Situs-situs Iran Diretas, Tampilkan Ucapan Matilah Khamenei
loading...
A
A
A
TEHERAN - Sejumlah situs web Iran diretas dengan tampilan situs berisi ucapan "Matilah Khamenei-salam untuk Rajavi". Beberapa situs yang terpengaruh dengan cepat menghapus tampilan itu.
Pesan yang ditinggalkan peretas itu merujuk kepada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan pemimpin Mujahidin Rakyat Iran (MEK) Maryam Rajavi—pemimpin sebuah kelompok oposisi yang berusaha menggulingkan rezim Republik Islam Iran.
Situs web yang terkena dampak peretasan termasuk situs Kementerian Kehakiman, Pusat Urusan Masjid, Pusat Penelitian Komputer Ilmu Pengetahuan Islam dan situs web Ahmad Alamolhoda, seorang ulama senior dan pemimpin shalat Jumat di kota Mashhad.
Serangan siber itu dilaporkan dilakukan oleh elemen siber MEK. Ali Ranjbaran, direktur situs Alamolhoda, mengatakan kepada kantor berita IRNA, Kamis (25/11/2021), bahwa MEK berulang kali mengancam dan menghina Alamolhoda.
Peretasan itu juga terjadi hanya beberapa hari setelah maskapai Iran Mahan Air terkena serangan siber dan kelompok peretas "Hooshyarane Vatan" mengaku bertanggung jawab, menuduh bahwa mereka telah memperoleh dokumen yang menghubungkan maskapai itu dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Pesan yang ditinggalkan peretas itu merujuk kepada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan pemimpin Mujahidin Rakyat Iran (MEK) Maryam Rajavi—pemimpin sebuah kelompok oposisi yang berusaha menggulingkan rezim Republik Islam Iran.
Situs web yang terkena dampak peretasan termasuk situs Kementerian Kehakiman, Pusat Urusan Masjid, Pusat Penelitian Komputer Ilmu Pengetahuan Islam dan situs web Ahmad Alamolhoda, seorang ulama senior dan pemimpin shalat Jumat di kota Mashhad.
Serangan siber itu dilaporkan dilakukan oleh elemen siber MEK. Ali Ranjbaran, direktur situs Alamolhoda, mengatakan kepada kantor berita IRNA, Kamis (25/11/2021), bahwa MEK berulang kali mengancam dan menghina Alamolhoda.
Peretasan itu juga terjadi hanya beberapa hari setelah maskapai Iran Mahan Air terkena serangan siber dan kelompok peretas "Hooshyarane Vatan" mengaku bertanggung jawab, menuduh bahwa mereka telah memperoleh dokumen yang menghubungkan maskapai itu dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
(min)