Erdogan Ikut-ikutan Warning Putin Tak Serang Ukraina
loading...
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ikut-ikutan memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk tidak menyerang Ukraina .
Sebelumnya, para pemimpin Barat melontarkan peringatan serupa terhadap Moskow.
Ankara selama ini mendukung Kiev, termasuk memasok drone tempur yang memicu kemarahan Moskow. Drone-drone tempur itu dikhawatirkan dapat digunakan oleh Kiev dalam konflik bertahun-tahun di dua wilayah timur dengan separatis pro-Moskow.
Berbicara kepada wartawan Turki di Albania, Erdogan mengatakan dia bermaksud membahas ketegangan yang meningkat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Anda tidak dapat menangani hal-hal ini dengan mengatakan 'Saya akan menyerang sesuatu, saya akan mengambilnya'," kata media Turki mengutip pernyataan Erdogan.
"Saya tidak melihat invasi Rusia ke Ukraina sebagai pilihan realistis karena itu bukan negara biasa. Ukraina adalah negara yang kuat," kata Erdogan, yang mendukung aspirasi NATO di Ukraina, seperti dikutip dari AFP, Kamis (20/1/2022).
Pada bulan Desember, Putin mengkritik Ukraina karena mengerahkan drone tempur buatan Turki, mendesak Ankara untuk menekan Kiev untuk tidak menggunakan perangkat keras militer tersebut—yang telah memainkan peran kunci dalam konflik di Libya dan di wilayah separatis Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.
Turki telah membalas dengan mengatakan tidak dapat bertanggung jawab atas bagaimana drone digunakan oleh negara-negara setelah peralatan tempur itu dijual.
Erdogan mengatakan dia selalu menentang pendekatan Rusia terhadap Ukraina, mengkritik apa yang dia sebut aneksasi Crimea oleh Rusia pada 2014.
Moskow menolak dianggap menganeksasi Crimea dan menegaskan wilayah itu memilih bergabung dengan Rusia melalui referendum setelah lepas dari Ukraina.
Sebelumnya, para pemimpin Barat melontarkan peringatan serupa terhadap Moskow.
Ankara selama ini mendukung Kiev, termasuk memasok drone tempur yang memicu kemarahan Moskow. Drone-drone tempur itu dikhawatirkan dapat digunakan oleh Kiev dalam konflik bertahun-tahun di dua wilayah timur dengan separatis pro-Moskow.
Berbicara kepada wartawan Turki di Albania, Erdogan mengatakan dia bermaksud membahas ketegangan yang meningkat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Anda tidak dapat menangani hal-hal ini dengan mengatakan 'Saya akan menyerang sesuatu, saya akan mengambilnya'," kata media Turki mengutip pernyataan Erdogan.
"Saya tidak melihat invasi Rusia ke Ukraina sebagai pilihan realistis karena itu bukan negara biasa. Ukraina adalah negara yang kuat," kata Erdogan, yang mendukung aspirasi NATO di Ukraina, seperti dikutip dari AFP, Kamis (20/1/2022).
Pada bulan Desember, Putin mengkritik Ukraina karena mengerahkan drone tempur buatan Turki, mendesak Ankara untuk menekan Kiev untuk tidak menggunakan perangkat keras militer tersebut—yang telah memainkan peran kunci dalam konflik di Libya dan di wilayah separatis Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.
Turki telah membalas dengan mengatakan tidak dapat bertanggung jawab atas bagaimana drone digunakan oleh negara-negara setelah peralatan tempur itu dijual.
Erdogan mengatakan dia selalu menentang pendekatan Rusia terhadap Ukraina, mengkritik apa yang dia sebut aneksasi Crimea oleh Rusia pada 2014.
Moskow menolak dianggap menganeksasi Crimea dan menegaskan wilayah itu memilih bergabung dengan Rusia melalui referendum setelah lepas dari Ukraina.