Kunjungan Mewah Taliban ke Norwegia Dianggap Hamburkan Dana Rp11 Miliar

Senin, 24 Januari 2022 - 14:53 WIB
loading...
A A A
Beberapa jam kemudian, Kementerian Luar Negeri Norwegia menjawab bahwa kunjungan tersebut, termasuk penyewaan jet pribadi, diperkirakan mencapai hampir USD800.000 (Rp11,5 miliar).

"Meskipun ini bukan uang yang banyak untuk Kementerian Luar Negeri, yang mengelola anggaran bantuan pembangunan sebesar USD4,5 miliar, itu masih tidak menghormati pembayar pajak," ujar Listhaug menyimpulkan.

Lebih lanjut dia berpendapat bahwa naif pihak berwenang percaya bahwa upaya ini entah bagaimana akan membantu membangun dialog dengan Taliban.

“Fakta bahwa pihak berwenang Norwegia menganggap penting untuk berbicara dengan Islamis ekstrem tentang hak asasi manusia dan hak-hak perempuan sama naifnya dengan mempercayai Santa Claus dan kelinci Paskah pada saat yang sama. Taliban datang dengan 15 pria dan nol wanita. Itu, dalam dirinya sendiri, mengatakan itu semua," papar Listhaug menulis kepada surat kabar Nettavisen.

Dia menambahkan bahwa itu "memalukan" untuk Norwegia.

Menteri Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeldt menekankan bahwa kunjungan tersebut bukanlah legitimasi atau pengakuan terhadap rezim Taliban dan pembicaraan difokuskan pada hak asasi manusia dan krisis kemanusiaan yang parah yang dihadapi Afghanistan saat ini.

Kunjungan tersebut memicu kritik keras bahkan dari sekutu Norwegia.

Juru bicara luar negeri Partai Liberal-Konservatif Denmark Venstre, Michael Aastrup Jensen, menyebutnya "sepenuhnya salah" dan menyamakannya dengan "kejutan granat".

"Ini mengirimkan sinyal terburuk yang pernah ada. Ini adalah kemenangan PR besar bagi Taliban yang menginginkan pengakuan dari berbagai negara," ujar Aastrup Jensen kepada Radio Denmark.

"Ini adalah ejekan langsung bahwa negara NATO masuk dan bernegosiasi dengan mereka yang telah membunuh begitu banyak warga sipil Afghanistan dan paling tidak adalah penyebab dari banyak tentara NATO yang tewas. Pemerintah mengolok-olok banyak korban dan yang tewas dalam konflik ini," papar Aastrup Jensen kepada Radio Denmark.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1159 seconds (0.1#10.140)