Nestapa Umat Kristen Korut Kala Natal, Diburu Tim Pembunuh Rezim Kim Jong-un
loading...
A
A
A
Cho juga mengklaim kelahiran Kim Jong-il telah dimitologikan untuk meniru kelahiran Kristus.
Korut berada di puncak daftar pantauan penganiayaan umat Kristen Open Doors. Diperkirakan 400.000 orang Kristen berada di negara itu tetapi harus tetap bersembunyi dari rezim yang mematikan.
Namun, banyak orang Kristen telah dikirim ke penjara barbar dan kamp kerja paksa karena agama mereka.
Badan amal itu memperkirakan sekitar 50-70 ribu orang Kristen di negara itu saat ini berada di kamp-kamp penjara.
Negara pertapa saat ini terisolasi dari seluruh dunia karena pandemi COVID-19. Korut juga mengalami banjir dahsyat musim panas lalu dan berada di ambang kelaparan.
Kondisi itu membuat pasokan makanan menjadi rendah di negara itu, kata Cho yang sebelumnya mengatakan bahwa dia khawatir bencana alam lain dapat "meledakkan negara" itu.
Dia menduga kematian bisa melonjak melewati perkiraan tiga juta orang yang meninggal selama periode 'Maret yang Sulit' - periode kelaparan massal di Korut antara 1994 dan 1998.
"Jika kita melihat bencana besar lainnya, itu akan menghancurkan negara. Ini akan lebih buruk dari Maret yang Sulit," ujarnya.
Korut berada di puncak daftar pantauan penganiayaan umat Kristen Open Doors. Diperkirakan 400.000 orang Kristen berada di negara itu tetapi harus tetap bersembunyi dari rezim yang mematikan.
Namun, banyak orang Kristen telah dikirim ke penjara barbar dan kamp kerja paksa karena agama mereka.
Badan amal itu memperkirakan sekitar 50-70 ribu orang Kristen di negara itu saat ini berada di kamp-kamp penjara.
Negara pertapa saat ini terisolasi dari seluruh dunia karena pandemi COVID-19. Korut juga mengalami banjir dahsyat musim panas lalu dan berada di ambang kelaparan.
Kondisi itu membuat pasokan makanan menjadi rendah di negara itu, kata Cho yang sebelumnya mengatakan bahwa dia khawatir bencana alam lain dapat "meledakkan negara" itu.
Dia menduga kematian bisa melonjak melewati perkiraan tiga juta orang yang meninggal selama periode 'Maret yang Sulit' - periode kelaparan massal di Korut antara 1994 dan 1998.
"Jika kita melihat bencana besar lainnya, itu akan menghancurkan negara. Ini akan lebih buruk dari Maret yang Sulit," ujarnya.