Prancis Berhasil Habisi Pemimpin Al-Qaeda Afrika Utara

Sabtu, 06 Juni 2020 - 10:18 WIB
loading...
Prancis Berhasil Habisi...
Pemimpin al-Qaeda di Afrika utara, Abdelmalek Droukdel, tewas dalam sebuah operasi yang dilakukan Prancis di Mali. Foto/BBC
A A A
BAMAKO - Prancis mengatakan telah membunuh pemimpin al-Qaeda di Afrika utara, Abdelmalek Droukdel, dalam sebuah operasi di Mali.

Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly mengatakan, Droukdel bersama dengan anggota lingkaran dalamnya telah tewas di utara negara itu pada hari Rabu lalu.

Pasukan Perancis juga telah menangkap seorang komandan kelompok Negara Islam (IS dulu ISIS) senior di Mali dalam sebuah operasi pada bulan Mei.

"Operasi yang berani telah memberikan pukulan telak kepada kelompok-kelompok teroris," katanya seperti dikutip dari BBC, Sabtu (6/6/2020).

"Pasukan kami, bekerja sama dengan mitra mereka di Sahel, akan terus memburu mereka tanpa henti," katanya.

Sebagai kepala al-Qaeda in Islamic Maghreb (AQIM), Droukdel bertanggung jawab atas semua afiliasi di Afrika utara dan juga memimpin afiliasi al-Qaeda di wilayah Sahel, Jamaat Nusrat al-Islam wal-Muslimin (JNIM).

Di bawah kepemimpinannya AQIM melakukan banyak serangan mematikan, termasuk serangan pada tahun 2016 di sebuah hotel di Ibu Kota Burkina Faso, Ouagadougou, yang menewaskan 30 orang dan 150 lainnya luka-luka.

Pada 2012 dia dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Aljazair dalam persidangan in absentia karena pembunuhan, keanggotaan organisasi teroris dan serangan menggunakan bahan peledak.

Ia juga terkait dengan tiga serangan bom di ibukota Aljazair pada April 2007 yang menewaskan 22 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya.

Jihadis veteran Aljazair ini adalah salah satu komandan paling terkenal di wilayah Afrika-Sahara utara, melakukan kampanye kekerasan pertama di Aljazair kemudian melawan pasukan Prancis dan pasukan lainnya di Mali.

Menurut Dewan Keamanan PBB, yang memberikan sanksi kepadanya pada 2007, Droukdel adalah seorang ahli bahan peledak yang membuat perangkat yang menewaskan ratusan warga sipil di tempat-tempat umum. Sebagai pemimpin AQIM ia berperan penting dalam penculikan warga lokal dan Barat dalam serangan sejauh Tunisia, Niger, dan Mali.

Menurut pemerintah Prancis dia juga membantu kelompok itu memperluas wilayah kegiatannya jauh ke Mali di mana dia menemui ajalnya.

Sementara itu komandan kelompok IS yang tertangkap adalah Mohamed Mrabat.

"Mohamed Mrabat seorang veteran jihad dan memiliki peran senior di Negara Islam dalam kelompok Sahara Besar (ISGS)," kata Parly.

"Dia ditangkap pada 19 Mei," tambahnya.

Pada 7 Mei IS mengungkapkan bahwa gerilyawannya terlibat dalam bentrokan sengit dengan Al-Qaeda di Mali dan Burkina Faso. Mereka menuduh JNIM menyerang posisinya, memblokir pasokan bahan bakar dan menahan pendukung IS.

ISGS dengan cepat mendirikan pijakan di negara-negara Sahel setelah mengumumkan kehadirannya pada Maret tahun lalu.

Kelompok-kelompok jihad biasanya dengan cepat mengumumkan pengganti pemimpin yang terbunuh atau ditangkap, tetapi di Afrika utara ada tanda-tanda meningkatnya ketegangan antara Al-Qaeda dan saingannya yang lebih baru, Negara Islam dan afiliasinya.

Ribuan tentara Prancis telah dikerahkan di Mali sejak 2013.

Prancis terlibat setelah militan Islam menguasai bagian utara. Dengan bantuan Prancis, tentara Mali telah merebut kembali wilayah itu, tetapi rasa tidak aman terus berlanjut dan kekerasan telah menyebar ke negara-negara tetangga.

Lebih dari 5.000 tentara Prancis telah bertugas sebagai bagian dari Operasi Barkhane untuk mendukung pasukan Mali, Mauritania, Niger, Burkina Faso, dan Chad.

Namun mereka menghadapi pemberontakan yang terus meningkat oleh kelompok-kelompok jihadis, yang telah secara signifikan meningkatkan serangan mereka di negara-negara Sahel sejak tahun lalu.
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Tokoh Sayap Kanan Prancis...
Tokoh Sayap Kanan Prancis Le Pen Dijatuhi Hukuman 4 Tahun Penjara
2 Negara Anggota NATO...
2 Negara Anggota NATO Akan Kerahkan Jet Tempur dan Kapal Perang ke Ukraina
Pesawat Air France Terbang...
Pesawat Air France Terbang ke Karibia Putar Balik Hanya karena Penumpang Kehilangan Ponsel
6 Fakta Senjata Nuklir...
6 Fakta Senjata Nuklir Prancis, Kekuatan yang Akan Payungi Eropa dari Invasi Rusia
Prancis Kerahkan Pesawat...
Prancis Kerahkan Pesawat Bersenjata Nuklir ke Perbatasan Jerman, Ini Pemicu Utamanya
5 Negara yang Dikuasai...
5 Negara yang Dikuasai Militer, Nomor 4 Tetangga Indonesia
AS Diminta Kembalikan...
AS Diminta Kembalikan Patung Liberty ke Prancis, Ini Respons Menohok Gedung Putih
Trump Ancam Mengebom...
Trump Ancam Mengebom Iran Jika Teheran Tak Sepakati Perjanjian Nuklir
Luncurkan Kapal Selam...
Luncurkan Kapal Selam Pembawa Rudal Zircon, Putin: AL Rusia yang Terkuat!
Rekomendasi
Siasat Raden Wijaya...
Siasat Raden Wijaya Pukul Mundur Pasukan Tartar Mongol yang Dikenal Tangguh
Hasil Kinerja BCAP 2024,...
Hasil Kinerja BCAP 2024, Laba Bersih Melesat hingga 62,5%
Kompak Turun, Ini Harga...
Kompak Turun, Ini Harga BBM Terbaru Pertamina, Shell, Vivo dan BP per 1 April
Berita Terkini
Trump akan Berkunjung...
Trump akan Berkunjung ke Arab Saudi pada Pertengahan Mei
33 menit yang lalu
Brigade Al-Qassam Gelar...
Brigade Al-Qassam Gelar Operasi Pertama, Israel Bunuh 1.000 Orang Sejak Perang Kembali Pecah
1 jam yang lalu
Tokoh Sayap Kanan Prancis...
Tokoh Sayap Kanan Prancis Le Pen Dijatuhi Hukuman 4 Tahun Penjara
2 jam yang lalu
Anggota Parlemen Iran...
Anggota Parlemen Iran Serukan Teheran Memiliki Senjata Nuklir
3 jam yang lalu
2 Negara Anggota NATO...
2 Negara Anggota NATO Akan Kerahkan Jet Tempur dan Kapal Perang ke Ukraina
7 jam yang lalu
Serangan Rudal AS Hancurkan...
Serangan Rudal AS Hancurkan Masjid di Yaman
12 jam yang lalu
Infografis
Pemimpin Chechnya Bersumpah...
Pemimpin Chechnya Bersumpah Hadapi Negara Pembakar Al-Quran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved