Kerusuhan Anti-China di Solomon, 100 Toko Milik Warga China Diamuk

Sabtu, 27 November 2021 - 00:44 WIB
loading...
Kerusuhan Anti-China di Solomon, 100 Toko Milik Warga China Diamuk
Toko-toko milik warga China dirusak massa dalam kerusuhan anti-China di Kepulauan Solomon, Kamis (25/11/2021). Foto/REUTERS/Elizabeth Osifelo
A A A
HONIARA - Kerusuhan anti- China melanda kawasan Pecinan atau Chinatown Honiara di Kepulauan Solomon sejakRabu lalu. Sekitar 100 warga Tiongkok minta dievakusi karena lebih dari 100 toko mereka telah diamuk massa.

Selain kawasan Pecinan Honiara, wilayah pusat kota juga menjadi titik kerusuhan anti-Beijing.

"Setidaknya 100 warga negara China di Kepulauan Solomon telah menyatakan keinginan mereka untuk dievakuasi," kata Tan Jingquan, sekretaris Asosiasi China Kepulauan Solomon, kepada Global Times, Jumat (26/11/2021).



Menurut data asosiasi tersebut, ada sekitar 3.000 warga China yang tinggal dan bekerja di Kepulauan Solomon.

Sementara itu, pasukan polisi Australia telah tiba di Honiara atas permintaan pemerintah Perdana Menteri (PM) Manasseh Sogavare guna membantu upaya polisi setempat untuk memulihkan hukum dan ketertiban.

PM Sogvare mengatakan kerusuhan anti-China dihasut oleh asing. Dalam sebuah wawancara dengan saluran berita ABC Australia, dia menolak menyebutkan negara-negara yang dia curigai berada di balik kerusuhan itu.

"Kami tahu siapa mereka," ujarnya tanpa merinci satu pun pihak atau negara yang dicurigai.

Sogavare bersikeras satu-satunya isu nyata yang menyebabkan adegan kacau sejak hari Kamis adalah hubungan Kepulauan Solomon yang lebih dekat dengan China. Dia menolak sebagai tangensial semua keluhan lainnya—seperti dugaan kegagalan pemerintah pusat untuk menyediakan infrastruktur ke wilayah tersebut—yang dituntut oleh pengunjuk rasa, yang sebagian besar berasal dari Provinsi Malaita.

PM Sogavare mengatakan dia mendukung keputusannya pada tahun 2019 untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan demi China, yang mengangkat lebih dari beberapa alis di Provinsi Malaita.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2000 seconds (0.1#10.140)