Krisis di Perbatasan Ukraina: Putin Peringatkan NATO, Siap Gunakan Rudal Zircon
loading...
A
A
A
Untuk diketahui, rudal jelajah hipersonik Zircon, yang mampu terbang dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara hingga jarak 1.000 kilometer, telah menjalani serangkaian tes, yang terbaru pada Senin kemarin.
Putin berpendapat bahwa untuk menghindari ketegangan, Rusia dan Barat harus merundingkan kesepakatan yang akan mempertimbangkan kepentingan keamanan para pihak. Pemimpin Rusia itu mencatat bahwa Rusia sangat khawatir tentang latihan NATO di dekat perbatasannya, menunjuk pada latihan baru-baru ini yang melibatkan pembom strategis Amerika Serikat (AS).
“Pembom strategis, yang membawa senjata presisi dan mampu membawa senjata nuklir, terbang sedekat 20 kilometer ke perbatasan kami,” katanya. “Itu merupakan ancaman bagi kami,” imbuhnya.
Pejabat Ukraina dan Barat bulan ini telah menyatakan kekhawatiran bahwa penumpukan militer Rusia di dekat Ukraina dapat menandakan rencana Moskow untuk menyerang tetangga bekas Sovietnya itu. Menteri Luar Negeri NATO memperingatkan Rusia pada hari Selasa bahwa setiap upaya untuk mengacaukan Ukraina akan menjadi kesalahan yang mahal.
Namun Kremlin bersikeras tidak memiliki niat seperti itu dan menuduh Ukraina dan pendukung Baratnya membuat klaim untuk menutupi desain mereka sendiri yang diduga agresif.
Rusia mencaplok Semenanjung Crimea Ukraina pada 2014 setelah presiden yang bersahabat dengan Kremlin digulingkan dari kekuasaan oleh aksi protes massa dan juga mendukung pemberontakan separatis yang pecah di timur Ukraina.
Awal tahun ini, lonjakan pelanggaran gencatan senjata di timur dan konsentrasi pasukan Rusia di dekat Ukraina memicu kekhawatiran perang, tetapi ketegangan mereda ketika Moskow menarik kembali sebagian besar pasukannya setelah manuver pada bulan April.
Penumpukan pasukan Rusia sebelumnya di dekat Ukraina awal tahun ini diikuti oleh pertemuan puncak Putin dengan Presiden AS Joe Biden pada Juni lalu di Jenewa, di mana mereka sepakat untuk meluncurkan dialog tentang stabilitas strategis dan keamanan siber.
Putin berpendapat bahwa untuk menghindari ketegangan, Rusia dan Barat harus merundingkan kesepakatan yang akan mempertimbangkan kepentingan keamanan para pihak. Pemimpin Rusia itu mencatat bahwa Rusia sangat khawatir tentang latihan NATO di dekat perbatasannya, menunjuk pada latihan baru-baru ini yang melibatkan pembom strategis Amerika Serikat (AS).
“Pembom strategis, yang membawa senjata presisi dan mampu membawa senjata nuklir, terbang sedekat 20 kilometer ke perbatasan kami,” katanya. “Itu merupakan ancaman bagi kami,” imbuhnya.
Pejabat Ukraina dan Barat bulan ini telah menyatakan kekhawatiran bahwa penumpukan militer Rusia di dekat Ukraina dapat menandakan rencana Moskow untuk menyerang tetangga bekas Sovietnya itu. Menteri Luar Negeri NATO memperingatkan Rusia pada hari Selasa bahwa setiap upaya untuk mengacaukan Ukraina akan menjadi kesalahan yang mahal.
Namun Kremlin bersikeras tidak memiliki niat seperti itu dan menuduh Ukraina dan pendukung Baratnya membuat klaim untuk menutupi desain mereka sendiri yang diduga agresif.
Rusia mencaplok Semenanjung Crimea Ukraina pada 2014 setelah presiden yang bersahabat dengan Kremlin digulingkan dari kekuasaan oleh aksi protes massa dan juga mendukung pemberontakan separatis yang pecah di timur Ukraina.
Awal tahun ini, lonjakan pelanggaran gencatan senjata di timur dan konsentrasi pasukan Rusia di dekat Ukraina memicu kekhawatiran perang, tetapi ketegangan mereda ketika Moskow menarik kembali sebagian besar pasukannya setelah manuver pada bulan April.
Penumpukan pasukan Rusia sebelumnya di dekat Ukraina awal tahun ini diikuti oleh pertemuan puncak Putin dengan Presiden AS Joe Biden pada Juni lalu di Jenewa, di mana mereka sepakat untuk meluncurkan dialog tentang stabilitas strategis dan keamanan siber.