Ketegangan dengan China Meningkat, AS Lipatgandakan Pasukan di Taiwan

Sabtu, 04 Desember 2021 - 17:47 WIB
loading...
A A A
Mereka juga menjadi subjek laporan Taiwan News tahun lalu, meskipun pada saat itu pejabat AS dan Taiwan tampaknya menyangkal kehadiran mereka.

AS menempatkan ribuan tentara di Taiwan dari tahun 1950-an hingga 1970-an setelah krisis Selat Taiwan pertama pada tahun 1954, tetapi mereka mulai berangkat pada tahun 1972 setelah Amerika Serikat dan China menandatangani Komunike Shanghai dan mulai menormalkan hubungan.

Setelah Amerika Serikat secara resmi memutuskan hubungan dengan Taiwan pada tahun 1979, hanya sejumlah kecil Marinir yang tetap terikat pada Institut Amerika di Taiwan, kedutaan tidak resmi AS.



“Kehadiran militer AS, jika pernah dikonfirmasi secara resmi, adalah semacam pengujian garis merah China karena salah satu ketentuan utama untuk pemulihan hubungan AS-China awal pada tahun 1970-an adalah bahwa AS harus menarik pasukan dari Taiwan selain beralih pengakuan," terang Liao.

Dalam komunike tersebut, Amerika Serikat menyatakan memiliki kepentingan dalam penyelesaian damai masalah Taiwan oleh China sendiri, dan menjanjikan penarikan total dari Taiwan sebagai tujuan akhir.

Dia menggambarkan situasi saat ini sebagai eskalasi yang dapat dengan mudah dikurangi tanpa banyak biaya dalam kredibilitas.

China sedang dalam kampanye modernisasi militer besar-besaran, yang akan selesai pada 2035. Tetapi China mungkin memiliki kapasitas untuk meluncurkan operasi militer "kredibel" terhadap Taiwan, yang diklaimnya sebagai provinsi bandel, pada awal 2027, menurut laporan terbaru Pentagon.

Hubungan antara Taipei dan Beijing telah memburuk sejak terpilihnya Presiden Tsai, yang media China gambarkan sebagai "separatis" karena partai politiknya tidak mendukung unifikasi dengan China.

Karena ketegangan di Selat Taiwan telah meningkat pada tahun lalu, Presiden AS Joe Biden telah mengindikasikan AS akan "mendukung" Taiwan jika diserang, meskipun kebijakan formal AS lebih ambigu dan tidak menjanjikan untuk membela Taiwan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2051 seconds (0.1#10.140)