8 Bulan Disiksa Sipir Israel, Tahanan Palestina Kehilangan Ingatan

Minggu, 19 Desember 2021 - 19:06 WIB
loading...
8 Bulan Disiksa Sipir Israel, Tahanan Palestina Kehilangan Ingatan
Salah satu penjara Israel tempat penahanan warga Palestina. FOTO/Anadolu Agency
A A A
RAMALLAH - Hari-hari terakhir penahanan administratif bagi Nabil Rajoub (40), seorang tahanan Palestina di penjara Israel terlalu menyiksa, hingga membuatnya kehilangan ingatan. Bahkan, proses pembebasannya pun sangat merendahkan dirinya sebagai manusia.

Rajoub, ayah dari empat orang anak, dilemparkan oleh otoritas penjara Israel di dekat persimpangan Sabaa di Tepi Barat selatan, setelah dia dibebaskan dari penjara Negev di selatan Israel. Dia kemudian dijemput oleh ambulans Palestina yang langsung membawanya ke rumah sakit Hebron. Foto-fotonya terbaring tak berdaya di tanah menjadi viral di media sosial.



Berbicara kepada Anadolu Agency dari rumahnya di desa Al-Koum sebelah barat Hebron, Rajoub mengingat kondisi keras yang dialaminya pada hari-hari terakhir selama delapan bulan penahanan administratifnya.

Rajoub mengaku dimasukkan ke dalam sel isolasi pada 5-9 Desember dan dibiarkan tanpa makanan atau minuman sampai hari pembebasannya. "Saya diseret dari antara para tahanan, dibawa ke sel isolasi dan kaki saya dirantai", katanya.

Ia juga mengaku tangannya diikat ke belakang yang membuatnya menangis kesakitan. "Mereka bahkan tidak memberi saya air minum," ucapnya. Rajoub mengatakan dia dibiarkan dalam situasi itu selama lima hari.



Dia menjelaskan, bahwa para sipir sering menginjak borgol kakinya, yang menyebabkan bekas luka masih terlihat di tangan dan kakinya. Kebijakan penahanan administratif memungkinkan pihak berwenang Israel untuk menahan warga Palestina hingga enam bulan tanpa tuduhan atau pengadilan.

Di sel isolasi, sipir Israel berbohong kepadanya bahwa anak-anaknya meninggal dalam kecelakaan mobil, yang memperburuk penderitaannya. Selain itu, dia tidak diberi perawatan medis dan tidak bisa minum obat setiap hari, meskipun dia menunjukkan laporan medisnya kepada otoritas penjara.

Setelah lima hari dalam kondisi tersiksa di sel isolasinya, Rajoub mengatakan dia menderita "gangguan saraf" sebagaimana terlihat dalam video yang beredar di media sosial hingga dia tidak mengenali anak-anaknya, ibu, anggota keluarga lainnya, dan teman-temannya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1968 seconds (0.1#10.140)