Tantang Ancaman AS Soal Ukraina, Rusia Punya Skenario Khusus
loading...
A
A
A
Diminta untuk mengomentari kemungkinan pengerahan rudal Rusia di Kuba atau Venezuela sebagai tanggapan atas penyebaran rudal AS di Eropa, juru bicara Kremlin mengingatkan kedaulatan negara-negara tersebut.
"Di Amerika Latin dan sebagainya: di sana kita masih berbicara tentang negara berdaulat, jangan lupakan ini," ungkap Peskov.
Wakil Menteri Luar Negeri AS Nuland mengatakan kepada Financial Times pada Sabtu (15/1/2022) bahwa Washington telah menyusun lebih dari selusin opsi yang mungkin untuk menanggapi “invasi Rusia” ke Ukraina.
Diplomat AS berpangkat tinggi itu tidak merinci dengan tepat apa opsi ini, hanya mengatakan percakapan dengan sekutunya adalah tentang, "Menimbulkan rasa sakit yang sangat tajam dengan sangat cepat terhadap Moskow.”
Ketegangan antara Rusia dan NATO terus meningkat setelah krisis Ukraina pada 2014, di mana pasukan yang didukung Barat menggulingkan pemerintah terpilih di Kiev, mendorong Krimea memisahkan diri dan bergabung kembali dengan Rusia, serta memicu konflik sipil di Ukraina timur.
Pada musim semi 2021 dan sekali lagi pada musim gugur dan musim dingin di tahun yang sama, para pejabat dan media Barat menuduh Rusia terlibat dalam pembangunan militer di perbatasan Ukraina dalam kemungkinan persiapan serangan.
Moskow telah menolak semua tuduhan itu. Rusia balik menuduh Barat meningkatkan ketegangan secara artifisial.
Rusia juga mengisyaratkan tidak akan berdiam diri jika Kiev mencoba menyelesaikan konflik sipil yang membeku di timur Ukraina dengan paksa.
Para diplomat Rusia bertemu rekan-rekan mereka dari AS dan NATO pekan lalu untuk membahas serangkaian proposal keamanan yang diajukan Moskow yang dirancang untuk meredakan ketegangan.
Proposal tersebut menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri dari mengerahkan pasukan, sistem rudal, pesawat terbang dan kapal perang di daerah-daerah di mana mereka dapat dianggap sebagai ancaman bagi pihak lain.
"Di Amerika Latin dan sebagainya: di sana kita masih berbicara tentang negara berdaulat, jangan lupakan ini," ungkap Peskov.
Wakil Menteri Luar Negeri AS Nuland mengatakan kepada Financial Times pada Sabtu (15/1/2022) bahwa Washington telah menyusun lebih dari selusin opsi yang mungkin untuk menanggapi “invasi Rusia” ke Ukraina.
Diplomat AS berpangkat tinggi itu tidak merinci dengan tepat apa opsi ini, hanya mengatakan percakapan dengan sekutunya adalah tentang, "Menimbulkan rasa sakit yang sangat tajam dengan sangat cepat terhadap Moskow.”
Ketegangan antara Rusia dan NATO terus meningkat setelah krisis Ukraina pada 2014, di mana pasukan yang didukung Barat menggulingkan pemerintah terpilih di Kiev, mendorong Krimea memisahkan diri dan bergabung kembali dengan Rusia, serta memicu konflik sipil di Ukraina timur.
Pada musim semi 2021 dan sekali lagi pada musim gugur dan musim dingin di tahun yang sama, para pejabat dan media Barat menuduh Rusia terlibat dalam pembangunan militer di perbatasan Ukraina dalam kemungkinan persiapan serangan.
Moskow telah menolak semua tuduhan itu. Rusia balik menuduh Barat meningkatkan ketegangan secara artifisial.
Rusia juga mengisyaratkan tidak akan berdiam diri jika Kiev mencoba menyelesaikan konflik sipil yang membeku di timur Ukraina dengan paksa.
Para diplomat Rusia bertemu rekan-rekan mereka dari AS dan NATO pekan lalu untuk membahas serangkaian proposal keamanan yang diajukan Moskow yang dirancang untuk meredakan ketegangan.
Proposal tersebut menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri dari mengerahkan pasukan, sistem rudal, pesawat terbang dan kapal perang di daerah-daerah di mana mereka dapat dianggap sebagai ancaman bagi pihak lain.