PM Pakistan Terima Kasih ke Putin karena Menentang Penghinaan Nabi Muhammad
loading...
A
A
A
ISLAMABAD - Perdana Menteri (PM) Imran Khan berterima kasih kepada Presiden Rusia Vladimir Putin karena menentang penghinaan terhadap Nabi Muhammad yangberdalih kebebasan berekspresi. Ucapan itu disampaikan langsung melalui kontak telepon.
Menurut kantor PM Pakistan, kontak telepon kedua pemimpin itu berlangsung hari Senin.
Bulan lalu, Putin saat berbicara dalam konferensi pers tahunan di Moskow mengatakan bahwa menghina Nabi Muhammad tidak bisa dianggap sebagai ekspresi kebebasan artistik tetapi merupakan pelanggaran kebebasan beragama.
Presiden Rusia juga mengkritik publikasi sketsa penistaan Nabi di majalah Prancis; Charlie Hebdo.
“Apakah penghinaan terhadap Nabi Muhammad? Apakah ini kebebasan [artistik] kreatif? Saya pikir tidak," kata Putin saat itu.
"Ini adalah pelanggaran kebebasan beragama dan pelanggaran perasaan suci orang-orang yang memeluk Islam, dan ini menghidupkan manifestasi lain yang lebih akut dan ekstremis,” katanya lagi.
Tindakan seperti itu, menurut Putin, menimbulkan pembalasan dari kelompok ekstremis.
Menurut Putin, apa yang disebut sebagai "kebebasan artistik" semacam itu memiliki batasnya dan tidak boleh melanggar kebebasan orang lain.
Setelah percakapannya dengan Putin, PM Khan dalam sebuah tweet mengatakan bahwa dia berbicara dengan Putin. "Terutama untuk mengungkapkan penghargaan saya atas pernyataannya yang tegas bahwa kebebasan berbicara tidak bisa menjadi alasan untuk melecehkan Nabi Suci kita (SAW)," tulis Khan.
Kedua pemimpin juga membahas cara untuk memajukan perdagangan dan kerja sama lain yang saling menguntungkan antara kedua negara. “Kami saling mengundang untuk mengunjungi negara kami,” lanjut Khan seperti dikutip Gulf News, Selasa (18/1/2022).
Kemudian, Kantor Perdana Menteri (PMO) juga merilis pernyataan yang mengatakan bahwa PM Imran menghargai pernyataan Putin.
Menurut kantor tersebut, Khan menyatakan bahwa dia telah secara teratur menarik perhatian dunia, khususnya Barat, terhadap kebangkitan mengerikan dalam Islamofobia dan kebencian terkait dalam pidatonya di Majelis Umum PBB.
"Perdana menteri menggarisbawahi bahwa hubungan bilateral Pakistan dengan Rusia berada pada lintasan yang meningkat dengan fokus yang meningkat pada perdagangan, hubungan ekonomi dan kerja sama energi. Dia menegaskan kembali tekad pemerintah untuk realisasi awal Proyek Pipa Gas Aliran Pakistan,” imbuh pernyataan kantor tersebut.
Kedua pemimpin turut membahas situasi di Afghanistan dan sepakat untuk meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang seperti peningkatan pertukaran tingkat tinggi, dan tetap berhubungan erat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Afghanistan.
“Perdana menteri menggarisbawahi bahwa Afghanistan yang damai dan stabil sangat penting bagi stabilitas regional. Afghanistan menghadapi tantangan kemanusiaan dan ekonomi yang mengerikan, dan dukungan masyarakat internasional kepada rakyat Afghanistan pada saat kritis ini tetap sangat penting,” paparnya.
Menurut kantor PM Pakistan, kontak telepon kedua pemimpin itu berlangsung hari Senin.
Bulan lalu, Putin saat berbicara dalam konferensi pers tahunan di Moskow mengatakan bahwa menghina Nabi Muhammad tidak bisa dianggap sebagai ekspresi kebebasan artistik tetapi merupakan pelanggaran kebebasan beragama.
Presiden Rusia juga mengkritik publikasi sketsa penistaan Nabi di majalah Prancis; Charlie Hebdo.
“Apakah penghinaan terhadap Nabi Muhammad? Apakah ini kebebasan [artistik] kreatif? Saya pikir tidak," kata Putin saat itu.
"Ini adalah pelanggaran kebebasan beragama dan pelanggaran perasaan suci orang-orang yang memeluk Islam, dan ini menghidupkan manifestasi lain yang lebih akut dan ekstremis,” katanya lagi.
Tindakan seperti itu, menurut Putin, menimbulkan pembalasan dari kelompok ekstremis.
Menurut Putin, apa yang disebut sebagai "kebebasan artistik" semacam itu memiliki batasnya dan tidak boleh melanggar kebebasan orang lain.
Setelah percakapannya dengan Putin, PM Khan dalam sebuah tweet mengatakan bahwa dia berbicara dengan Putin. "Terutama untuk mengungkapkan penghargaan saya atas pernyataannya yang tegas bahwa kebebasan berbicara tidak bisa menjadi alasan untuk melecehkan Nabi Suci kita (SAW)," tulis Khan.
Kedua pemimpin juga membahas cara untuk memajukan perdagangan dan kerja sama lain yang saling menguntungkan antara kedua negara. “Kami saling mengundang untuk mengunjungi negara kami,” lanjut Khan seperti dikutip Gulf News, Selasa (18/1/2022).
Kemudian, Kantor Perdana Menteri (PMO) juga merilis pernyataan yang mengatakan bahwa PM Imran menghargai pernyataan Putin.
Menurut kantor tersebut, Khan menyatakan bahwa dia telah secara teratur menarik perhatian dunia, khususnya Barat, terhadap kebangkitan mengerikan dalam Islamofobia dan kebencian terkait dalam pidatonya di Majelis Umum PBB.
"Perdana menteri menggarisbawahi bahwa hubungan bilateral Pakistan dengan Rusia berada pada lintasan yang meningkat dengan fokus yang meningkat pada perdagangan, hubungan ekonomi dan kerja sama energi. Dia menegaskan kembali tekad pemerintah untuk realisasi awal Proyek Pipa Gas Aliran Pakistan,” imbuh pernyataan kantor tersebut.
Kedua pemimpin turut membahas situasi di Afghanistan dan sepakat untuk meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang seperti peningkatan pertukaran tingkat tinggi, dan tetap berhubungan erat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Afghanistan.
“Perdana menteri menggarisbawahi bahwa Afghanistan yang damai dan stabil sangat penting bagi stabilitas regional. Afghanistan menghadapi tantangan kemanusiaan dan ekonomi yang mengerikan, dan dukungan masyarakat internasional kepada rakyat Afghanistan pada saat kritis ini tetap sangat penting,” paparnya.
(min)