Aparat Myanmar Tabrakkan Mobil ke Kerumunan Demonstran, 5 Tewas

Minggu, 05 Desember 2021 - 21:38 WIB
loading...
Aparat Myanmar Tabrakkan...
Demonstran Myanmar berhadapan dengan polisi dan tentara. FOTO/Reuters
A A A
YANGON - Lima orang tewas dan sedikitnya 15 orang ditangkap, setelah pasukan keamanan Myanmar yang berada di dalam mobil menabrak kerumunan demonstran anti-kudeta pada Minggu (5/12/2021) pagi di Yangon. Demikian dilaporkan portal berita Myanmar Now.

Saksi mata di tempat kejadian mengatakan kepada Reuters, puluhan orang terluka. Foto dan video di media sosial menunjukkan kendaraan yang menabrak pengunjuk rasa dan mayat tergeletak di jalan.



“Aksi protes "flash mob" pada hari Minggu di Yangon, kota terbesar Myanmar, ditabrak beberapa menit setelah dimulai,” ujar seorang saksi mata. Ia juga mengatakan, polisi menangkap beberapa orang.

“Saya tertabrak dan jatuh di depan truk. Seorang tentara memukuli saya dengan senapannya, tetapi saya membela diri dan mendorongnya ke belakang. Kemudian, dia langsung menembak saya. Karena saya lari dengan pola zig-zag. Untung saya lolos," ungkap seorang pengunjuk rasa yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Menurut dua saksi mata, sebuah mobil sipil yang diduduki oleh tentara menabrak massa dari belakang. Mobil ini mengikuti pengunjuk rasa yang tersebar, menangkap, dan memukuli mereka. Beberapa demonstran terluka parah dengan luka di kepala dan tidak sadarkan diri, menurut para saksi.



Saksi mata lain menceritakan, beberapa orang membawa spanduk untuk mendukung Aung San Suu Kyi. Mereka dipukul dan dibaringkan di tanah saat yang lain melarikan diri dari tempat kejadian. "Kemudian tentara melompat keluar dari mobil dan mulai menembak," tambahnya.

Seorang juru bicara junta yang berkuasa tidak menjawab telepon saat dimintai komentar mengenai insiden ini. Myanmar terus bergejolak, setelah junta militer mengambil kekuasaan di negeri itu. Militer sendiri mengaku melakukan kudeta karena pemilihan November yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi dicurangi.

Komisi pemilihan telah menolak pernyataan itu. Perang dengan pemberontak etnis minoritas di daerah perbatasan terpencil di utara dan timur telah meningkat secara signifikan sejak kudeta, menggusur puluhan ribu warga sipil, menurut perkiraan PBB.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1995 seconds (0.1#10.140)