Iran Akan Buka Kembali Kantor Perwakilan untuk OKI di Arab Saudi
loading...
A
A
A
TEHERAN - Tiga diplomat Iran dilaporkan telah tiba di Jeddah, Arab Saudi untuk membuka kembali kantor perwakilan Iran untuk Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (17/1/2022), tiga diplomat yang tidak disebutkan namanya itu telah mendarat di kota tempat organisasi beranggota 57 negara itu bermarkas. Mereka bertugas untuk memulai kembali operasi di kantor yang telah ditutup selama 6 tahun, menyusul keretakan diplomatik antara kedua negara.
Juru bicara kementerian luar negeri Iran, Saeed Khatibzadeh mengkonfirmasi pada Senin, bahwa tiga diplomat itu telah menerima visa dari Arab Saudi dan terlibat dalam upaya untuk membuka kembali kantor perwakilan Iran untuk OKI.
“Republik Islam Iran juga siap untuk membuka kembali kedutaan besarnya di Arab Saudi,” kata Khatibzadeh pada konferensi pers di Teheran. Tetapi, ia menambahkan bahwa hal itu akan bergantung pada “upaya praktis” oleh kerajaan Saudi.
Kedua negara memutuskan hubungan diplomatik pada 2016, setelah kerumunan orang menyerang kedutaan Saudi di Teheran dan kantor konsulat di Mashhad sebagai tanggapan atas eksekusi seorang pemimpin agama Syiah terkemuka oleh kerajaan mayoritas Sunni.
Tetapi sejak April 2021, dua negara saingan regional telah terlibat dalam empat putaran negosiasi langsung yang difasilitasi oleh Irak di Baghdad, dan mengatakan beberapa kemajuan telah dibuat. Persiapan untuk pembicaraa putaran kelima dilaporkan sedang berlangsung.
“Saya yakin pihak Saudi juga tertarik dalam pembicaraan tentang beberapa masalah regional. Tetapi, negosiasi kami untuk saat ini difokuskan pada masalah bilateral dan kapan mengembalikan hubungan ke keadaan normal,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian kepada Al Jazeera.
Namun, Amirabdollahian mengatakan, kedua pihak perlu terlibat dalam “dialog dekat” untuk menyelesaikan masalah regional dalam jangka panjang.
Di Yaman, di mana perang telah berkecamuk selama lebih dari 6 tahun, Teheran dan Riyadh dipandang sebagai pihak yang mendukung sisi berseberangan. Koalisi militer pimpinan Saudi yang mendukung pemerintah Yaman yang diakui secara internasional mengatakan, Iran memberi pemberontak Houthi di Yaman senjata dan keahlian, sesuatu yang dibantah Iran.
Lihat Juga: Pakar Terorisme Bingung, Taleb Abdulmohsen Murtad dan Ateis tapi Serang Pasar Natal Jerman
Seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (17/1/2022), tiga diplomat yang tidak disebutkan namanya itu telah mendarat di kota tempat organisasi beranggota 57 negara itu bermarkas. Mereka bertugas untuk memulai kembali operasi di kantor yang telah ditutup selama 6 tahun, menyusul keretakan diplomatik antara kedua negara.
Juru bicara kementerian luar negeri Iran, Saeed Khatibzadeh mengkonfirmasi pada Senin, bahwa tiga diplomat itu telah menerima visa dari Arab Saudi dan terlibat dalam upaya untuk membuka kembali kantor perwakilan Iran untuk OKI.
“Republik Islam Iran juga siap untuk membuka kembali kedutaan besarnya di Arab Saudi,” kata Khatibzadeh pada konferensi pers di Teheran. Tetapi, ia menambahkan bahwa hal itu akan bergantung pada “upaya praktis” oleh kerajaan Saudi.
Kedua negara memutuskan hubungan diplomatik pada 2016, setelah kerumunan orang menyerang kedutaan Saudi di Teheran dan kantor konsulat di Mashhad sebagai tanggapan atas eksekusi seorang pemimpin agama Syiah terkemuka oleh kerajaan mayoritas Sunni.
Tetapi sejak April 2021, dua negara saingan regional telah terlibat dalam empat putaran negosiasi langsung yang difasilitasi oleh Irak di Baghdad, dan mengatakan beberapa kemajuan telah dibuat. Persiapan untuk pembicaraa putaran kelima dilaporkan sedang berlangsung.
“Saya yakin pihak Saudi juga tertarik dalam pembicaraan tentang beberapa masalah regional. Tetapi, negosiasi kami untuk saat ini difokuskan pada masalah bilateral dan kapan mengembalikan hubungan ke keadaan normal,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian kepada Al Jazeera.
Namun, Amirabdollahian mengatakan, kedua pihak perlu terlibat dalam “dialog dekat” untuk menyelesaikan masalah regional dalam jangka panjang.
Di Yaman, di mana perang telah berkecamuk selama lebih dari 6 tahun, Teheran dan Riyadh dipandang sebagai pihak yang mendukung sisi berseberangan. Koalisi militer pimpinan Saudi yang mendukung pemerintah Yaman yang diakui secara internasional mengatakan, Iran memberi pemberontak Houthi di Yaman senjata dan keahlian, sesuatu yang dibantah Iran.
Lihat Juga: Pakar Terorisme Bingung, Taleb Abdulmohsen Murtad dan Ateis tapi Serang Pasar Natal Jerman
(esn)