WHO: 7 Juta Kasus Baru Omicron Muncul di Eropa
loading...
A
A
A
KOPENHAGEN - Ada lebih dari 7 juta kasus baru varian omicron COVID-19 di seluruh Eropa pada minggu pertama Januari. Menurut WHO, ini lebih dari dua kali lipat dan muncul hanya dalam kurun dua pekan.
Direktur WHO Eropa Dr. Hans Kluge mengatakan pada konferensi pers pada Selasa (11/1/2022), bahwa 26 negara di wilayahnya melaporkan bahwa lebih dari 1% dari populasi mereka terinfeksi COVID-19 setiap minggu.
Menurutnya, ini memperingatkan bahwa sekarang ada “jendela peluang yang tertutup” bagi negara-negara untuk mencegah sistem kesehatan mereka kewalahan.
Kluge mengutip perkiraan dari Institute of Health Metrics di University of Washington yang memproyeksikan setengah dari populasi di Eropa Barat akan terinfeksi COVID-19 dalam 6 hingga 8 minggu ke depan.
"Omicron bergerak lebih cepat dan lebih lebar dari varian (sebelumnya) yang telah kita lihat," kata Kluge, seperti dikutip dari Reuters.
Kluge menyerukan negara-negara untuk mengamanatkan penggunaan masker di dalam ruangan dan memprioritaskan vaksinasi, termasuk dosis booster, populasi berisiko, termasuk petugas kesehatan dan orang tua.
Markas besar WHO di Jenewa sebelumnya telah memohon kepada negara-negara kaya untuk tidak menawarkan dosis booster dan menyumbangkannya ke negara-negara miskin, di mana kelompok-kelompok rentan belum diimunisasi.
“Kami sangat prihatin bahwa ketika omicron bergerak ke timur melintasi benua Eropa, varian tersebut akan memakan korban yang jauh lebih tinggi di negara-negara dengan tingkat cakupan vaksinasi yang lebih rendah,” jelas Kluge.
Di Denmark, ia mencatat tingkat rawat inap virus corona enam kali lebih tinggi pada orang yang tidak divaksinasi dibandingkan dengan mereka yang telah diimunisasi.
Direktur WHO Eropa Dr. Hans Kluge mengatakan pada konferensi pers pada Selasa (11/1/2022), bahwa 26 negara di wilayahnya melaporkan bahwa lebih dari 1% dari populasi mereka terinfeksi COVID-19 setiap minggu.
Menurutnya, ini memperingatkan bahwa sekarang ada “jendela peluang yang tertutup” bagi negara-negara untuk mencegah sistem kesehatan mereka kewalahan.
Kluge mengutip perkiraan dari Institute of Health Metrics di University of Washington yang memproyeksikan setengah dari populasi di Eropa Barat akan terinfeksi COVID-19 dalam 6 hingga 8 minggu ke depan.
"Omicron bergerak lebih cepat dan lebih lebar dari varian (sebelumnya) yang telah kita lihat," kata Kluge, seperti dikutip dari Reuters.
Kluge menyerukan negara-negara untuk mengamanatkan penggunaan masker di dalam ruangan dan memprioritaskan vaksinasi, termasuk dosis booster, populasi berisiko, termasuk petugas kesehatan dan orang tua.
Markas besar WHO di Jenewa sebelumnya telah memohon kepada negara-negara kaya untuk tidak menawarkan dosis booster dan menyumbangkannya ke negara-negara miskin, di mana kelompok-kelompok rentan belum diimunisasi.
“Kami sangat prihatin bahwa ketika omicron bergerak ke timur melintasi benua Eropa, varian tersebut akan memakan korban yang jauh lebih tinggi di negara-negara dengan tingkat cakupan vaksinasi yang lebih rendah,” jelas Kluge.
Di Denmark, ia mencatat tingkat rawat inap virus corona enam kali lebih tinggi pada orang yang tidak divaksinasi dibandingkan dengan mereka yang telah diimunisasi.
(esn)