Pasukan Gabungan CSTO Mulai Tarik Diri dari Kazakhstan

Jum'at, 14 Januari 2022 - 01:15 WIB
loading...
Pasukan Gabungan CSTO...
Pasukan gabungan perdamaian CSTO mulai tarik diri dari Kazakhstan. FOTO/Reuters
A A A
NUR SULTAN - Blok militer yang dipimpin Rusia mulai menarik diri dari Kazakhstan pada Kamis (13/1/2022), setelah pengerahan selama seminggu di tengah ledakan kerusuhan di negara tersebut. Pekan lalu, Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) untuk mengamankan negaranya.

“Berkat kedatangan Anda, militer Kazakh dan pasukan keamanan dapat melaksanakan tugas segera mereka untuk menemukan dan menahan bandit,” kata Wakil Menteri Pertahanan Kazakh Mukhamedzhan Talasov kepada pasukan CSTO pada upacara keberangkatan di Almaty, seperti dikutip dari Reuters.



Pihak berwenang Kazakhstan mengumumkan penyelesaian dari apa yang mereka sebut "operasi anti-teroris" di sebagian besar negara itu pada Rabu, meskipun mereka belum menyatakan kota terbesarnya Almaty sepenuhnya aman.

Tidak jelas berapa banyak pasukan dari sekitar 2.500 yang dikirim oleh CSTO yang segera pergi. Pasukan CSTO pertama kali dikerahkan ke gedung-gedung pemerintah di ibu kota Nur-Sultan, jauh dari pusat kerusuhan, dan kemudian menjaga beberapa objek infrastruktur utama di Almaty, seperti pembangkit listrik besar.

Rusia menyatakan, penarikan pasukan akan selesai pada 19 Januari, lebih awal dari yang diumumkan sebelumnya. Pengerahan mereka telah dikritik oleh para pemimpin Barat, yang khawatir dengan penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina.



Moskow telah membantah tuduhan bahwa pihaknya berencana untuk menyerang, tetapi mengatakan pembicaraan keamanan minggu ini telah menemui jalan buntu dan mengancam konsekuensi yang tidak ditentukan.

Presiden Vladimir Putin mengatakan, misi di Kazakhstan telah berhasil dan merupakan praktik yang memerlukan studi lebih lanjut. Putin pun memuji kerja penjaga perdamaian CSTO.



"Semuanya bekerja seperti jarum jam: cepat, koheren, dan efektif," kata Putin kepada Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu di stasiun televisi pemerintah.

"Saya ingin berterima kasih kepada Anda, staf umum dan semua orang yang memimpin operasi ini, untuk pekerjaan ini dan untuk mengungkapkan harapan saya bahwa praktik penggunaan angkatan bersenjata kita ini akan dipelajari lebih lanjut," lanjut Putin.

"Secara keseluruhan, kita harus kembali ke rumah. Kita telah menyelesaikan tugas kita," tambahnya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
4 Alasan Australia Sangat...
4 Alasan Australia Sangat Takut dengan Isu Putin Ingin Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Australia Protes ke...
Australia Protes ke Indonesia Terkait Rusia Minta Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Uni Eropa Larang Calon...
Uni Eropa Larang Calon Anggotanya Rayakan Kemenangan Perang Dunia II di Moskow
Lukashenko Sebut Sekutu...
Lukashenko Sebut Sekutu NATO Sekarang Diam setelah Belarusia Dilindungi Senjata Nuklir Rusia
Jerman Siap Kirim Rudal...
Jerman Siap Kirim Rudal Canggih Taurus ke Ukraina untuk Melawan Rusia
Trump: Jutaan Orang...
Trump: Jutaan Orang Tewas karena Putin, Biden, dan Zelensky
Versi Rusia, Serangan...
Versi Rusia, Serangan Rudalnya di Sumy Tewaskan 60 Komandan Ukraina dan NATO
Rusia Akan Tempatkan...
Rusia Akan Tempatkan Pesawat Militer di Papua, Australia Minta Penjelasan Indonesia
Presiden Singapura Shanmugaratnam...
Presiden Singapura Shanmugaratnam Bubarkan Parlemen, Pemilu Digelar 3 Mei
Rekomendasi
Dokter Cabul Lecehkan...
Dokter Cabul Lecehkan Wanita Hamil saat Periksa USG Ditangkap, Polisi: Ada 2 Korban
Ekstradisi Buronan Paulus...
Ekstradisi Buronan Paulus Tannos, Menkum: Pemerintah Lengkapi Dokumen Tambahan
5 Manfaat Minum Air...
5 Manfaat Minum Air Rebusan Bawang Putih untuk Ginjal, Detoks Alami
Berita Terkini
9 Aturan Aneh Putri...
9 Aturan Aneh Putri Leonor sebagai Penerus Takhta Kerajaan Spanyol
35 menit yang lalu
Mantan Panglima Militer...
Mantan Panglima Militer Israel Ini Sebut PM Netanyahu Adalah Musuh Zionis
1 jam yang lalu
Siapa Anwar Sadat? Presiden...
Siapa Anwar Sadat? Presiden Mesir yang Mengakui Israel tapi Dimusuhi Rakyatnya Sendiri
2 jam yang lalu
Mampukah PM Singapura...
Mampukah PM Singapura Lawrence Wong Lepas dari Bayang-bayang Dinasti Lee Kuan Yew?
5 jam yang lalu
4 Alasan Australia Sangat...
4 Alasan Australia Sangat Takut dengan Isu Putin Ingin Gunakan Pangkalan Militer di Papua
8 jam yang lalu
Australia Protes ke...
Australia Protes ke Indonesia Terkait Rusia Minta Gunakan Pangkalan Militer di Papua
8 jam yang lalu
Infografis
Negara NATO yang Halangi...
Negara NATO yang Halangi Kemenangan Israel dari Palestina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved