Varian Covid Omicron Mungkin Sudah Ada di AS, Segera Menyebar Luas

Minggu, 28 November 2021 - 05:10 WIB
loading...
Varian Covid Omicron...
Petugas medis membawa peralatan ke ambulans di AS. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Varian baru Covid-19 Omicron terdeteksi di Afrika Selatan pada 24 November. WHO menganggapnya sebagai ancaman setelah laporan Omicron dapat ditularkan lebih cepat daripada strain lain, termasuk pada kalangan anak muda, dan dapat kebal terhadap vaksin.

Kasus Omicron telah diidentifikasi di Botswana, Israel, Hong Kong dan beberapa negara Eropa.

“Varian COVID-19 baru, yang berpotensi lebih mudah menyebar dan tahan terhadap sistem kekebalan, mungkin sudah ada di AS,” papar Dr Anthony Fauci, kepala penasihat medis untuk presiden Amerika Serikat (AS) dan direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, pada Sabtu (27/11/2021).



"Kami belum tahu itu, tetapi Anda harus berhati-hati dan berasumsi bahwa itulah masalahnya. Ia juga memiliki banyak mutasi yang menunjukkan bahwa ia dapat menghindari pelindung, misalnya, antibodi monoklonal dan bahkan mungkin plasma pemulihan untuk orang yang telah terinfeksi dan pulih serta mungkin vaksin. Ini semua 'mungkin,' tetapi sarannya sudah cukup," ujar dia dalam wawancara di acara "Weekend TODAY" NBC.



Fauci mencatat, “Mutasi adalah sesuatu yang harus Anda perhatikan dengan sangat cermat dan bersiaplah untuk sesuatu yang serius. Bahkan jika mungkin tidak akan seperti itu," papar dia.



Menurut dia, AS melakukan segala yang mungkin untuk mengendalikan situasi.

“Tahukah Anda, saya tidak akan terkejut jika itu terjadi,” ungkap dia ketika ditanya apakah varian Omicron sudah ada di AS.

“Kita belum mendeteksinya. Tetapi, ketika Anda memiliki virus yang menunjukkan tingkat penularan ini dan Anda sudah memiliki kasus terkait perjalanan yang telah dicatat di Israel dan Belgia serta di tempat lain, ketika Anda memiliki virus seperti ini, hampir selalu akhirnya akan pergi, pada dasarnya, di mana-mana,” tutur dia.

Setelah varian Omicron terdeteksi di Afrika Selatan, banyak negara, termasuk AS, Inggris, Jerman, Belgia, Israel, dan Hong Kong, telah menangguhkan penerbangan ke negara-negara Afrika atau melarang masuk penerbangan dari sana.

"Masalah memblokir perjalanan dari negara tertentu adalah memberi kita waktu untuk menilai lebih baik. Itulah alasannya melakukan itu," ungkap Fauci.

"Tidak ada alasan untuk panik. Tapi kami ingin memberi kita waktu untuk benar-benar mengisi kekosongan dari apa yang tidak kita ketahui saat ini," papar dia.

Sebelumnya pada hari itu, ketua dewan Asosiasi Medis Dunia, Frank Ulrich Montgomery, menyatakan keprihatinannya bahwa jenis virus corona baru mungkin sama berbahayanya dengan virus Ebola, dan sama menularnya dengan varian virus corona Delta.

Pada Jumat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi jenis baru Afrika Selatan sebagai salah satu perhatian, karena berpotensi lebih menular dan berbahaya.

WHO menjulukinya varian Omicron, yang merupakan huruf ke-15 dari alfabet Yunani.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1321 seconds (0.1#10.140)