Mainkan Isu Perang Taiwan, Oposisi: Pemerintah Australia Gunakan Taktik Berbahaya

Selasa, 23 November 2021 - 15:10 WIB
loading...
Mainkan Isu Perang Taiwan, Oposisi: Pemerintah Australia Gunakan Taktik Berbahaya
Kelompok oposisi mengkritik pemerintahan PM Australia Scott Morrison karena menggunakan taktik berbahaya karena memainkan isu perang Taiwan jelang pemilu. Foto/Reuters
A A A
CANBERRA - Pemerintah Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison menerapkan "taktik pemilu berbahaya" dengan komentarnya tentang bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam perang apa pun atas Taiwan . Hal itu diungkapkan juru bicara urusan luar negeri partai oposisi.

Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton awal bulan ini mengatakan tidak terbayangkan bahwa Canberra tidak akan bergabung dengan AS dalam aksi militer jika China menyerang Taiwan. Pulau yang diperintah secara demokratis itu dipandang Beijing sebagai provinsi yang bandel.



Juru bicara urusan luar negeri untuk partai oposisi Partai Buruh, Penny Wong, mengatakan komentar Dutton adalah bagian dari strategi pemerintah untuk pemilihan umum yang harus dilakukan sebelum Mei 2022.

"Meningkatkan prospek perang melawan negara adidaya adalah taktik pemilu paling berbahaya dalam sejarah Australia - taktik yang digunakan oleh politisi yang tidak bertanggung jawab yang sangat ingin mempertahankan kekuasaan dengan cara apa pun," kata Wong dalam pidatonya di Australian National University seperti dikutip dari Reuters Selasa (23/11/2021).

Wong mengatakan Taiwan adalah risiko terbesar bagi stabilitas di kawasan Indo-Pasifik, dan konflik apa pun di sana akan menjadi bencana bagi kemanusiaan.

Wong mengatakan pemerintah Morrison dalam beberapa pekan terakhir berusaha menggambarkan Partai Buruh sebagai pro-China.



Hubungan dengan China, yang sudah goyah setelah Australia melarang Huawei dari jaringan broadband 5G yang baru lahir pada 2018, semakin dingin setelah Canberra pada 2020 menyerukan penyelidikan independen terhadap asal usul pandemi virus Corona, yang pertama kali dilaporkan di China tengah pada 2019.

China meresponsnya dengan mengenakan tarif pada komoditas Australia, termasuk anggur dan jelai serta impor terbatas daging sapi, batu bara, dan anggur Australia, langkah yang digambarkan oleh AS sebagai "pemaksaan ekonomi".
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1325 seconds (0.1#10.140)