Kembali Duduki Kursi PM, Hamdok Janjikan Jalan Menuju Demokrasi

Selasa, 23 November 2021 - 02:45 WIB
loading...
Kembali Duduki Kursi...
Kembali Duduki Kursi PM, Hamdok Janjikan Jalan Menuju Demokrasi. FOTO/Reuters
A A A
KHARTOUM - Perdana Menteri Sudan yang baru diangkat kembali, Abdalla Hamdok berjanji untuk memperkenalkan "pemerintah teknokratis" yang terdiri dari para profesional berkualitas yang akan memimpin negara itu di jalan menuju demokrasi. Janji itu dilontarkan Hamdok hampir sebulan setelah kudeta militer melanda Sudan.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Al Jazeera, Senin (22/11/2021), Hamdok – yang digulingkan oleh militer pada 25 Oktober tetapi diangkat kembali sebagai Perdana Menteri sementara setelah menandatangani kesepakatan pada hari Minggu dengan Jenderal tertinggi Sudan, Abdel Fattah al-Burhan untuk memulihkan transisi ke pemerintahan sipil – mengatakan pemerintah baru akan merdeka.



Hamdok mengatakan, kabinet yang saat ini sedang dibentuk akan fokus pada pembentukan konferensi konstitusi dan pemilihan umum pada Juni 2023. Langkah ini diambil untuk menyelesaikan transisi menuju demokrasi dan kewajiban terkaitnya.

“Anda semua tahu bahwa (mengadakan) pemilihan akan membutuhkan setidaknya satu tahun penuh, dan itu mungkin berlangsung selama satu setengah tahun,” katanya, beberapa jam setelah dia menandatangani perjanjian politik dengan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan.

Hamdok telah berada di bawah tahanan rumah oleh militer selama berminggu-minggu. Militer juga membubarkan kabinetnya dan menangkap sejumlah warga sipil yang memegang posisi teratas di bawah kesepakatan pembagian kekuasaan yang disepakati setelah penggulingan populer penguasa lama Omar al-Bashir pada 2019.



Kesepakatan 14 poin antara Hamdok dan militer, yang ditandatangani di istana presiden di Khartoum pada hari Minggu, juga memberikan pembebasan semua tahanan politik yang ditahan selama kudeta dan menetapkan bahwa deklarasi konstitusional 2019 menjadi dasar untuk transisi politik, menurut rincian yang dibacakan di televisi pemerintah.

Kudeta tersebut menuai kecaman internasional. Orang-orang Sudan telah turun ke jalan secara massal sejak pengambilalihan militer, yang menjungkirbalikkan transisi rapuh negara itu menuju demokrasi. Setidaknya 41 orang telah tewas dalam konfrontasi dengan polisi sejak kudeta, karena pasukan keamanan kadang-kadang menggunakan peluru tajam untuk membubarkan demonstran anti-kudeta.



Hamdok berjanji untuk meluncurkan penyelidikan independen atas pembunuhan dan pelanggaran yang dilakukan, dan mengatakan kesepakatan itu ditandatangani untuk "menghindari pertumpahan darah lebih lanjut".

Hamdok juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa perjanjian tersebut memastikan Perdana Menteri memiliki “kekuatan dan wewenang” untuk membentuk pemerintahan yang independen dan teknokratis dalam “kebebasan mutlak dan tanpa tekanan apa pun”.

Namun, masih belum jelas berapa banyak kekuatan yang akan dipegang oleh pemerintah yang akan datang. Pengangkatan menteri cabinet sendiri harus disetujui oleh Dewan Berdaulat, yang dipimpin oleh al-Burhan.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Profil Ibrahim Traore,...
Profil Ibrahim Traore, Penguasa Burkina Faso yang Disebut Bakal Gratiskan Pendidikan SD hingga Kuliah
Siapa Brice Oligui Nguema?...
Siapa Brice Oligui Nguema? Presiden Terpilih Gabon yang Berani Menasionalisasi Aset Asing
4 Alasan Neokolonialisme...
4 Alasan Neokolonialisme Barat di Afrika Hancur, Salah Satunya Membeli Uranium dengan Harga Murah
Tentara Sudan Kuasai...
Tentara Sudan Kuasai Istana Kepresidenan, Pemberontak Masih Tebar Ancaman
Militer Sudan Kuasai...
Militer Sudan Kuasai Istana Presiden di Khartoum
AS dan Israel Ingin...
AS dan Israel Ingin Pindahkan Paksa Warga Gaza ke 3 Negara Afrika Timur
Tentara Prancis Mulai...
Tentara Prancis Mulai Hengkang dari Senegal, Negara Bekas Jajahannya
Situasi Kashmir Pasca...
Situasi Kashmir Pasca Serangan Militan, Lokasi Wisata Kembali Dibuka dan Penjagaan Diperketat
Tegang! Pasukan Pakistan...
Tegang! Pasukan Pakistan dan India Baku Tembak di Perbatasan Kashmir
Rekomendasi
8 Tuntutan Forum Purnawirawan...
8 Tuntutan Forum Purnawirawan TNI, Mendorong Reshuffle hingga Pergantian Wapres
7 Film Indonesia Terlaris...
7 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Tahun, Nomor 1 Tembus 10 Juta Penonton
Warna Motor Royal Enfield...
Warna Motor Royal Enfield Ridwan Kamil yang Disita KPK Beda dengan di LHKPN
Berita Terkini
Kekuatan Militer Kamboja,...
Kekuatan Militer Kamboja, Kecil tapi Tak Bisa Diremehkan
23 menit yang lalu
Krimea Masuk Wilayah...
Krimea Masuk Wilayah Ukraina atau Rusia? Sejarah Panjang Sejak Era Ottoman hingga Kini
1 jam yang lalu
Paus Fransiskus Dimakamkan...
Paus Fransiskus Dimakamkan Besok, Jet Tempur dan Sniper Dikerahkan
1 jam yang lalu
Trump Tegaskan Universitas...
Trump Tegaskan Universitas Harvard Ancaman bagi Demokrasi
1 jam yang lalu
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer AS vs China 2025, Dua Superpower yang Berseteru
1 jam yang lalu
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs Rusia di Dunia: Sama-sama Raksasa Nuklir, Siapa Lebih Kuat?
2 jam yang lalu
Infografis
Dewan Penasihat Danantara...
Dewan Penasihat Danantara Diisi Tokoh Asing, Ada Mantan PM Thailand
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved