Pakar China Sebut Ide Taiwan Bikin Bom Nuklir Konyol dan Berbahaya

Sabtu, 25 Desember 2021 - 00:05 WIB
loading...
A A A
Fu percaya prediksi dari publikasi AS mungkin terkait dengan sejarah tersebut.



Menurut para pakar China, terlepas dari kenyataan bahwa otoritas pertahanan pulau itu membantah spekulasi tersebut, kemungkinan menghidupkan kembali rencana tersebut tidak dapat dikesampingkan.

Mereka memperingatkan kecenderungan berbahaya di pulau itu dengan jelas menunjukkan bahwa beberapa orang berusaha untuk mempromosikan rencana tersebut dengan artikel menghebohkan Foreign Affairs.

Senada dengan Fu, Song Zhongping, pakar militer China dan komentator televisi, mengatakan beberapa pakar AS mungkin berpikir bahwa dengan memiliki senjata nuklir, pulau Taiwan dapat memiliki keuntungan dalam mengejar "kemerdekaan".

China, lanjut dia, kemudian dapat menghadapi serangan nuklir jika dipaksa untuk meluncurkan operasi militer di pulau itu suatu hari nanti.

Tetapi beberapa suara di AS tidak mendukung gagasan ini karena Washington bergantung pada payung nuklirnya untuk mendukung hegemoni globalnya.

Para pakar China menambahkan, membiarkan orang lain memiliki senjata nuklir akan mematahkan dominasi Amerika, mencatat bahwa jika itu benar-benar terjadi, pulau itu akan melanggar hukum internasional tentang non-proliferasi senjata nuklir dan pasti menghadapi sanksi dari China dan AS.

Bahkan jika Taiwan diam-diam mengembangkan senjata nuklir, kata Fu, ia tidak akan bisa merahasiakannya. "Sungguh menggelikan mencoba memiliki senjata nuklir untuk menolak reunifikasi dengan paksa. Di mana uji coba nuklir harus dilakukan setelah studi pendahuluan? Bahkan jika berhasil, di mana akan dikerahkan?" kata Fu, seperti dikutip Global Times, Jumat (24/12/2021).

Tang Yonghong, Wakil Direktur Pusat Studi Taiwan di Universitas Xiamen, menunjukkan bahwa prediksi ini mungkin merupakan sinyal dari AS, yang sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan pulau Taiwan memiliki senjata nuklir, sebagai cara untuk lebih mengiritasi China menjadi melancarkan perang.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0913 seconds (0.1#10.140)