Terkait Perbudakan di Indonesia dan Negara Lain, Raja Belanda Setop Pakai Kereta Emas

Jum'at, 14 Januari 2022 - 21:01 WIB
loading...
Terkait Perbudakan di Indonesia dan Negara Lain, Raja Belanda Setop Pakai Kereta Emas
Gambar di kereta kencana kerajaan Belanda memicu kontroversi karena menggambarkan perbudakan. Foto/trixabia
A A A
AMSTERDAM - Raja Belanda Willem-Alexander mengumumkan bangsawan Belanda akan berhenti menggunakan kereta emas bersejarah karena dituduh terkait perbudakan.

Para pengkritik mengatakan bahwa satu sisi kereta kuda, yang disebut De Gouden Koets, dihiasi gambar yang mengagungkan masa lalu kolonial Belanda.

Terkait Perbudakan di Indonesia dan Negara Lain, Raja Belanda Setop Pakai Kereta Emas


Tidak digunakan sejak 2015, kereta kencana itu biasa digunakan untuk membawa raja Belanda ke acara pembukaan parlemen.



Langkah ini dilakukan di tengah perdebatan yang sedang berlangsung di Belanda mengenai sejarahnya.



Gambar kontroversial yang ditampilkan pada kendaraan itu disebut Tribute from the Colonies, dan menggambarkan orang kulit hitam dan Asia yang salah satunya berlutut sambil menawarkan barang-barang termasuk kakao dan tebu kepada seorang wanita muda kulit putih yang duduk yang melambangkan Belanda.

Duduk di sebelahnya adalah seorang pria yang menawarkan buku kepada seorang anak laki-laki, yang menurut pelukis karya itu, Nicolaas van der Waay, pada tahun 1896 dimaksudkan untuk menggambarkan hadiah "peradaban" Belanda kepada koloni-koloninya.

Dalam video resmi yang mengumumkan langkah tersebut, Raja Willem-Alexander menerima bahwa kereta itu menyinggung sejumlah besar orang dan meminta negara itu menghadapi warisan sejarah kolonialnya bersama-sama.

"Tidak ada gunanya mengutuk dan mendiskualifikasi apa yang telah terjadi melalui lensa zaman kita," papar dia.

“Melarang benda dan simbol sejarah saja tentu juga bukan solusi. Sebaliknya, diperlukan upaya bersama yang lebih mendalam dan memakan waktu lebih lama. Upaya yang menyatukan kita bukan memecah belah kita,” ungkap dia.

"Selama ada orang yang tinggal di Belanda yang merasakan sakitnya diskriminasi setiap hari, masa lalu akan tetap membayangi zaman kita," papar dia.

Kereta kencana itu telah tidak digunakan selama beberapa tahun dan telah berada di Museum Amsterdam sejak proyek restorasi yang panjang selesai tahun lalu.

Juru kampanye anti-rasisme di Belanda menyambut baik langkah tersebut, tetapi telah meminta raja untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk menghadapi warisan kolonialisme.

"Dia mengatakan masa lalu tidak boleh dilihat dari perspektif dan nilai-nilai masa kini," ujar Mitchell Esajas, salah satu pendiri The Black Archives di Amsterdam.

"Saya pikir itu keliru karena juga dalam konteks sejarah perbudakan dapat dilihat sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan sistem kekerasan."

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang Belanda telah mendesak negara itu untuk memperhitungkan masa lalu kolonialnya.

Selama abad ke-17, Belanda menaklukkan sebagian besar wilayah di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, Afrika Selatan, Curacao, dan Papua Barat.

Belanda juga menjadi pemain kunci dalam perdagangan budak transatlantik.

Tahun lalu, Walikota Amsterdam Femke Halsema secara resmi meminta maaf atas peran kota tersebut dalam perdagangan budak.

Langkah itu membuatnya berselisih dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte yang telah menolak seruan untuk permintaan maaf resmi negara.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2028 seconds (0.1#10.140)