PM Imran Khan: Pakistan Tak Toleransi Kekerasan Atas Nama Agama!
loading...
A
A
A
ISLAMABAD - Perdana Menteri (PM) Imran Khan pada Selasa (7/12/2021) menegaskan bahwa Pakistan tidak menoleransi tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama. Dia memastikan pelaku kekerasan atas nama agama akan ditindak.
Khan menyerukan tindakan bersama dari negara, komunitas agama, guru dan masyarakat sipil untuk membasmi momok ekstremisme dari masyarakat.
Dia membuat pernyataan itu pada acara belasungkawa yang diadakan di Kantor Perdana Menteri di Islamabad untuk menghormati Priyantha Kumara, manajer pabrik asal Sri Lanka, yang dibakar hidup-hidup oleh massa buruh hingga tewas. Korban dibunuh setelah dituduh melakukan penistaan agama karena mencopot poster partai terlarang yang diklaim memuat ayat Alquran.
Para menteri Pakistan juga menghadiri acara tersebut dan menyatakan solidaritas dan simpati dengan keluarga Kumara dan rakyat serta pemerintah Sri Lanka. PM Imran Khan meletakkan karangan bunga pada potret Kumara di kantor Perdana Menteri.
Dalam investigasi polisi, manajer pabrik asal Sri Lanka itu dibunuh secara brutal oleh massa buruh di Sialkot setelah dua pekerja yang menyimpan dendam membuat hasutan dengan menuduh korban melakukan penistaan agama.
PM Imran Khan menggambarkan insiden mengerikan itu sebagai "hari memalukan bagi Pakistan" dan bersumpah untuk membawa pelakunya diseret ke pengadilan.
Dia menyayangkan bahwa negara yang seharusnya mengikuti jalan dan ajaran Nabi Muhammad SAW malah menuju ke arah yang berbeda seperti dalam kasus insiden Sialkot di mana massa menjadi hakim, juri, dan algojo yang menyebarkan ketakutan dan kekacauan di masyarakat.
Menyebut serangan brutal itu "tidak dapat diterima", Imran Khan bersumpah bahwa pemerintah tidak akan mengampuni mereka yang melakukan kekerasan atas nama Islam atau Nabi Suci SAW.
Menurutnya, setelah pembantaian sekolah Peshawar pada tahun 2014, orang-orang Pakistan berkumpul, terikat oleh kesedihan, yang mengarah pada perang kolektif melawan terorisme.
Khan menyerukan tindakan bersama dari negara, komunitas agama, guru dan masyarakat sipil untuk membasmi momok ekstremisme dari masyarakat.
Dia membuat pernyataan itu pada acara belasungkawa yang diadakan di Kantor Perdana Menteri di Islamabad untuk menghormati Priyantha Kumara, manajer pabrik asal Sri Lanka, yang dibakar hidup-hidup oleh massa buruh hingga tewas. Korban dibunuh setelah dituduh melakukan penistaan agama karena mencopot poster partai terlarang yang diklaim memuat ayat Alquran.
Para menteri Pakistan juga menghadiri acara tersebut dan menyatakan solidaritas dan simpati dengan keluarga Kumara dan rakyat serta pemerintah Sri Lanka. PM Imran Khan meletakkan karangan bunga pada potret Kumara di kantor Perdana Menteri.
Dalam investigasi polisi, manajer pabrik asal Sri Lanka itu dibunuh secara brutal oleh massa buruh di Sialkot setelah dua pekerja yang menyimpan dendam membuat hasutan dengan menuduh korban melakukan penistaan agama.
PM Imran Khan menggambarkan insiden mengerikan itu sebagai "hari memalukan bagi Pakistan" dan bersumpah untuk membawa pelakunya diseret ke pengadilan.
Dia menyayangkan bahwa negara yang seharusnya mengikuti jalan dan ajaran Nabi Muhammad SAW malah menuju ke arah yang berbeda seperti dalam kasus insiden Sialkot di mana massa menjadi hakim, juri, dan algojo yang menyebarkan ketakutan dan kekacauan di masyarakat.
Menyebut serangan brutal itu "tidak dapat diterima", Imran Khan bersumpah bahwa pemerintah tidak akan mengampuni mereka yang melakukan kekerasan atas nama Islam atau Nabi Suci SAW.
Menurutnya, setelah pembantaian sekolah Peshawar pada tahun 2014, orang-orang Pakistan berkumpul, terikat oleh kesedihan, yang mengarah pada perang kolektif melawan terorisme.