PM Thailand Kunjungi Arab Saudi, 33 Tahun usai Skandal Pencurian Berlian Pangeran Faisal

Senin, 24 Januari 2022 - 08:29 WIB
loading...
PM Thailand Kunjungi...
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha akan mengunjungi Arab Saudi, 33 tahun setelah skandal pencurian berlian Pangeran Faisal bin Fahd oleh petugas kebersihan asal Thailand. Foto/REUTERS
A A A
RIYADH - Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-ocha akan mengunjungi Arab Saudi mulai Selasa (25/1/2022). Kunjungan ini atas undangan Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS)

Itu akan jadi kunjungan pertama setelah 33 tahun skandal pencurian sejumlah berlian milik Pangeran Faisal bin Fahd oleh petugas kebersihan Thailand tahun 1989.



Skandal yang dinamakan "Blue Diamond Affair" inilah yang membuat kedua negara terlibat pertikaian diplomatik selama bertahun-tahun.

Riyadh telah menurunkan hubungan diplomatiknya dengan Bangkok setelah pencurian sejumlah berlian senilai USD20 juta (Rp286,7 miliar) tersebut.

Perhiasan mahal itu dicuri petugas kebersihan asal Thailand yang bekerja di istana Pangeran Faisal bin Fahd. Misteri kasus ini tak pernah terselesaikan.

Polisi Thailand telah mengembalikan beberapa perhiasan yang dicuri, tetapi pejabat Saudi mengeklaim sebagian besar perhiasan yang dikembalikan adalah palsu.

Keberadaan perhiasan utama, yakni berlian biru 50 karat yang langka, masih belum diketahui.

Pemerintah Thailand dalam sebuah pernyataan membenarkan bahwa undangan kunjungan dua hari untuk PM Prayuth Chan-ocha ke Arab Saudi dikeluarkan oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.

"Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama kepala pemerintahan antara kedua negara dalam lebih dari 30 tahun," bunyi pernyataan tersebut, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (24/1/2022).

"Prayut akan bertemu MBS untuk memperkuat dan mempromosikan hubungan bilateral," lanjut pernyataan tersebut.

Sebuah pernyataan oleh Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan kunjungan itu dilakukan di tengah konsultasi yang membawa pandangan lebih dekat tentang isu-isu yang menjadi kepentingan bersama.

"Kunjungan tersebut bertujuan untuk mengoordinasikan masalah-masalah tertentu," bunyi pernyataan tersebut, tanpa memberikan rincian.

Arab Saudi telah lama menuduh polisi Thailand ceroboh dalam penyelidikan pencurian tersebut, di mana tuduhan bahwa sejumlah berlian yang dicuri diambil oleh perwira senior.

"Blue Diamond Affair" tetap menjadi salah satu misteri terbesar yang belum terpecahkan di Thailand dan diikuti oleh jejak kehancuran berdarah yang melibatkan beberapa jenderal polisi Thailand.

Setahun setelah pencurian, tiga diplomat Arab Saudi di Thailand tewas dalam tiga pembunuhan terpisah dalam satu malam.

Riyadh mengirim seorang pengusaha Saudi, Mohammad al-Ruwaili, untuk menyelidiki tetapi dia menghilang di Bangkok sebulan kemudian.

Pada tahun 2014, karena kurangnya bukti, sebuah kasus dijatuhkan terhadap lima pria, termasuk seorang polisi senior Thailand, yang dituduh terlibat dalam pembunuhan al-Ruwaili.

Arab Saudi belum mengirim duta besar ke Thailand selama beberapa dekade dan membatasi perjalanan antarnegara.

Thailand sangat ingin menormalkan hubungan dengan kerajaan kaya minyak itu setelah pertengkaran yang menelan biaya miliaran dolar dalam perdagangan dua arah dan pendapatan pariwisata dan hilangnya pekerjaan bagi puluhan ribu pekerja migran Thailand.

Kriangkrai Techamong yang dituduh sebagai pelaku pencurian itu menjalani hukuman lima tahun penjara. Dia kemudian menjadi biksu pada tahun 2016.

Dia berkata bahwa dia beralih ke agama dalam upaya untuk menghindari karma buruk.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1077 seconds (0.1#10.140)