Tak Pakai GPS, Korea Utara Pilih Navigasi Satelit Rusia untuk Tes Rudal
loading...
A
A
A
PYONGYANG - Para ahli mengatakan Korea Utara (Korut) meluncurkan rudal tetapi tidak menggunakan Sistem Pemosisian Global (GPS) Amerika Serikat (AS). Pyongyang lebih memilih menggunakan sistem navigasi GLONASS Rusia untuk tes rudalnya.
Korea Utara melakukan empat uji coba rudal pada Januari, termasuk dua peluncuran rudal hipersonik pada 5 dan 11 Januari, satu rudal balistik yang diluncurkan dengan kereta api pada 14 Januari, dan satu rudal taktis.
Dalam laporan Newsnpr pada Selasa (18/1/2022), para ahli mengatakan uji coba rudal Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dua peluncuran rudal balistik antarbenua, tak bisa diremehkan.
“Korut telah mencapai kesuksesan bahkan tanpa menggunakan GPS AS,” ungkap para pakar.
“Tidak ada pihak yang menghadapi AS menggunakan GPS karena mereka takut akan risiko gangguan atau campur tangan militer AS,” papar Andrei Chang, pemimpin redaksi Kanwa Defense Review yang berbasis di Kanada.
Dia menambahkan, “Sebaliknya, mereka dapat menggunakan sistem penentuan posisi global Beidou China atau GLONASS Rusia.”
Sumber yang dekat dengan militer China mengatakan sistem Beidou, yang beroperasi penuh sejak 2020, tidak mendukung uji coba rudal negara lain.
Korea Utara melakukan empat uji coba rudal pada Januari, termasuk dua peluncuran rudal hipersonik pada 5 dan 11 Januari, satu rudal balistik yang diluncurkan dengan kereta api pada 14 Januari, dan satu rudal taktis.
Dalam laporan Newsnpr pada Selasa (18/1/2022), para ahli mengatakan uji coba rudal Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dua peluncuran rudal balistik antarbenua, tak bisa diremehkan.
“Korut telah mencapai kesuksesan bahkan tanpa menggunakan GPS AS,” ungkap para pakar.
“Tidak ada pihak yang menghadapi AS menggunakan GPS karena mereka takut akan risiko gangguan atau campur tangan militer AS,” papar Andrei Chang, pemimpin redaksi Kanwa Defense Review yang berbasis di Kanada.
Dia menambahkan, “Sebaliknya, mereka dapat menggunakan sistem penentuan posisi global Beidou China atau GLONASS Rusia.”
Sumber yang dekat dengan militer China mengatakan sistem Beidou, yang beroperasi penuh sejak 2020, tidak mendukung uji coba rudal negara lain.