeri menarik beberapa staf kedutaan keluar dari Ukraina, PM Johnson mengatakan situasinya "cukup suram" tetapi perang tidak dapat dihindari.



Dia mengatakan Inggris memimpin dalam menciptakan paket sanksi ekonomi terhadap Rusia dan memasok persenjataan pertahanan ke Ukraina.

NATO telah menempatkan pasukan dalam keadaan siaga.

Mengutip BBC, Selasa (25/1/2022), sekutu NATO telah mengirim kapal perang dan jet tempur tambahan ke Eropa timur untuk memperkuat pertahanan dan meningkatkan pencegahan, sebagai respons atas peningkatan pasukan Rusia yang terus berlanjut.

Rusia telah membantah memiliki rencana menginvasi Ukraina, tetapi diperkirakan 100.000 tentaranya telah berkumpul di perbatasan.

Kremlin menuduh NATO meningkatkan ketegangan dengan langkah itu. Rusia menganggap aliansi itu sebagai ancaman, dan menuntut jaminan hukum bahwa aliansi itu tidak akan berkembang lebih jauh ke timur, termasuk ke Ukraina.

Tetapi AS mengatakan bahwa masalah yang dipertaruhkan adalah agresi Rusia, bukan ekspansi NATO.

"Intelijen sangat jelas bahwa ada 60 kelompok pertempuran Rusia di perbatasan Ukraina, rencana perang kilat yang dapat menghancurkan Kiev adalah salah satu yang dapat dilihat semua orang," kata PM Johnson.

“Kita perlu menjelaskan kepada Kremlin, Rusia, bahwa itu akan menjadi langkah yang membawa malapetaka.”

Johnson menambahkan bahwa Inggris berdiri "empat persegi dengan rakyat Ukraina".

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengadakan konferensi video dengan para pemimpin Uni Eropa, sekretaris jenderal NATO dan Johnson pada Senin malam.

Pihak Downing Street atau Kantor PM Inggris mengatakan para pemimpin sepakat bahwa jika serangan Rusia lebih lanjut terjadi, sekutu NATO harus memberlakukan tanggapan pembalasan yang cepat termasuk paket sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sebelumnya, Johnson mengatakan tidak ada rencana untuk mengirim pasukan tempur Inggris untuk mempertahankan Ukraina.

Para pejabat mengatakan tidak ada ancaman khusus terhadap diplomat Inggris tetapi sekitar setengah dari staf yang bekerja di Kiev akan kembali ke Inggris.

AS telah memerintahkan kerabat staf kedutaannya untuk meninggalkan Ukraina, dengan mengatakan invasi bisa datang "kapan saja".
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1629 seconds (0.1#10.140)